Nilai-nilai Perawat yang Dominan dalam Perawatan di Ruangan IRNA D RSUD Dumai

(1)

NILAI-NILAI PERAWAT YANG DOMINAN DALAM PERAWATAN

DI RUANGAN IRNA D RSUD DUMAI

PROVINSI RIAU

...

SKRIPSI

MELIZA SAHYENTI 111121112

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

(3)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayat bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Nilai-nilai Perawat yang Dominan dalam Perawatan di Ruangan IRNA D RSUD Dumai”.

Penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan. Selama proses pembuatan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, PhD selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa menyediakan waktu, masukan, dan saran yang berharga bagi saya dalam penulisan penelitian ini. Dan selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu-ilmu penelitian kualitatif selama membimbing saya serta dari seminar dan workshop yang saya ikuti. 4. Ibu Lufthiani S.Kep, NS, M.Kes selaku dosen pembimbing akademik yang

terus menanyakan dan memberikan motivasi serta saran untuk saya menyelesaikan penelitian ini.


(4)

5. Ibu Diah Arruum, S.Kep, Ns, M.Kep dan Bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes selaku dosen penguji sidang atas saran dan masukan untuk penelitian ini. 6. Bapak dr. Syaiful sebagai direktur Rumah Sakit Umum Derah Dumai dan Ibu

Sriwati Nurlinda, Amd.Keb selaku Kepala Instalasi Diklat Rumah Sakit Umum Daerah Dumai.

7. Ibu Sartika, Amd.Keb selaku Kepala Instalasi IRNA D RSUD Dumai, Ibu Gennyta Syafril, S.Kep, Ns selaku Kepala Ruangan IRNA D RSUD Dumai, Bapak Daniel Siahaan, S.Kep, Ns selaku Clinical Instruction IRNA D RSUD Dumai, dan perawat-perawat IRNA D RSUD Dumai baik yang bersedia menjadi partisipan maupun bukan : Kak Meza, Bang Trio, Bang Farid, Kak Ropianti, Kak Lince, Bang Isnaini, Sandra, Kak Fatmawati, Kak Tijan, Kak Lisa, Kak Oriza, Bang Syafronie, Kak Fatimah, Kak Maryati, Bang Agus, dan Endang. Terimakasih atas kerjasama dan kesediaan untuk diwawancari dan atas keramahan teman-teman sejawat.

8. Kedua orang tua Ibunda Herlina dan Ayahanda Muslim Abdullah, saudara laki-laki saya Abangda Fadly Sahenda, dan Adinda Rahman Kurnanda yang terus memberi semangat dan dukungan untuk berjuang menyelesaikan penelitian ini.

9. Iqbal Syahputra yang terus menemani dan menyemangati. Terimakasih atas waktu, semangat, perhatian dan terus menanyakan kapan penelitian ini siap. 10.Teman-teman yang selalu membantu dalam memberikan saran selama


(5)

Teman-teman sejawat imel, kak ayu, febri, kak nova, kak retna, rika, nita, dan anoel yang selalu menjadi teman diskusi tentang penelitian ini.

11.Dan semua orang – orang yang sudah terlibat dalam penyusunan penelitian ini, namun namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, dan akan selalu tersimpan di hati penulis, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka, Amin.

Medan, Februari 2013 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul Lembar Pengesahan

Prakata ... i

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vi

Lampiran... vii

Abstrak... viii

Bab I. Pendahuluan ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Hasil Penelitian ... 6

Bab II. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Nilai-Nilai Keperawatan ... 8

1.1 Definisi Nilai ... 8

1.2 Pengertian Nilai-nilai Perawat ... 9

1.3 Pembentukan Nilai ... 9

1.4 Nilai dalam Keperawatan Profesional ... 12

1.5 Klarifikasi Nilai ... 16

1.6 Tantangan Nilai dalam Keperawatan ... 17

2. Penelitian Kualitatif ... 19

2.1 Definisi Penelitian Kualitatif ... 19

2.2 Tujuan Penelitian Kualitatif ... 19

2.3 Tipe Desain Penelitian Kualitatif ... 20

2.4 Analisa Data Kualitatif ... 24

2.6 Validitas Data Kualitatif ... 25

Bab III. Metode Penelitian ... 28


(7)

3.3 Partisipan Penelitian ... 28

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.5 Pertimbangan Etik ... 29

3.6 Instrumen Penelitian ... 30

3.7 Pengumpulan Data ... 31

3.8 Analisa Data ... 33

3.9 Tingkat Kepercayaan Data ... 34

Bab IV. Hasil dan Pembahasan... 37

1. Hasil Penelitian ... 37

1.1Profil BLUD RSUD Dumai ... 37

1.2Karakteristik Partisipan ... 39

1.3Deskripsi Nilai-nilai Personal dan Profesional Perawat yang Dominan di Ruang IRNA D RSUD Dumai ... 40

1.4Hasil Observasi ... 49

2. Pembahasan Penelitian ... 52

2.1Nilai Personal Perawat yang Dominan di Ruang IRNA D RSUD Dumai ... 52

2.2Nilai Profesional Perawat yang Dominan di Ruang IRNA D RSUD Dumai ... 55

Bab V. Kesimpulan dan Rekomendasi ... 62

1. Kesimpulan ... 62

2. Rekomendasi ... 62

2.1Rekomendasi Penelitian ... 63

2.2Rekomendasi Rumah Sakit ... 63

2.3Pendidikan Keperawatan ... 64

Daftar Pustaka ... 65 Lampiran-lampiran


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Karakteristik Partisipan 42


(9)

LAMPIRAN-LAMPIRAN PENELITIAN

1. Inform Consent

2. Kuesioner Data Demografi 3. Panduan Wawancara 4. Lembar Observasi

5. Transkip wawancara partisipan 1-7

6. Surat Izin Penelitian dari Dekan Fakultas Keperawatan USU 7. Surat Izin Penelitian dari Diklat RSUD Dumai

8. Surat Selesai Penelitian dari Diklat RSUD Dumai 9. Riwayat Hidup Peneliti


(10)

Title : The Dominant Values in Nursing at IRNA D room of Dumai Hospital Province of Riau

Name : Meliza Sahyenti NIM : 111121112 Program : S1 of Nursing Year : 2013

ABSTRACT

Values in nursing is something which is precious and beliefs held by a nurse in accordance with the demands of conscience. It becomes culturally and inherent in nursing. The purposes of this study were to examine, discuss and describe the dominant values in nursing at IRNA D room of Dumai Hospital. This study used Case Studies of Descriptive design by the number of participants were 7 participants that selected by using Purposive Sampling method. The data recorded using a tape recorder. The data analysis was done content analysis and software Weft-QDA. The results are grounped into two themes is the dominant personal values in nursing at IRNA D room of Dumai Hospital: discipline, hardwork, concede, and honestly. The second theme is the professional values in nursing at IRNA D room of Dumai Hospital: communication, keep privacy of patient, not discriminate to patient, mutual help in colleague, responsibility to chore, care to another people, and commend pluralism in colleague. Researcher recommends to the hospital to deliver training and provide opportunities for continuing education for nurses to get better understand on the concept of value in nursing, both personal values and professional values in nursing.


(11)

Judul : Nilai-nilai Perawat yang Dominan dalam Perawatan di Ruangan IRNA D RSUD Dumai Provinsi Riau.

Nama Mahasiswa : Meliza Sahyenti

NIM : 111121112

Program : S1 Keperawatan

Tahun : 2013

ABSTRAK

Nilai keperawatan merupakan sesuatu yang berharga dan keyakinan yang dipegang oleh seorang perawat sesuai dengan tuntutan hati nuraninya yang kemudian menjadi budaya dan melekat pada diri perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji, membahas dan mendeskripsikan nilai-nilai perawat yang dominan di ruangan IRNA D RSUD Dumai. Penelitian ini menggunakan desain case studies descriptive dengan jumlah partisipan tujuh partisipan yang telah dipilih dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner data demografi, observasi, dan wawancara mendalam serta direkam dengan menggunakan alat perekam. Analisa data dilakukan dengan content analysis dan software weft-QDA. Hasil penelitian dikelompokkan menjadi dua tema yaitu nilai personal perawat yang dominan dalam perawatan di ruangan IRNA D RSUD Dumai dengan subtema kedisiplinan, mengalah, bekerja keras, dan kejujuran. Tema yang kedua nilai profesional perawat yang dominan dalam perawatan di ruangan IRNA D RSUD Dumai dengan sub tema komunikasi, menjaga rahasia pasien, tidak membeda-bedakan pasien, saling menolong antar teman sejawat, bertanggung jawab terhadap tugas, memberikan perhatian kepada orang lain, dan menghargai pluralisme antar teman sejawat. Peneliti merekomendasikan kepada rumah sakit untuk memberikan pelatihan-pelatihan dan memberikan kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan agar perawat lebih memahami konsep nilai dalam keperawatan, baik nilai personal maupun nilai profesional perawat.

Kata kunci: case studies descriptive, nilai personal perawat, nilai profesional


(12)

Title : The Dominant Values in Nursing at IRNA D room of Dumai Hospital Province of Riau

Name : Meliza Sahyenti NIM : 111121112 Program : S1 of Nursing Year : 2013

ABSTRACT

Values in nursing is something which is precious and beliefs held by a nurse in accordance with the demands of conscience. It becomes culturally and inherent in nursing. The purposes of this study were to examine, discuss and describe the dominant values in nursing at IRNA D room of Dumai Hospital. This study used Case Studies of Descriptive design by the number of participants were 7 participants that selected by using Purposive Sampling method. The data recorded using a tape recorder. The data analysis was done content analysis and software Weft-QDA. The results are grounped into two themes is the dominant personal values in nursing at IRNA D room of Dumai Hospital: discipline, hardwork, concede, and honestly. The second theme is the professional values in nursing at IRNA D room of Dumai Hospital: communication, keep privacy of patient, not discriminate to patient, mutual help in colleague, responsibility to chore, care to another people, and commend pluralism in colleague. Researcher recommends to the hospital to deliver training and provide opportunities for continuing education for nurses to get better understand on the concept of value in nursing, both personal values and professional values in nursing.


(13)

Judul : Nilai-nilai Perawat yang Dominan dalam Perawatan di Ruangan IRNA D RSUD Dumai Provinsi Riau.

Nama Mahasiswa : Meliza Sahyenti

NIM : 111121112

Program : S1 Keperawatan

Tahun : 2013

ABSTRAK

Nilai keperawatan merupakan sesuatu yang berharga dan keyakinan yang dipegang oleh seorang perawat sesuai dengan tuntutan hati nuraninya yang kemudian menjadi budaya dan melekat pada diri perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji, membahas dan mendeskripsikan nilai-nilai perawat yang dominan di ruangan IRNA D RSUD Dumai. Penelitian ini menggunakan desain case studies descriptive dengan jumlah partisipan tujuh partisipan yang telah dipilih dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner data demografi, observasi, dan wawancara mendalam serta direkam dengan menggunakan alat perekam. Analisa data dilakukan dengan content analysis dan software weft-QDA. Hasil penelitian dikelompokkan menjadi dua tema yaitu nilai personal perawat yang dominan dalam perawatan di ruangan IRNA D RSUD Dumai dengan subtema kedisiplinan, mengalah, bekerja keras, dan kejujuran. Tema yang kedua nilai profesional perawat yang dominan dalam perawatan di ruangan IRNA D RSUD Dumai dengan sub tema komunikasi, menjaga rahasia pasien, tidak membeda-bedakan pasien, saling menolong antar teman sejawat, bertanggung jawab terhadap tugas, memberikan perhatian kepada orang lain, dan menghargai pluralisme antar teman sejawat. Peneliti merekomendasikan kepada rumah sakit untuk memberikan pelatihan-pelatihan dan memberikan kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan agar perawat lebih memahami konsep nilai dalam keperawatan, baik nilai personal maupun nilai profesional perawat.

Kata kunci: case studies descriptive, nilai personal perawat, nilai profesional


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Nilai adalah keyakinan terhadap suatu ide, tingkah laku, kebiasaan atau objek yang menyusun suatu standar yang mempengaruhi tingkah laku (Rokeach, 1973 dalam Potter & Perry, 2005). Nilai menjadi dasar untuk melakukan tindakan dan kemudian tindakan itu menjadi suatu standar atas tindakan yang selanjutnya, pengembangan dan mempertahankan sikap terhadap objek-objek, penilaian moral pada diri sendiri dan orang lain serta menjadi suatu perbandingan diri dengan orang lain. Maka orang yang telah memiliki nilai tertentu akan dipilih, ditafsirkan, dibenarkan dan diutamakan lebih tinggi dari yang lain (Potter & Perry, 2005).

Ismani (2001) mengartikan nilai-nilai perawat secara umum yaitu sesuatu yang berharga dan keyakinan yang dipegang oleh seorang perawat sesuai dengan tuntutan hati nuraninya yang kemudian menjadi budaya dan melekat pada diri perawat. Seperti yang dinyatakan oleh Horton, Tschudin, dan Forget (2007) nilai perawat secara umum dipengaruhi oleh perbedaan budaya, globalisasi dan majunya teknologi dan obat-obatan. Maka nilai yang dianut perawat tersebut berasal dari komponen kognitif, selektif, afektif dan tindakannya (Uustal, 1992 dalam Potter & Perry, 2005). Dimana seorang perawat dalam berpikir, memilih, merasa, dan bertindak berdasarkan kepentingan nilai pribadinya.

Potter dan Perry (2005) membagi nilai-nilai perawat menjadi nilai personal dan perofesional. Nilai personal perawat adalah seperangkat keyakinan dan


(15)

sikap-sikap pribadi perawat tentang kebenaran, keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek, dan perilaku yang berorientasi pada tindakan, pemberian arah serta makna pada kehidupannya (Simon, 1973 dalam Ismani, 2001). Nilai personal bersifat pribadi, berdasarkan pengalaman pribadi akan membentuk dasar perilaku nyata dan konsisten. Nilai personal perawat tersebut merefleksikan kebutuhan personal, budaya dan pengaruh sosial, serta hubungan dengan orang tertentu. Nilai-nilai yang ditanamkan kepada seorang perawat oleh lingkungannya itu membentuk cara pandang dan sikap hidupnya. Sikap hidup itu tampak secara nyata dalam perilaku sebagai kebiasaan. Kebiasaan dalam nilai-nilai itu menumbuhkan tabiat. Tabiat memancarkan tindakan dan perbuatan melalui kemauan (Tarmizi, 2003).

Fungsi nilai personal seorang perawat yaitu dalam melaksanakan asuhan keperawatan, selain menggunakan ilmu keperawatan yang mereka miliki, juga diperkuat oleh nilai yang ada dalam diri mereka. Sehingga perawat dapat membantu pasien untuk mendapatkan pola tindakan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada pada mereka (Ismani, 2001). Menurut Cheng (2011) dari pengakuan staff perawat di China terhadap nilai kerjanya termasuk tinggi. Lama kerja, usia, dan pembagian kerja perawat mempengaruhi nilai-nilai personal mereka. Tetapi riwayat pendidikan hanya sedikit mempengaruhi hasil kerja perawat tersebut.

Pengertian diatas menunjukkan bahwa nilai-nilai individu bersifat personal, sedangkan kode etik yang berasal dari profesi atau masyarakat maka menetapkan perawat juga memiliki nilai perofesionalnya. Karena nilai memberikan identitas,


(16)

mempengaruhi tindakan dan mempertahankan apa yang bermanfaat bagi perawat dan layanannya, maka profesi perawat memiliki nilai yang sama kuat dengan nilai yang mendasarinya. Nilai profesional perawat berfungsi sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat atau pasien. Nilai perawat yang paling fundamental adalah perawatan (pemberian asuhan keperawatan). Perlindungan atau advokasi klien juga berkembang sebagai nilai keperawatan primer.

Potter dan Perry (2005) menerbitkan hasil kerja yang disusun untuk mengidentifikasi pengetahuan esensial, keterampilan dan nilai yang dibutuhkan dalam keperawatan. Projek tersebut menghasilkan konsensus diantara para profesional keperawatan diseluruh Amerika yang merekomendasikan tujuh nilai esensial bagi perawat profesional, yang meliputi altruisme, persamaan, estetika, kebebasan, harga diri manusia, keadilan dan kebenaran. Berdasarkan hasil riset Shih (2009) bahwa nilai profesional perawat yang paling penting menurut persepsi perawat di Taiwan telah diidentifikasi nilai-nilai tersebut baik altruisme, persamaan, estetika, kebebasan, harga diri manusia, keadilan dan kebenaran bermanfaat untuk masyarakat, diri perawat, antar disiplin ilmu dan praktik klinik. Kesadaran perawat terhadap nilai mereka dan bagaimana nilai tersebut mempengaruhi tingkah laku mereka adalah bagian sifat dasar dari humanistik care perawat. Perawat pendidik membutuhkan pengembangan strategi yang lebih baik untuk refleksi dan integrasi dari nilai dan filosofi personal dan profesionalnya.

Kota Dumai merupakan sebuah kota kecil yang mana disini terdapat 1 RSUD dan 1 RS Swasta. RSUD Dumai merupakan rumah sakit umum daerah tipe C non pendidikan. Terletak di Kecamatan Timur kota Dumai tepat


(17)

ditengah-tengah kota Dumai. Sebagai sebuah rumah sakit umum, maka dalam menjalankan pelayanannya RSUD Dumai ini mengemban visi dan misi. Adapun visi RSUD Dumai yaitu menjadi rumah sakit yang terunggul dipantai timur sumatera yang modren dengan nuansa melayu. Dan adapun misinya yaitu pertama menerapkan sendi-sendi pelayanan prima, kedua meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia, ketiga meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana, keempat memantapkan fungsi managerial yang akuntabel dan transparan berbasis teknologi informasi. Berdasarkan hasil wawancara sementara peneliti dengan salah satu kepala instalasi RSUD Dumai mengenai perkembangan RSUD Dumai cukup baik dari segi pelayanan dan asuhan keperawatannya.

Ruangan IRNA D RSUD Dumai adalah ruangan rawat inap pasien-pasien dengan penyakit HIV/AIDS, TBC, DM dan penyakit dalam lainnya. Sewaktu-waktu ruangan tersebut dijadikan ruangan isolasi seperti flu burung ataupun flu babi dimana perawat-perawatnya mempunyai keahlian dalam memberikan perawatan terhadap pasien-pasiennya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala ruangan IRNA D RSUD Dumai bahwa ruang IRNA D memiliki pasien dengan penyakit-penyakit infeksi dan menular yang memerlukan perawatan yang lama dan berkelanjutan, maka perawat diruangan IRNA D memiliki keahlian dalam memberikan perawatan kepada pasien. Seperti keahlian dalam penangan pasien HIV/AIDS, TBC, DM, Efusi Pleura, Flu burung dan penyakit infeksi lainnya.

Jumlah pasien di IRNA D Bulan Juli 2012 yaitu 120 pasien. Dan jumlah perawat di Ruang IRNA D RSUD Dumai 15 orang. Dengan jumlah tempat tidur


(18)

22 tempat tidur. Moto yang dianut perawat Ruang IRNA D RSUD Dumai yaitu memberantas penyakit TBC dan memberhentikan HIV/AIDS. Dan visi misi Ruang IRNA D RSUD Dumai yaitu inisiatif dan tanggap dalam tugas, ramah dalam memberikan pelayanan, nyaman bagi pasien, asuhan keperawatan ditegakkan, dan disiplin dalam bekerja. Berdasarkan hasil wawancara awal peneliti dengan Clinical Intruktion (CI) IRNA D RSUD Dumai bahwa kegiatan rumah sakit dalam sistem penugasan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien Ruangan IRNA D RSUD Dumai memakai Model Praktik Keperawatan Profesional Terpadu (MPKPT) yaitu gabungan metode primer dan metode tim. Namun berdasarkan hasil observasi sementara peneliti masih terlihat kurangnya motivasi perawat dalam pelaksanaan metode MPKPT tersebut. Dimana dalam metode MPKPT tersebut dibutuhkan nilai-nilai profesional perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Dan didukung dengan hasil wawancara sementara peneliti dengan pasien mengenai nilai-nilai perawat di ruanan IRNA D RSUD Dumai terdapat masih kurangnya kesiapan perawat terhadap kebutuhan pasien dan kurangnya komunikasi antara perawat dan pasien di ruang IRNA D RSUD Dumai.

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas maka perlu upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan yang terlihat dari nilai-nilai perawat baik dari segi nilai personal maupun nilai profesional perawat ruang IRNA D RSUD Dumai. Dari penjelasan di ataspun peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimanakah nilai-nilai perawat yang dominan dalam perawatan di Ruang IRNA D RSUD Dumai.


(19)

2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut, “Apakah Nilai-nilai Perawat yang Dominan dalam Perawatan di Ruang IRNA D RSUD Dumai?”.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali dan mendeskripsikan nilai-nilai perawat yang dominan dalam melakukan praktek keperawatan di Ruang IRNA D RSUD Dumai.

4.Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, diharapkan hasil penelitian bermanfaat untuk pendidikan keperawatan, pelayanan kesehatan, penelitian keperawatan, dan pihak rumah sakit

4.1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dengan mengetahui nilai-nilai perawat, maka dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dalam praktiknya, serta bisa dijadikan referensi untuk menciptakan calon-calon perawat yg mempunyai nilai personal dan profesional sesuai kebutuhan masyarakat.


(20)

4.2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan dalam memberikan intervensi keperawatan dalam mempertimbangkan nilai-nilai personal dan profesional perawat dalam memberikan perawatan.

4.3. Bagi Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal pada penelitian berikutnya yang akan meneliti tentang topik dan ruang lingkup nilai-nilai perawat yang penting dan dominan dalam perawatan.

4.4. Bagi Pihak Rumah Sakit

Penelitian diharapkan dapat menjadi informasi terkait nilai-nilai perawat yang dominan dalam perawatan di Ruang IRNA D RSUD Dumai. Dan penelitian ini dapat dibuat untuk mengetahui nilai-nilai perawat yang dominan dan penting dalam perawatan berdasarkan nilai-nilai personal dan profesional perawat untuk masa yang akan datang.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.Nilai-Nilai Perawat

Nilai memberikan hidup dan identitas kepada individu, profesi, dan masyarakat. Perawat setiap hari akan ditantang dalam hubungan dan bagaimana mengambil keputusan yang dipengaruhi oleh nilai tersebut. Maka dari itu nilai menjadi sangat penting bagi seorang perawat, yaitu akan menjadi sumber kepuasan dan juga menjadi sumber konflik. Perawat dituntut untuk belajar mengenali dan bekerja dengan kekuatan nilai yang dianutnya ketika memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Pada bagian ini akan dibahas tentang definisi nilai, pengertian nilai-nilai perawat, pembentukan nilai, nilai dalam keperawatan profesional, klarifikasi nilai, dan tantangan nilai dalam keperawatan.

1.1. Definisi Nilai

Nilai menurut Znowski (1974, dalam Ismani, 2001) nilai adalah keyakinan seseorang tentang susuatu yang berharga, kebenaran, dan keinginan mengenai ide-ide, objek atau perilaku khusus.

Menurut Potter dan Perry (2005) nilai adalah keyakinan yang mendasari seseorang melakukan tindakan dan tindakan itu kemudian menjadi menjadi suatu standar atas tindakan yang selanjutnya, pengembangan dan mempertahankan sikap terhadap objek-objek, penilaian moral pada diri sendiri dan orang lain serta pembandingan diri dengan orang lain.


(22)

1.2. Pengertian Nilai-nilai Perawat

Ismani (2001) mendefinisikan nilai-nilai (value) merupakan hak seseorang dalam memutuskan dan mengatur perilakunya. Nilai tersebut dimiliki oleh setiap individu yang berfungsi untuk mengatur langkah-langkah yang seharusnya dilakukan, karena nilai berasal dari hati nurani dan diperoleh seseorang sejak kecil. Maka dalam memberikan pelayanan perlunya kesadaran perawat atas nilai yang dimilikinya dan kebutuhan pasiennya. Nilai tersebut dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan perawat.

Nilai profesional dalam keperawatan yang paling fundamental adalah perawatan (pemberian asuhan keperawatan). Perlindungan atau advokasi terhadap pasien juga berkembang sebagai nilai keperawatan primer. Dalam dokumen yang berjudul “Essentials of College and University Education for Professional Nursing,” American Association of Colleges of Nursing Values (AACN) dalam Potter dan Perry (2005) menerbitkan tujuh nilai esensial bagi perawat profesional, yang meliputi altruisme, persamaan, estetika, kebebasan, harga diri manusia, keadilan dan kebenaran.

1.3Pembentukan Nilai

Nilai dapat dipelajari melalui observasi, pertimbangan, dan pengalaman (Hamilton, 1992 dalam Potter & Perry, 2005). Seorang individu akan mengobservasi tingkah laku terhadap lingkungan tertentu dan mencatat respons yang dihasilkannya. Tingkah laku yang menurutnya berhasil dan produktif akan dapat diadopsi sebagai penduan untuk melakukannya. Pasien akan membentuk


(23)

nilai dari proses observasi, pemahaman, dan pengalaman. Nilai yang dipegang oleh suatu kelompok profesional juga terbentuk melalui pemahaman, observasi, dan pengalaman.

1.3.1 Bentuk Transmisi Nilai

Lima cara tradisional dalam mentransmisikan nilai menurut Potter dan Perry (2005) yaitu modeling, moralisasi, laissez-faire, pilihan bertanggung jawab, dan penguatan atau hukuman. Cara tersebut dapat membantu perawat dalam mengembangkan pemahaman tentang pembentukan nilai dan kemudian menggunakannya sebagai metode yang efektif.

a.Modeling

Seseorang bertindak untuk menunjukkan cara yang lebih disukai orang lain dalam bertingkah laku. Dimana seseorang membutuhkan nilai dari berbagai contoh model.

b.Moralisasi

Orangtua dan guru memegang standar apa yang benar dan salah serta secara keras membatasi anak untuk mengikuti perangkat nilai mereka.

c.Laissez-faire

Kadang seseorang memperoleh nilai dengan bertingkah laku secara bebas tanpa batas atau peraturan. Tidak ada suatu sistem nilai yang cocok untuk semua orang dan kemudian anak membentuk nilai tanpa panduan yang kaku dari oranfg tua.


(24)

d.Pilihan bertanggung jawab

Keseimbangan antara kebebasan dan pembatasan memungkinkan anak-anak untuk memilih nilai yang mengarah pada kepuasan pribadi dan dukungan orangtua. Pilihan nilai pada anak-anak lebih terbatas dibandingkan dengan pendekatan laissez-faire.

e.Penguatan dan hukuman

Pemberian penguatan atau hadiah untuk suatu sikap dari nilai tertentu akan membantu mengendalikan tingkah laku. Ketika seorang anak gagal untuk melakukan tingkah laku tertentu, orangtua memberikan hukuman.

1.3.2 Pengaruh Sosiokultural

Nilai terbentuk dari lingkungan sosial yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, sosioekonomi, spritual, dan budaya seseorang. Lingkungan budaya yang lebih besar yang terdapat kelompok masyarakat yang lebih kecil, dan subbudaya dengan nilai yang cukup khas yang akan membuat kelompok masyarakat yang lebih kecil berbeda dengan kelompok yang dominan. Maka mereka akan mengambil nilai-nilai budaya yang dominan ditempat mereka hidup. Karena setiap orang akan belajar dari apa yang dilihatnya, kebiasaan, tingkah laku, ritual, dan sikap orang lain. Jika seseorang tidak mengikuti nilai-nilai dilingkungannya maka seringkali dianggap bodoh, tidak efektif atau bahkan berbahaya. Hal ini juga berlaku dalam praktik keperawatan.

Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat berupaya untuk memahami pengaruh budaya dalam ruang lingkup lingkungan kerjanya, nilai dari


(25)

promosi kesehatan, penggunaan pelayanan asuhan kesehatan dan penyesuaian terhadap penyakit. Sistem nilai yang ada pada perawat harus memahami bahwa praktik kultural tidak bersifat benar atau salah, namun pengertian perawat lebih untuk memahami dan menghargai dari nilai-nilai pasiennya. Maksudnya meskipun perawat merasa nilainya lebih benar dalam memutuskan suatu tindakan, namun seorang perawat harus dapat menunjukkan kepeduliannya pada nilai-nilai budaya pasien dengan berusaha untuk memahami makna dan nilai dibalik praktik kesehatan kultural tertentu sebelum berupaya untuk melakukan modifikasi (Johnson & Rogers, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).

1.4 Nilai dalam Keperawatan Profesional

Profesi keperawatan yang berhubungan dengan pasien dibutuhkan nilai-nilai profesi yang mendasarinya dalam memberikan pelayanan. Untuk tujuan identitas dan pendidikan, profesi keperawatan menyatakan nilai-nilai yang mereka percayai yang akan dibentuk dan dipertahankan. Namun, secara periodik profesi mengkaji ulang nilai dan tingkah laku dalam keperawatan untuk mengembangkan dan mengakomodasi kebutuhan baru pada pasien. Nilai perawat yang paling fundamental yaitu memberikan asuhan keperawatan dan memberikan perlindungan atau advokasi kepada pasien.

1.4.1 Nilai dan Perilaku Keperawatan Esensial

Profesi keperawatan memiliki nilai sebagai identitas yang dapat mempengeruhi tindakan dan mempertahankan apa yang yang dilakukannya.


(26)

Sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan pasien maka diperlukan nilai-nilai sebagai dasar dalam memutuskan dan memberikan pelayanan pada pasien. Berdasarkan Potter dan Perry (2005) tentang “American Association of Colleges of Nursing (AACN)” menetapkan tujuh nilai dan perilaku keperawatan esensial yaitu alturisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat manusia, keadilan, dan kebenaran.

a.Alturisme

Alturisme menjelaskan tentang nilai personal yang dimiliki perawat yaitu

sebagai individu yang perhatian, komitmen, kasihan, memiliki kemurahan hati, dan ketekunan. Dan nilai profesional perawat yaitu memberikan perhatian yang penuh pada pasien, membantu teman sejawat ketika mereka tidak dapat melakukannya dalam memberikan perawatan, dan menunjukkan perhatian pada masalah sosial yang behubungan dengan kesehatan.

b.Persamaan

Seharusnya perawat memiliki nilai dan sikap personal yang mudah menerima, asertif, tidak sepihak, harga diri yang baik, dan toleransi. Nilai dan perilaku profesional sebagai perawat yaitu dapat memberikan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan individu, tidak melihat dan memilih pasien dari karakter seseorang, melakukan interaksi dengan perawat yang lain, mengekspresikan pikiran tentang perkembangan dalam bidang keperawatan atau kesehatan.


(27)

c.Estetika

Sikap dan kualitas personal yang memiliki penghargaan terhadap kinerjanya, kreativitas, imajinasi, dan sensitivitas. Perilaku profesional perawat yaitu dapat beradaptasi dengan lingkungan sehingga bisa memuaskan pasien, menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain, menempatkan diri dengan cara yang dapat meningkatkan kesan positif dalam keperawatan.

d.Kebebasan

Memiliki sikap dan nilai personal yang percaya diri, memiliki harapan, kemerdekaan, keterbukaan, penguasaan diri, dan disiplin. Perilaku sebagai perawat profesional yaitu bisa menghargai hak pasien untuk menolak perawatan, mendukung hak teman sejawat untuk memberikan berbagai alternatif pada rencana perawatan, mendukung diskusi terbuka terhadap isu-isu yang kontroversi dalam profesi.

e.Martabat Manusia

Perawat memiliki nilai dan sikap personal dalam memberikan pertimbangan, empati, kemanusiaan, keramahan, bisa menghargai, dan percaya diri. Perilaku profesonal sebagai perawat dapat melindungi hak pasien terhadap kebebasannya sendiri, memperlakukan pasien sesuai dengan yang mereka inginkan, mempertahankan kerahasiaan pasien dan pegawai, merawat pasien dengan hormat tanpa memandang latar belakang.


(28)

f.Keadilan

Memiliki sikap dan nilai personal yang berani, integritas, moralitas, dan objektivitas. Perilaku profesional yang dimiliki perawat yaitu bertindak sebagai advokasi dalam perawatan kesehatan pasien, mealokasikan sumber daya secara adil, dan melaporkan praktik yang tidak kompeten, tidak etis, dan ilegal secara objektif dan aktual.

g.Kebenaran

Memiliki sikap dan nilai personal yang akuntabilitas, kebenaran, kejujuran, keingintahuan, rasionalitas, dan refleksivitas. Perilaku profesional yang dimiliki seorang perawat yaitu dapat mendokumentasikan keperawatan secara akurat dan jujur, mendapatkan data yang cukup untuk membuat suatu keputusan sebelum melaporkan adanya pelanggaran kebijakan organisasi, berpartisipasi dalam usaha profesional untuk melindungi masyarakat dari kesalahan informasi mengenai kesehatan.

1.4.2 Nilai Advokasi

Advokasi adalah mendukung, menjunjung, dan mendiskusikan nilai-nilai yang dianut orang lain. Terbentuknya advokasi terhadap pasien dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari perawat maupun pasien itu sendiri. Adapun bentuk advokasi yang bisa dilakukan perawat pada pasien yaitu memberikan informasi atau edukasi, penjelasan tentang prosedur tertentu, penjelasan tentang hasil tes akhir, keikutsertaan dalam perencanaan perawatan, identifikasi kekuatan pasien


(29)

dan mendengarkan secara hati-hati (American Nurse Association (ANA) Code of Ethics, 1985 dalam Potter & Perry, 2005).

1.5 Klarifikasi Nilai

Menurut Raths, Harmin, dan Simon (1979, dalam Potter & Perry, 2005) memperkenalkan klarifikasi nilai sebagai suatu pendekatan untuk menghargai nilai, menggambarkan sebuah metode dalam klarifikasi nilai yang meliputi tiga langkah yaitu pertama memilih kepercayaan dan perilaku seseorang dengan memilih beberapa alternatif, memilih dengan bebas, dan mempertimbangkan setiap konsekuensi. Kedua menghargai kepercayaan dan perilaku seseorang dengan menghargai dan menyukai pilihan, memberi dan menyukai pilihan, dan memberi tahu orang lain tentang pilihan yang diambil. Ketiga bertindak sesuai kepercayaan seseorang dengan membuat keputusan terhadap kepercayaan orang tersebut dan bertindak dengan pola yang tetap dan berulang-ulang.

1.5.1 Pemilihan

Memulai klarifikasi nilai ketika seseorang memilih, kemudian membuat prioritas nilai pribadi. Skala nilai hidup memberikan contoh bagaimana seseorang dapat memulai proses. Hal ini meliputi 10 nilai yang harus diberi prioritas mereka secara urut. Cara lain untuk menyelesaikan latihan ini adalah dengan membuat pasien secara bebas menuliskan 10 nilai dan membuat prioritasnya. Ketika seseorang secara bebas memilih nilai pribadi mereka, mereka akan lebih


(30)

menghargai pilihan akhirnya. Seorang individu juga harus dapat melihat pilihan mereka dan menilai setiap pilihan yang diwakilkannya.

1.5.2 Menghargai

Menunjukkan kepuasan diri dan publik dengan nilai yang telah dipilih. Seseorang memiliki nilai dalam rasa percaya diri dengan merasa senang tentang pilihan tertentu. Seorang perawat membantu pasien menggunakan klarifikasi nilai sehingga orang tersebut dapat menguatkan nilai pribadi dihadapan orang lain.

1.5.3 Tindakan

Pada suatu nilai yang telah dipilih memperkuat penerimaannya. Tindakan membutuhkan penerjemahan nilai kedalam perilaku. Raths, Harmin, dan Simon (1979, dalam Potter & Perry, 2005) mengusulkan bahwa seseorang harus bertindak secara konsisten dan teratur pada nilai yang telah dipilih.

1.6 Tantangan Nilai dalam Keperawatan

Profesi keperawatan telah berkembang, pergeseran kritis dalam nilai profesional perawat memperkeruh kontroversi dan menciptakan ide baru. Perawat secara bersama-sama menghadapi tantangan untuk memperbaharui dan membentuk nilai profesional dalam perubahan sistem perawatan kesehatan yang tepat. Maka tantangan nilai muncul sebagai kritik untuk pertumbuhan personal dan profesionalnya.


(31)

1.6.1 Tantangan Pribadi

Tindakan perawat untuk mengatasi konflik dan tantangan pribadi dalam membentuk dan menerima nilai maupun kualitas perilakunya, maka seorang perawat harus memiliki pengetahuan yang lebih luas dan profesional. Seorang perawat akan memiliki kesulitan melakukan perannya sebagai seorang profesional ketika nilai pribadinya tidak jelas dan tidak meyakinkan. Perawat harus menghadapi tantangan, usaha untuk memahami situasi hidup dan pengalaman orang lain.

1.6.2 Tantangan Profesional

Priester (1992, dalam Potter & Perry, 2005) mengemukakan enam nilai yang mendasar sistem perawatan kesehatan di Amerika. Keenam nilai itu meliputi autonomi profesional, autonomi pasien, perlindungan pasien, kedaulatan pelanggan, perawatan berkwalitas tinggi dan akses yang universal pada perawatan. Menurut Aroskar (1993, dalam Potter & Perry, 2005) membuat rekonfigurasi dari nilai tersebut dan menantang keperawatan untuk memainkan posisi kunci dalam proses tersebut. Sebuah rangka kerja yang baru akan mengatur kembali atau menghasilkan definisi yang baru dari nilai yang telah ada dan menambahkan nilai yang memiliki penekanan lebih besar untuk kepentingan pasien. Maka perawat perlu memahami nilai-nilai esensial dalam melakaukan asuhan keperawatan.


(32)

2. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri pembeda yang mungkin berlawanan dengan metode kuantitatif. sementara peneliti kuantitatif pada umumnya hanya melakukan sedikit kontak dengan subjek studi, peneliti kualitatif sering kali menggunakan diri mereka sebagai instrumen pengumpulan data. Dalam membuat rencana analisis data peneliti kualitatif merumuskan kesimpulan berkaitan dengan data yang dikumpulkan. Karena data lebih bersifat kualitatif bukan kuantitatif (numeris), metode analisis data biasanya tidak tergantung pada uji statistik. Bagian ini akan dibahas mengenai definisi, tujuan, tipe desain, analisan data, analisa isi, dan validitas penelitian kualitatif (Potter & Perry, 2005).

2.1. Definisi Penelitian Kualitatif

Riset kualitatif adalah pendekatan induktif untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan. Riset ini memerlukan keterlibatan peneliti dalam mengidentifikasi pengertian atau relevansi fenomena tertentu terhadap individu. Analisa dan interpretasi hasil riset dalam metode ini biasanya tidak tergantung pada kuantifikasi pengamatan (Brockopp & Tolsma, 1999).

2.2. Tujuan Penelitian Kualitatif

Tujuan penggunaan metodologi riset kualitatif dapat bervariasi. Metode ini bisa digunakan sewaktu dicurigai terjadi bias dalam pengetahuan atau teori-teori saat ini, atau pertanyaan riset berhubungan dengan pemahaman dan penggambaran suatu fenomena (Field & Morse, 1985; Morse, 1991 dalam


(33)

Brockopp & Tolsma, 1999). Riset kualitatif mencoba untuk menggali/eksplorasi, menggambarkan atau mengembangkan pengetahuan bagaimana kenyataan dialami (Brockopp & Tolsma, 1999).

2.3. Tipe Desain Penelitian Kualitatif

Menurut Brockopp dan Tolsma (1999) penelitian kualitatif dibedakan menjadi lima jenis yaitu fenomenologi, etnografis, antropologi, dan grounded theory. Dan menurut Polit dan Hungler (1999) tipe lain dalam desain penelitian kualitatif ada historis dan studi kasus (case studies).

2.3.1.Fenomenologi

Cabang filosofi yang menekankan subjektivitas pengalaman manusia. Sewaktu digunakan sebagai dasar filosofi dalam riset, fenomenologi mengamanatkan bahwa data ilmiah dihasilkan dengan memperlajari informasi yang diharapkan dari perspektif peserta riset. Menurut Omery (1983, dalam Brockopp & Tolsma, 1999) peserta mneghasilkan realitas pengalaman tanpa hipotesa atau “firasat” sebelumnya yang ditetapkan untuk mengarahkan apa yang harus ditemukan. Peneliti bertindak sebagai papan tulis yang bersih, bersedia untuk menulis suatu bab baru tentang pengetahuan yang dicari.

2.3.2.Etnografis

Menurut Ragucci (1972, dalam Brockopp & Tolsma, 1999) etnografis adalah suatu metoda pelaksanaan riset kedalam proses kehidupan dengan


(34)

mempelajari individu-individu, benda-benda atau dokumen-dokumen dalam lingkungan alami. Penelitian ini meliputi desain riset antropologis maupun historis. Tujuan akhirnya adalah untuk memahami sudut pandang peserta dan mengetahui bagaimana fenomena sehat dan sakit dipertimbangkan.

2.3.3.Antropologi

Menurut Leininger (1985, dalam Brockopp & Tolsma, 1999) antropologis studi mengenai manusia dalam kondisi yang alami. Tipe area riset ini berusaha untuk mengetahui bagaimana fungsi individu atau kelompok berfungsi tingkah lakunya dengan pengamatan langsung maupun tidak langsung pada individu atau kelompok atau dengan menemukan bentuk peradaban untuk memperoleh wawasan yang dalam mengenai bagaimana mereka mempengaruhi kelompok-kelompok kultural saat ini.

2.3.4.Grounded Theory

Metodologi grounded theory dikembangkan oleh sosiologi Glaser dan Strauss (1966), adalah suatu cara menarik dalam pengembangan teori dengan menggambarkan secara mendalam tentang data sosial yang terperinci untuk mempertajam keyakinan-keyakinan teoritis. Suatu teori yang pada akhirnya dihasilkan melalui kegiatan induktif dan deduktif


(35)

2.3.5.Historis

Menurut Polit dan Hungler (1999) historis adalah suatu metoda yang digunakan untuk menjawab penelitian tentang penyebab, efek, atau peristiwa-peristiwa yang lalu yang akan terjadi pada yang akan datang. Bagian penting yang membedakan tipe historis dengan yang lain yaitu menggunakan hipotesis.

2.3.6.Studi Kasus (case studies)

Penelitian mendalam yang tidak hanya berpusat pada individu, tetapi juga keluarga, kelompok, institusi dan kelompok sosial lainnya. Tujuan dari case studies untuk menganalisa dan mengartikan fenomena penting dari riwayat, perkembangan atau perawatan individu dan masalah individu. Fokus case studies yaitu menentukan secara dinamis bagaimana seseorang berpikir, berprilaku, dan berkembang. Bukan hanya melihat status, kemajuan, tindakan, dan pikirannya. Case studies memberikan kesempatan untuk peneliti mengetahui kondisi, pikiran, perasaan, tindakan yang lalu dan yang akan datang, perhatian, dan lingkungan partisipannya. Dalam pengumpulan data case studies jika dilakukan dengan cara observasi maka titik fokus peneliti menjadi observer. Keuntungannya case studies dapat membuat kemungkinan-kemungkinan yang terjadi mengenai tingkah laku partisipannya untuk yang akan datang dipengaruhi oleh masa lalunya.

Menurut Yin (2003, dalam Boxter dan Jack, 2008) penelitian case studies dapat dibedakan menjadi beberapa karakteristik yaitu eksplanatoris, eksploratoris, dan deskriptif.


(36)

a.Eskplanatoris

Tipe ini digunakan untuk mengetahui jawaban dari sebuah pertanyaan yang akan menjelaskan hal-hal diaggap menjadi penyebab tindakan nyata dalam kehidupan dengan melakukan pencarian atau strategi eksperimen. Dan juga untuk mencari faktor-faktor dari sebuah pelaksanaan program dan efeknya.

b.Eksploratoris

Tipe ini digunakan untuk menjelaskan situasi intervensi sampai evaluasi yang tidak jelas, akan menghasilkan data tunggal.

c.Deskriptif

Tipe ini digunakan untuk mendeskripsikan sebuah tindakan atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan yang nyata.

Pengumpulan data pada penelitian case studies menggunakan banyak sumber data, strategi ini untuk menjaga kredibilitas data ( Patton, 1990; Yin, 2003 dalam Boxter & Jack, 2008). Sumber data yang digunakan didapat dari dokumentasi, surat-surat lama, wawancara, artefak, observasi langsung, dan observasi terhadap pertisipan. Perbedaan tipe penelitian ini dengan tipe kualitatif lainnya dalam pengumpulan data, tipe ini hampir sama seperti mencari data-data dalam kuantitatif. Kemudian data dilakukan dengan proses analisa, baik manual maupun menggunakan sistem komputerisasi. Analisa case studies sama seperti penelitian kualitatif lainnya. Yin (2003, dalam Boxter & Jack, 2008) menjelaskan yang terpenting dari analisa data case studies yaitu membentuk proporsi (jika digunakan), jika tidak digunakan maka analisa data yang digunakan sama seperti penelitian kualitatif lainnya.


(37)

Dalam membuat laporan hasil penelitian ini termasuk sulit karena peneliti harus dapat menjelaskan fenomena yang terjadi secara lengkap dan dimengerti pembaca. Tantangan dalam penelitian ini, peneliti menjadikan hasil penelitian nya dalam bentuk komprehensif dimana pembaca seoleh-olah masuk dalam penelitian dan merasa menjadi partisipannya serta diaplikasikan dengan situasinya sendiri. Melaporkan hasil penelitian case studies peneliti harus memperhatikan metode-metode yang digunakan yaitu dengan cara linear, komparatif, kronologis, membangun teori, ketegangan, dan tidak berurutan (Yin, 2003 dalam Boxter & Jack, 2008).

2.4. Analisa Data Kualitatif

Analisa data kualitatif memerlukan waktu. Hubungan-hubungan seringkali tak terlihat dan mungkin memerlukan suatu kesadaran intuitif (berdasarkan intuisi) untuk mengidentifikasikannya. Selain itu, data biasanya sangat besar jumlahnya dan suatu penelaahan yang cepat jarang dinyatakan kekayaan informasi yang dikumpulkan sedikit demi sedikit. Menurut Field dan Morse, 1985; Polit dan Hungler, 1991; Leininger, 1985; Parse, Coyne, dan Smith (1985, dalam Brockopp & Tolsma, 1999) mengusulkan beberapa langkah yang umum meliputi identifikasi tema-tema, membuktikan tema-tema yang dipilih melalui gambaran data tersebut dan pembahasan dengan para peneliti atau ahli-ahli lain dalam bidang tersebut, mengkategorisasikan tema-tema (menggunakan kategori-kategori yang ada atau kategori baru), mencatat data yang mendukung kategori-kategori tersebut, dan identifikasi proposisi.


(38)

2.4.1.Analisis Isi (Content Analysis)

Content Analysis adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicabel), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisi Isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Dalam penelitian kualitatif, Analisis Isi ditekankan pada bagaimana peneliti melihat keajengan isi komunikasi secara kualitatif, pada bagaimana peneliti memaknakan isi komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam komunikasi (Bungin, 2006). Menurut Hsieh dan Shannon (2005, dalam Bungin, 2006) Content Analysis merupakan metode interpretasi subjektif dari isi data teks melalui proses klasifikasi yang sistemik dengan cara pembuatan kode (koding) dan penentuan tema atau pola.

2.5.Validitas Data Kualitatif

Menurut Lincoln dan Guba (1985, dalam Polit & Hungler, 1999) mengusulkan pengukuran yang spesifik dalam penelitian kualitatif yaitu dengan cara kredibilitas (validitas internal), transferabilitas, dependabilitas, dan confirmabilitas.

2.5.1.Kredibilitas

Suatu langkah dimana peneliti memperbaiki dan mengevaluasi keabsahan dari kesimpulan datanya, mengacu pada data yang benar. Lincoln dan Guba (1985, dalam Polit & Hungler, 1999) menjelaskan dua aspek dalam tahap ini,


(39)

pertama dengan pencarian data yang lebih dipercaya dan yang kedua mendemonstrasikan keabsahan data mengacu pada kejujuran dari teknik penelitian. Peneliti mampu membuat catatan lengkap mereka sendiri yang terbaru dalam penelitian dan dengan pola yang benar. Strategi yang digunakan prolonged engagement (perjanjian panjang), observasi tetap, bertanya dengan teman, trianggulasi, dan pemeriksaan anggota.

a.Prolonged Engagement

Prolomged engagement dilakukan saat pengumpulan data untuk memahami tentang kebudayaan, bahasa, melihat kelompok belajar, dan tidak adanya informasi yang salah. Tahap ini juga membangun kepercayaan antara peneliti dan partisipan (Polit & Hungler, 1999)

b.Persisten Observation

Persisten observation merupakan observasi yang dilakukan secara berkelanjutan untuk meminimalisir kesalahan arti dari data yang terkumpul, maka diarahkan peneliti fokus terhadap karakteristik atau aspek situasi atau percakapan yang relevan antara fenomena dengan yang akan diteliti (Polit & Hungler, 1999).

c.Triangulation

Triangulation digunakan untuk mendapatkan kesimpulan dengan apa yang ingin diteliti. Yang harus diperhatikan yaitu apa yang menjadi tujuan penelitian dengan melihat waktu, orang dan tempat penelitian. Metodenya dengan mewawancara, observasi dan dokumen yang mendukung. Tujuan akhir dari


(40)

triangulasi ini yaitu peneliti berusaha keras untuk memilih informasi-informasi yang benar (Polit & Hungler, 1999).

d. Member check

Suatu cara untuk mendapatkan umpan balik dari partisipan mengenai data-data yang telah dikumpulkan dan peneliti melihat kembali reaksi partisipan. Tujuannya yaitu untuk menetapkan kebenaran data kualitatif (Polit & Hungler, 1999).

2.5.2.Transferabilitas

Transferabilitas yaitu pengumpulan data deskriptif yang lengkap atau

gambaran lengkap tentang perkembangan yang akan diteliti untuk mendapatkan data yang pasti. Peneliti perlu mencari kebenaran tentang data yang digunakan. Maksudnya dalam penentuan sampel dan desain penelitian harus searah (Polit & Hungler, 1999).

2.5.3.Dependabilitas

Dependabilitas merupakan cara peneliti untuk mengkaji tentang konsep

yang menetapkan aspek-aspek yang menyatakan kebenaran dan keseimbangan data, dengan melakukan pemeriksaan data agar data relevan dengan dokumen-dokumen pendukung diluar wawancara (Polit & Hungler, 1999).


(41)

2.5.4.Confirmabilitas

Confirmabilitas adalah metode untuk pengumpulan data yang objektif dan netral dari dua atau lebih orang yang menyatakan kerelevanan dan makna data dengan cara pemeriksaan data seperti dependabilitas (Polit & Hungler, 1999).


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.Desain Penelitian

Penelitian ini diarahkan untuk mengkaji, membahas dan mendeskripsikan tentang nilai-nilai perawat yang dominan dalam perawatan di Ruang IRNA D RSUD Dumai. Mengacu pada tujuan penelitian, maka desain yang digunakan pada penelitian ini adalah case studies descriptive dimana peneliti ingin mendeskripsikan nilai-nilai personal dan profesional perawat yang dominan dalam perawatan di Ruang IRNA D RSUD Dumai berkaitan kondisi, pikiran, perasaan, perhatian, tindakan yang akan dilakukan, dan pengalaman masa lalu perawat terhadap fenomena-fenomena yang terjadi dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

2.Partisipan Penelitian

Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 7 orang perawat di Ruang IRNA D RSUD Dumai dengan mempertimbangkan saturasi data selama pengambilan data. Pemilihan partisipan dilakukan dengan teknik purposive sampling (Polit & Hungler, 1999). Partisipan yang diambil adalah yang memenuhi kriteria yaitu perawat dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun di ruang IRNA D RSUD Dumai dan bersedia diwawancarai atau menjadi partisipan.


(43)

3.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang IRNA D RSUD Dumai yang terletak di jalan Putri Hijau Kecamatan Dumai Timur, yaitu pada bulan Juli - November 2012. Adapun pertimbangan peneliti yaitu Ruang IRNA D termasuk ruang yang memerlukan perawatan yang lama dan berkelanjutan dengan pasien TBC, HIV/AIDS, DM dan lainnya. Dan sekali-kali bisa dijadikan ruangan isolasi RSUD Dumai. Sehingga diperkirakan ruangan IRNA D RSUD Dumai memiliki nilai-nilai tertentu baik itu nilai-nilai personal dan profesional perawatnya.

4.Pertimbangan Etik

Penelitian dilakukan setelah mendapat rekomendasi atau izin melakukan penelitian dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU, Kepala Diklat RSUD Dumai dan Kepala Ruangan IRNA D RSUD Dumai. Setelah memperoleh persetujuan, peneliti memulai penelitian dengan pertimbangan etik yaitu : Peneliti mulai mencari partisipan yang kriterianya sesuai dengan peneliti harapkan lalu setelah terbina rasa saling percaya antara peneliti dan partisipan, peneliti mengakui hak-hak partisipan dalam menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan untuk dijadikan partisipan. Lembar persetujuan (informed consent) yang berisi tentang permintaan peneliti pada partisipan untuk kesediaannya menjadi subjek penelitian, kemudian di tanda tangani berdasarkan keiginan partisipan dan dicantumkan tanggal dan nomor partisipan sebagai tanda persetujuan dari partisipan. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, disamping itu diberikan penjelasan bahwa partisipan yang diteliti tersebut bersifat sukarela dan


(44)

partisipan mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian serta partisipan tidak dipaksa melainkan dihormati haknya sebagai partisipan. Peneliti melindungi partisipan dari resiko tekanan fisik dan psikologi akibat penelitian.

Untuk menjaga kerahasiaan, maka identitas partisipan pada lembar pengumpulan data (kuesioner data demografi) hanya nomor kode yang digunakan sehingga kerahasiaan identitas semua informasi yang diberikan tetap terjaga.

5.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen kunci atau alat penelitian adalah peneliti sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya. Dalam memaksimalkan pengumpulan data yang memperhatikan pertimbangan etik penelitian, digunakan tiga jenis instrumen penelitian.

Pertama merupakan kuesioner data demografi, yang berisi pernyataan mengenai data umum partisipan pada lembar pengumpulan data (kuesioner) berupa usia, jenis kelamin, agama, tempat tinggal, pendidikan terakhir, status pernikahan dan pekerjaan.

Kemudian yang kedua merupakan lembar observasi yang berdasarkan Potter dan Perry (2005) tentang “American Association of Colleges of Nursing (AACN)” yang berisi nilai dan perilaku keperawatan esensial baik nilai personal maupun nilai profesional perawat, yaitu nilai alturisme, nilai persamaan, nilai


(45)

estetika, nilai kebebasan, nilai martabat manusia, nilai keadilan dan nilai kebenaran.

Dan ketiga merupakan panduan wawancara berisi pertanyaan yang akan diajukan meliput :

1. Coba saudara jelaskan tentang nilai-nilai yang saudara anut dalam kehidupan sehari-hari?

2. Coba saudara jelaskan tentang nilai-nilai dan perilaku profesional saudara sebagai perawat di Ruang IRNA D RSUD Dumai?

3. Coba saudara jelaskan pengalaman saudara yang berkaitan dengan nilai-nilai saudara sebagai perawat saat melakukan asuhan keperawatan di Ruang IRNA D RSUD Dumai?

4. Bagaimana pendapat saudara tentang nilai-nilai perawat di Ruang IRNA D RSUD Dumai?

5. Berapa besar pengaruh nilai-nilai perawat terhadap perkembangan dan kesembuhan pasien di Ruang IRNA D RSUD Dumai?

6.Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan langkah-langkah berikut : setelah mendapat rekomendasi dari bagian pendidikan Fakultas Keperawata USU, selanjutnya mengantar surat tersebut ke bagian Diklat RSUD Dumai, dan menyerahkan surat dari diklat RSUD Dumai ke Kepala Ruangan IRNA D RSUD Dumai. Dan kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti ke kepala ruangan dan CI ruangan IRNA D RSUD Dumai.


(46)

Peneliti datang ke ruang IRNA D RSUD Dumai pada pukul 09.00-14.30 dan sekali-kali mengikuti jadwal dinas sore dan dinas malam partisipan sesuai kontrak peneliti dengan partisipan. Sebelum memulai wawancara, peneliti mengadakan pendekatan kepada calon partisipan untuk mendapatkan persetujuannya sebagai partisipan penelitian dan memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan hal-hal yang terkait dengan penelitian seperti mempelajari budaya sehingga terbina rasa saling percaya antara peneliti dan partisipan yang akhirnya semakin membantu dalam proses pengumpulan data. Peneliti juga ikut dalam aktivitas yang dikerjakan calon partisipan, pada waktu luang bebincang-bincang tentang topik-topik menarik dalam dunia keperawatan maupun topik menarik lainnya.

Setelah terjadi prolonge angagement dan persistent observation lalu peneliti memulai mengumpulkan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner data demografi sebagai data dasar, maka partisipan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam lembaran kuesioner data demografi sesuai dengan petunjuk masing-masing bagian.

Selanjutnya pengumpulan data dilakukan dengan in-depth interview yaitu wawancara mendalam dengan menggunakan rekaman handphone, bertujuan untuk menggali data dan informasi dari sampel penelitian sesuai permasalahan yang diajukan. Peneliti melakukan wawancara mendalam selama 15-30 menit dalam 1-2 kali pertemuan. Dan pertanyaan penelitian dikembangkan peneliti

(probing) sesuai tujuan penelitian dan jawaban partisipan yang dirasa perlu


(47)

Setelah mewawancara peneliti melakukan observasi, baik berdasarkan lembar observasi maupun melakukan catatan setiap peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari partisipan yang sedang diamati, namun peneliti merahasiakan bahwa peneliti sedang melakukan observasi. Observasi ini dilakukan untuk data pendukung dan agar data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Lalu peneliti melakukan interview dengan partisipan dan membaca transkrip jika ada hal-hal yang kurang jelas akan dilakukan wawancara ulang, pengumpulan data akan dihentikan jika saturasi data diperoleh dalam hal ini ada tujuh partisipan.

7.Analisa Data

Strategi analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Content Analysis, yaitu selama pengumpulan data paneliti membaca dan membaca ulang data, melakukan koding atau menelisik data untuk menentukan tema yang muncul dan mulai memberi kode pada teks yang mewakili tema. Content Analysis dilakukan setelah melakukan wawancara per partisipan. Adapun tahapan dalam Content Analysis yaitu membaca keseluruhan transkip dan mengulanginya bila dirasa perlu, mengidentifikasi Pernyataan Signifikan (PS) dari setiap teks yang terdapat dalam transkip, menuliskan Pernyataan Signifikan (PS) dalam tabel yang dilengkapi dengan line, mengidentifikasi kembali Pernyataan Signifikan (PS) untuk memastikan tidak ada Pernyataan Signifikan (PS) yang terlewatkan, melakukan sorting dengan ascending mode, memberikan koding untuk setiap


(48)

Pernyataan Signifikan (PS), mengelompokkan koding yang sama ke dalam suatu kategori, mengecek kembali kesesuaian penempatan kembali Pernyataan Signifikan (PS) di bawah suatu kategori, mengelompokkan kategori yang sama, dan menentukan tema atau subtema (Setiawan, 2011).

Setelah pengumpulan data peneliti menampilkan tema-tema yang muncul, mengembangkan hipotesis, bertanya dan melakukan verifikasi, dan mengurangi dari data yang ditampilkan serta mengidentifikasi poin-poin penting. Program komputer yang digunakan yaitu Weft-Qda untuk membantu dalam analisa data penelitian ini.

8.Tingkat Kepercayaan Data

Untuk mencapai kebenaran atau keabsahan data yang dikumpulkan dan mencari kecocokan antara konsep peneliti dengan konsep partisipan maka dilakukan kedekatan ilmiah berdasarka Lincoln dan Guba (1985, dalam Polit & Hungler, 1999) dengan pengukuran yang spesifik dalam empat area yaitu kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan comfirmability.

8.1. Kredibilitas

Peneliti memperbaiki dan mengevaluasi keabsahan dari kesimpulan datanya, yaitu mengacu pada data yang benar. Peneliti melakukan dua tahap yaitu pertama dengan pencarian data yang lebih dipercaya dan yang kedua mendemonstrasikan keabsahan data mengacu pada kejujuran dari teknik penelitian. Peneliti mampu membuat catatan lengkap dengan pola yang benar.


(49)

Strategi yang digunakan prolonged engagement, persisten observation, triangulation, dan member check.

8.1.1. Prolonged engagement

Peneliti berusaha untuk mencukupi waktu dalam pengumpulan data serta memahami tentang kebudayaan, bahasa, dan tidak adanya informasi yang salah dari partisipan. Maka peneliti membangun kepercayaan dengan partisipan sebelum dilakukan wawancara. Prolonged engagement dilakukan selama dua minggu, dimana peneliti memperkenalkan nama, ikut serta dalam aktivitas sehari-hari di ruangan IRNA D RSUD Dumai, dan berbincang-bincang mengenai topik yang menarik baik itu topik keperawatan maupun topik lainnya. Setelah adanya keakraban, saling percaya dan partisipan mulai terbuka, maka peneliti melanjutkan untuk melakukan wawancara.

8.1.2.Persisten Observation

Peneliti fokus terhadap karakteristik atau aspek dari situasi dan percakapan yang terarah dengan partisipan. Observasi dilakukan dengan diam-diam, dimana peneliti melibatkan diri dalam aktivitas partisipan namun peneliti merahasiakan bahwa peneliti sedang melakukan observasi. Tujuan observasi ini yaitu untuk melengkapi data dan mengetahui tingkat kemaknaan dari setiap perilaku partisipan.

8.1.3.Triangulation

Peneliti menarik kesimpulan sementara dengan memperhatikan apa yang menjadi tujuan penelitian dengan melihat waktu, orang dan tempat penelitian. Metodenya dengan mewawancara atau bertanya dengan kepala ruangan tentang


(50)

partisipan yang tepat untuk djadikan subjek penelitian, mengobservasi area penelitian dan mencari dokumen-dokumen yang mendukung. Tujuan akhir dari triangulasi ini peneliti akan berusaha keras untuk memilih informasi-informasi yang benar.

8.1.4.Member check

Peneliti mendapatkan umpan balik dari partisipan mengenai data-data yang telah dikumpulkan dan peneliti melihat kembali reaksi partisipan. Member check dilakukan dengan cara mendengar bersama-sama partisipan untuk mendengar kembali hasil wawancara serta menunjukkan hasil transkip wawancara dan pengelompokkan data yang peneliti buat. Tujuannya yaitu untuk menetapkan kebenaran data yang peneliti dapatkan.

8.2. Transferabilitas

Peneliti mengumpulkan hasil wawancara dan hasil observasi kemudian menentukan tema dan subtema. Kemudian mencari kebenaran data yang digunakan dengan cara tema yang diperoleh di cross check dengan beberapa partisipan.

8.3. Dependabilitas

Peneliti melakukan pemeriksaan data wawancara agar data relevan dengan hasil observasi, catatan peneliti, dan hasil pernyataan-pernyataan kepala ruangan dan kepala instalasi. Data tersebut disimpan sebagai bukti untuk meperkuat tingkat kepercayaan penelitian


(51)

8.4. Confirmabilitas

Peneliti mendiskusikan dengan dosen pembimbing tentang tema dan subtema yang akan dijadikan hasil penelitian agar data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat lebih objektif.


(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan case studies descriptive yang bertujuan mengkaji, membahas, dan kemudian mendeskripsikan nilai-nilai personal dan profesional perawat yang dominan dalam perawatan di ruang IRNA D RSUD Dumai. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner data demografi, wawancara mendalam, dan observasi. Ketujuh partisipan merupakan perawat di ruang IRNA D RSUD Dumai yang telah memenuhi kriteria dalam penelitian ini.

1.1Profil BLUD RSUD Dumai

RSUD Kota Dumai merupakan rumah sakit Tipe C non pendidikan yang merupakan pelayanan kesehatan yang didirikan oleh pemerintah kota serta menjadi rujukan dari Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hilir.

Visi RSUD Kota Dumai adalah “Menjadi Rumah Sakit Terunggul di Pantai Timur Sumatera yang Modern dengan Nuansa Melayu”. Dalam mencapai visi ini RSUD Kota Dumai telah menetapkan misinya yaitu (1) Menerapkan sendi-sendi pelayanan prima, (2) Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia, (3) Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan, (4) Memantapkan fungsi manajerial yang akuntabel dan transparan berbasis teknologi informasi.


(53)

Di RSUD Kota Dumai terdapat lima bagian besar ruang rawat inap yaitu Instalasi Rawat Inap A (IRNA A), Instalasi Rawat Inap B (IRNA B), Instalasi Rawat Inap C (IRNA C), Instalasi Rawat Inap D (IRNA D), dan Instalasi Rawat Inap VIP dan VVIP (IRNA VIP dan VVIP). Instalasi Rawat Inap D (IRNA D) adalah unit pelayanan yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap dengan penyakit dalam dan merupakan ruang isolasi untuk pasien-pasien menular seperti HIV AIDS, Flu Burung, Flu Babi, Tetanus, dan lain sebagainya. Metode penugasan yang dilakukan di ruangan IRNA D yaitu Model Praktik Keperawatan Profesional Terpadu (MPKPT). Dan adapun Motto ruangan ini adalah berantas penyakit TBC dan stop HIV AIDS, inisiatif dan tanggap dalam tugas, ramah dalam memberikan pelayanan, nyaman bagi pasien, asuhan keperawatan di tegakkan, dan disiplin dalam bekerja. Jumlah pasien di IRNA D bulan Juli 2012 sebanyak 120 orang pasien dengan jumlah perawat 15 orang perawat, Ners sebanayak 2 orang, S1 sebanyak 1 orang, D3 sebanyak 11 orang, dan sedang tugas belajar 1 orang.

Ruangan IRNA D RSUD Kota Dumai tetap berusaha dengan semaksimal mungkin untuk terus menerus berupaya meningkatkan kinerja pelayanan terutama meningkatkan mutu pelayanan dengan melakukan usaha-usaha dengan memberikan pelayanan prima yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berorientasi kepada pelanggan (customer oriented), meningkatkan kualitas pelayanan melalui keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), kemampuan (competence), mudah diperoleh (Acess), keramahan (Courtesy), komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security),


(54)

saling memahami (understanding), dan terukur (tangibles), serta mengikuti pelatihan, workshop, seminar, simposium, dan lain sebagainya.

1.2Karakteristik Partisipan

Partisipan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan bersedia untuk diwawancarai serta direkam pembicaraannya dengan alat yang peneliti sudah sediakan. Ketujuh pastisipan adalah perawat di Instalasi Rawat Inap (IRNA) D RSUD Dumai dengan pengalaman kerja minimal dua tahun yang berlatar belakang pendidikan, satu partisipan Ners keperawatan, satu partisipan Sarjana keperawatan dan lima partisipan Diploma keperawatan. Usia ketujuh partisipan bervariasi, dua orang berusia 25 tahun, satu orang berusia 27 tahun, satu orang beusia 30 tahun, satu orang berusia 32 tahun, satu orang berusia 34 tahun, dan satu orang berusia 35 tahun. Empat orang partisipan berjenis kelamin laki-laki dan tiga orang partisipan berjenis kelamin perempuan. Ketujuh partisipan terdiri atas agama Islam dan Kristen Protestan. Lima orang partisipan beragama Islam dan dua orang partisipan beragama Kristen Protestan.

Para partisipan terdiri dari beberapa suku, yaitu satu orang partisipan bersuku minang, tiga orang partisipan bersuku melayu, dan tiga orang partisipan bersuku batak. Lama kerja ketujuh partisipan setelah mendapatkan gelar Ners, S1 dan D3 Keperawatan cukup bervariasi, satu orang partisipan telah bekerja dua tahun, empat orang partisipan telah bekerja tiga tahun, dan dua orang partisipan telah bekerja tujuh tahun. Enam orang partisipan telah menikah dan satu orang


(55)

partisipan belum menikah. Ketujuh partisipan menceritakan bagaimana pengalaman nilai-nilai personal dan profesional mereka yang telah dilaksanakan dalam memberikan perawatan di ruangan IRNA D RSUD Dumai.

Tabel 1

Karakteristik partisipan

Karakteristik Frekuensi

Umur

Mean 30

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 4 3 Agama Islam Kristen 5 2 Suku Minang Melayu Batak 1 3 3 Status Pernikahan Menikah Belum menikah 6 1 Pendidikan terakhir D3 S1 5 2 Lama kerja di IRNA D RSUD Dumai

Mean 4

1.3Deskripsi Nilai-nilai Personal dan Profesional Perawat yang Dominan dalam Perawatan di Ruang IRNA D RSUD Kota Dumai

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kepada perawat di ruang IRNA D RSUD Dumai, peneliti mendeskripsikan nilai personal dan profesional perawat, meliputi (1) nilai-nilai personal perawat yang dominan dalam perawatan di ruang IRNA D RSUD Dumai dan (2) nilai-nilai profesional perawat yang dominan dalam perawatan di ruang IRNA D RSUD Dumai.


(56)

1.3.1 Nilai-nilai personal perawat yang dominan dalam perawatan di ruang IRNA D RSUD Dumai

Berdasarkan hasil wawancara ketujuh partisipan mengungkapkan nilai-nilai personal perawat yang dominan dalam perawatan di ruang IRNA D, yaitu : disiplin, mengalah, bekerja keras, dan kejujuran.

a. Disiplin

Partisipan mengemukakan bahwa disiplin merupakan nilai personal yang mereka anut dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pernyataan partisipan kedisiplinan merupakan kunci untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam menerapkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari maka perawat dapat menghargai waktu selama kerja dan dapat meningkatkan kualitas diri perawat. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan.

“Kalau dalam kehidupan sehari-hari biasanya saya itu orangnya disiplin terhadap waktu kerja dalam segala hal saya disiplin.”

(Partisipan 4)

“Yang pertama disiplin, Karena disiplin itukan kalau bagi saya, disiplin itu kunci dalam kita melakukan sesuatu. Kalau kita tidak disiplin kan bagaimana kita untuk maju untuk berikutnya.”

(Partisipan 5)

b. Mengalah

Partisipan mengemukakan bahwa mengalah merupakan nilai personal yang mereka anut dalam kehidupan sehari-hari. Dari pernyataan partisipan,


(57)

ataupun tindakan dalam melakukan perawatan namun partisipan mengatakan sikap saling mengalah harus ada untuk meminimalisir perbedaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan.

“Kami ya harus menenangkan saja kami tidak melawan dan setelah mereka dian baru kami berbicara.”

(Partisipan 1)

“Tapi kita adu argumen, ujung-ujungnya kita harus saling mengalah juga dan itu yang kita ikuti. “

(Partisipan 2)

c. Bekerja Keras

Partisipan mengemukakan bekerja keras merupakan nilai personal yang mereka anut dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pernyataan dua partisipan tersebut bahwa bekerja keras merupakan kekuatan tekad dalam melakukan suatu tindakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan

”Nilai-nilai yang saya anut sehari-hari itu bekerja keras.” (Partisipan 2)

“Dalam kehidupan saya, saya itu suka bekerja keras. Kalau bekerja keras kita tekad yang ada dalam diri kita itu bahwa kita mau bekerja keras.”

(Partisipan 6)

d. Kejujuran


(58)

kejujuran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan kejujuran terjalinnya hubungan yang saling percaya antara teman-teman sejawat. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan.

“Habis itu jujur, kita harus jujur sama orang dalam mengatakan sesuatu, dalam melakukan sesuatu itukan kita tidak boleh bohong. Sekali kita berbohong orang sulit untuk mempercayai kita lagi dalam bekerja. Kalau udah sekali kita berbohong orang sekali lagi tidak akan percaya dengan kita.”

(Partisipan 5)

“nilai personal yaitu kejujuran, tanpa kejujuran kita tidak bisa melakukan apa yang dilaksanakan atau dilakukan”

(Partisipan 6)

1.3.2 Nilai-nilai profesional perawat yang dominan dalam perawatan di ruang IRNA D RSUD Dumai

Berdasarkan hasil wawancara ketujuh partisipan mengungkapkan nilai-nilai profesional perawat yang dominan dalam perawatan di ruang IRNA D, yaitu : komunikasi, menjaga rahasia pasien, tidak membeda-bedakan pasien, saling menolong antar teman sejawat, bertanggung jawab terhadap tugas, memberikan perhatian kepada orang lain, dan menghargai pluralisme antar teman sejawat.

a. Komunikasi

Partisipan mengemukakan bahwa komunikasi merupakan nilai profesional yang mereka laksanakan dalam memberikan perawatan. Partisipan mengatakan bahwa harus terciptanya komunikasi antara perawat dan pasien.


(59)

perawat, perawat dengan pasien dan perawat dengan tim kesehatan lainnya. Hal ini sesuai pernyataan partisipan.

“Karena kita kan ada komunikasi terapeutik jadi kita dalam berkomunikasi lancar dan dapat melakukan kerja sama dalam tim.”

(Partisipan 3)

“Harus...ya komunikasi kita itu antara kita antara perawat dan pasien itu harus berjalan dengan baiklah.”

(Partisipan 7)

b. Menjaga Rahasia Pasien

Partisipan mengemukakan bahwa menjaga rahasia pasien merupakan nilai profesional yang mereka lakukan dalam memberikan perawatan. Partisipan mengatakan ruang IRNA D merupakan ruangan isolasi, maka harus menjaga rahasia pasien-pasien HIV AIDS untuk meningkatkan kepercayaan pasien terhadap perawat-perawat di ruangan IRNA D. Dan untuk terjalinnya kerjasama yang baik antara perawat dan pasien dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Hal ini sesuai pernyataan partisipan.

“Yang terutama di IRNA D ini sebenarnya yang paling penting adalah menjaga kode etik perawat sebagai contoh menjaga privasi pasien karena disini ada pasien-pasie yang HIV AIDS.”

(Partisipan 1)

“Dalam menjaga kerahasiaan status pasien. Nah, disini terutama pasien-pasien HIV/AIDS maka disini bagaimana kepercayaan mereka ini kita pupuk


(60)

sehingga mereka mau dekat dengan kita dan menjaga status mereka agar tidak tahu orang lain.”

(Partisipan 2)

c. Tidak Membeda-bedakan Pasien

Partisipan menyatakan bahwa tidak membeda-bedakan pasien merupakan nilai profesional yang mereka laksanakan dalam memberikan perawatan. Berdasarkan pernyataan partisipan bahwa meskipun di ruangan IRNA D memiliki pasien-pasien kelas tiga, namun perawat tetap memperlakukannya sama seperti kelas satu demikian juga terhadap kelas dua. Seorang perawat harus memperlakukan pasien-pasien selayaknya orang yang sedang berobat dan tidak membedakan dalam memberikan perawatan. Hal ini sesuai pernyataan partisipan.

“Karena disini saya melakukan yang terbaik buat pasien walaupun mereka berbeda-beda baik itu kelas satu, dua dan tiga tapi yang nama pasien itu tetap sama. Saya perlakukan mereka itu selayaknya orang yang sedang berobat. Saya tidak pikirkan dia kaya, maupun miskin bagi saya pasien itu tetap sama.”

(Partisipan 2)

“Terus satu hal lagi tidak boleh membeda-bedakan pasien. Maka disitu kita tidak boleh membeda-bedakan apakah itu kelas satu terus kita harus baik, ramah sedang dikelas tiga karena dia menggunakan KK dan KTP dengan gratis maka kita supercuek sama dia, itu tidak. Intinya kita tidak boleh membeda-bedakan antara kelas satu dan kelas tiga.”


(61)

d. Saling Menolong antar Teman Sejawat

Partisipan menyatakan bahwa saling menolong antar teman sejawat merupakan nilai profesional mereka dalam memberikan perawatan. Partisipan mengungkapkan dalam memberikan asuhakan keperawatan perawat harus saling membantu teman sejawatnya saat tidak bisa melakukan tindakan. Dan perlunya kerja sama sebagai tim tanpa melihat perawat senior ataupun junior. Hal ini sesuai pernyataan partisipan.

“Kita bekerja kan satu tim jadi diharapkan dalam tim itu kita bekerja sama dan saling membantu rekan-rekan yang lain.”

(Partisipan 3)

“Jadi tidak ada membedakan antara dia senior atau dia yang lebih tua yang penting sama saling bantu membantu.”

(Partisipan 7)

e. Bertanggung Jawab terhadap Tugas

Partisipan menyatakan bahwa bertanggung jawab terhadap tugas merupakan nilai profesional yang mereka laksanakan dalam memberikan perawatan. Bertanggung jawab berdasarkan pernyataan partisipan merupakan sikap seorang perawat untuk tidak mengandalkan orang lain dalam bekerja. Perawat melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dengan apa yang telah menjadi pekerjaannya selama dinas. Hal ini sesuai dalam pernyataan partisipan.


(62)

“Saya pribadi mempunyai nilai bertanggung jawab, bertanggung jawab pada pekerjaan seperti itulah. Tidak mengandalkan orang lain dalam bekerja karena kita punya tanggung jawab sendiri dalam bekerja.”

(Partisipan 1)

“Bertanggung jawab. Intinya kalau kita diberikan tanggung jawab yang ini yang mau dikerjakan ya itulah yang kita kerjakan sampai selesai jam dinas.” (Partisipan 7)

f. Memberikan Perhatian kepada Orang Lain

Partisipan menyatakan bahwa memberikan perhatian kepada pasien merupakan nilai profesional yang mereka laksanakan dalam memberikan perawatan. Perhatian kepada pasien dan teman kerja yaitu dengan memberikan dukungan, terbuka, saling menerima dan ikhlas dalam bekerja. Hal ini sesuai dalam pernyataan partisipan.

“Cuma salah satu bentuk perhatian kita adalah dengan support, itulah makanya saya bilang saling mendukung jadinya.”

(Partisipan 2)

“Hmmm..ya satu kita harus care ya kepada pasien begitu juga dengan teman satu kerja kita harus care. Carenya itu gini ya harus kita berdua antara pasien dan perawat itu ya harus saling terbuka, saling menerima dan ikhlas.”


(63)

g. Menghargai Pluralisme teman sejawat

Partisipan menyatakan bahwa menghargai pluralisme teman sejawat merupakan nilai profesional yang mereka laksanakan dalam memberikan perawatan. Dalam memberikan perawatan partisipan mengatakan bahwa tidak boleh membeda-bedakan kebudayaan teman kerja. Bukan hanya kebudayaan saja, perawat juga tidak boleh melihat latar belakang teman kerja dan agamanya. Partisipan mengungkapkan dengan beragamnya suku dan agama antar perawat itu lebih baik, karena saling mengenal perbedaan masing-masing dan harus saling menerima perbedaan tersebut. Hal ini sesuai pernyataan partisipan.

“Kami tidak ada membeda-bedakan itu. Mau islam, nasrani mau suku apapun itu tidak ada perbedaan apapun.”

(Partisipan 4)

“Justru yang membedakan suku itu yang lebih baik ya jadi kita tau bagaimana suku dia dan dia tau bagaimana suku kita ya intinya tidak ada membeda-bedakan suku.”

(Partisipan 7)

1.4Hasil Observasi

Hasil observasi peneliti mendapatkan berdasarkan Potter dan Perry (2005) tentang ”American Association of Colleges of Nursing (AACN)” yang menetapkan tujun nilai dan perilaku keperawatan esensial yaitu alturisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat manusia, keadilan, dan kebenaran,


(64)

Hasil observasi peneliti mendapatkan bahwa nilai personal yang dominan yang dilakukan perawat IRNA D RSUD Dumai yaitu memiliki sikap perhatian dan keramahan. Dimana peneliti melihat ada enam partisipan telah perhatian baik dengan teman kerja maupun dengan maupun. Seperti terlihat pada partisipan kedua sering mananyakan keadaan kabar teman sejawatnya. Dan partisipan enam yang menanyakan keadaan kehamilan teman sejawatnya. Berikutnya peneliti melihat enam partisipan memiliki sikap yang ramah. Terlihat ketika peneliti datang keruangan, partisipan dengan ramah menanyakan, ingin berkenalan, dan bertegur sapa dengan peneliti.

Sedangkan hasil observasi peneliti terhadap nilai profesional yang dominan yang dilakukan perawat IRNA D RSUD Dumai yaitu memberikan perhatian terhadap pasien dan mempertahankan kerahasiaan pasien dan pegawai. Ketujuh partisipan telah merahasiakan status pasien HIV/AIDS. Dimana terlihat partisipan tidak mau bercerita mengenai pasien HIV/AIDS kepada peneliti. Dikarenakan hal tersebut sangat dijunjung partisipan, dan apabila partisipan mengingkarinya maka peraturan di RSUD Dumai akan mendapatkan hukuman dari pihak rumah sakit. Dengan memiliki sikap perhatian terhadap pasien tersebut perawat telah melaksanakan nilai alturisme seorang perawat. Dan dengan keramahan dan menjaga kerahasiaan pasien dan prawat, telah terlaksanakannya nilai martabat manusia dalam memberikan perawatan.


(65)

Tabel 2

Hasil observasi terhadap nilai personal dan profesional perawat di ruangan IRNA D RSUD Dumai

Perilaku yang diobservasi Frekuensi

(Jumlah Partisipan 1. Nilai Alturisme

a. Nilai personal :

- Memiliki sikap perhatian - Kemurahan hati

- Bertanggung jawab b. Nilai Profesional

- Memberikan perhatian terhadap pasien

- Membantu teman sejawat ketika mereka tidak dapat melakukn perawatan

6 4 2 7 5

2. Nilai Persamaan a. Nilai Personal - Sikap menerima - Tidak sepihak b. Nilai Profesional

- Dapat memberikan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan individu, bukan pada karakter pribadi

- Melakukan interaksi dengan perawat yang lain

3 0

5 6 3. Nilai Estetika

a. Nilai Personal

- Memiliki penghargaan - Kreativitas

b. Nilai Profesional

- Dapat beradaptasi dengan lingkungan sehingga bisa memuaskan pasien

- Menciptakan lingkungan kerja yang

menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain

2 5 3 6

4. Nilai Kebebasan a. Nilai Personal - Keterbukaan - Disiplin

b. Nilai Profesional

- Bisa menghargai hak pasien untuk menolak keperawatan

- Mendukung hak teman sejawat untuk memberikan berbagai alternatif pada rencana perawatan

3 5 5 6


(66)

- Mendukung diskusi terbuka terhadap isu-isu yang kontroversi dalam profesi

3

5. Nilai Martabat manusia a. Nilai Personal

- Empati - Keramahan - Bisa menghargai b. Nilai Profesional

- Mempertahankan kerahasiaan pasien dan pegawai - Merawat orang lain dengan hormat tanpa

memandang latar belakang

3 6 5 7 2

6. Nilai Keadilan a. Nilai Personal - Keberanian b. Nilai Profesional

- Bertindak sebagai advokasi dalam perawatan kesehatan pasien

2 3

7. Nilai Kebenaran a. Nilai Personal - Keingintahuan b. Nilai Profesional

- Dapat mendokumentasikan keperawatan secara akurat dan jujur

3 6

2. Pembahasan Penelitian

Nilai memberikan hidup dan identitas kepada perawat. Pemahaman perawat tentang nilai akan sangat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan. Seorang perawat terlatih untuk mengenali dan bekerja dengan kekuatan nilai ketika ia dihadapi dengan pasien. Harus disadari bahwa merawat pasien bertindak sebagai nilai sentral dalam keperawatan. Maka perawat yang baik lebih daripada hanya memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis pasien. Namun harus memahami situasi pasien sehingga dapat memberikan nilai profesional perawat yang dibutuhkan pasien selayaknya (Potter & Perry, 2005).


(67)

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketujuh partisipan peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal penting yang terkait dengan nilai-nilai perawat yang dominan dalam memberikan perawatan di ruang IRNA D RSUD Dumai antara lain, nilai personal perawat yang dominan di ruang IRNA D RSUD Dumai dan nilai profesional perawat yang dominan di ruang IRNA D RSUD Dumai.

2.1Nilai Personal Perawat yang Dominan di Ruang IRNA D

Berdasarkan hasil wawancara peneliti didapatkan bahwa nilai personal perawat yang dominan di ruang IRNA D RSUD Dumai yaitu kedisiplinan, mengalah, bekerja keras, dan kejujuran. Kedisiplinan merupakan nilai kebebasan (Freedom), dimana dalam kehidupan sehari-hari seseorang dihadapkan dengan berbagai pilihan, begitu juga dengan perawat diberikan kapasitas untuk menetapkan pilihannya (Potter & Perry, 2005).

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan partisipan bahwa kedisiplinan adalah cara perawat dalam menghargai waktu selama bekerja. Dan partisipan menunjukkan kedisiplinannya selama bekerja seperti, tepat waktu datang keruangan dan kedisiplinan menggunakan seragam perawat. Perawat harus menyadari nilai mereka sendiri, memahami bagaimana mereka berinteraksi dengan klien. Untuk membuat keputusan yang bijak dan matang dalam perawatan, perawat harus waspada tentang pengaruh nilai pribadi dalam pemberian perawatan. Seorang perawat akan memiliki kesulitan melakukan perannya sebagai seorang profesional ketika nilai pribadinya tidak jelas dan tidak meyakinkan. Maka dari itu perawat perlu memahami situasi hidup dan


(68)

pengalaman pasien serta menempatkan pasien sebagai pribadi bukan sebagai kategori tingkah laku tertentu (Perry & Potter, 2005).

Nilai personal perawat yang kedua yaitu mengalah, dimana menurut partisipan untuk menghindari perbedaan pendapat antar perawat maka perlunya sikap mengalah. Mengalah merupakan nilai martabat manusia (Human dignity), yaitu sifat yang baik dan unik dari seorang perawat. Perawat harus mencoba untuk tidak menghakimi perilaku seseorang atau mengasumsikan nilai yang mendasarinya. Meskipun seorang perawat mungkin tidak menyetujui perilaku yang ditunjukkan atau disukai oranglain, pemberian perawatan yang menunjukkan penghargaan terhadap harga diri manusia tetap menjadi kewajiban perawat (ANA Code of Ethics, 1985 dalam Perry & Potter, 2005). Demikian juga terhadap pasien, pasien mungkin tidak sanggup menerima masalah tentang nilai pribadi jika perawat memberikan saran yang bersifat menggurui atau tanpa diminta. Perawat seharusnya menganggap dirinya sebagai orang yang mengumpulkan data mengenai kebutuhan kesehatan orang lain. Perawat yang kompeten akan membantu pasien untuk mengambil keputusan mereka sendiri mengenai nilai perawatan kesehatan.

Yang ketiga nilai personal perawat yang dominan yaitu bekerja keras. Perawat IRNA D RSUD Dumai mengatakan untuk melakukan pekerjaan perlu adanya kekuatan tekad dan usaha keras. Bekerja keras merupakan nilai alturisme (alturism), yaitu mempertahankan kesejahteraan untuk orang lain. Bekerja keras adalah bentuk dari ketekunan seseorang dalam melakukan sesuatu. Beberapa ahli mengatakan bahwa nilai altruisme merupakan bagian “sifat manusia” yang


(1)

Kalau komplain itu jelas ada ya tapi itu tadi kearah-arah positif misalnya kalau sama kita kan ruangan ini terbatas atau penuh yakan. Jadi mereka melihat o..karena perawat disini menggunakan masker jadinya mereka seperti penyakit mereka itu yaa ibaratnya mereka tidak bersedialah ditempatkan ruang rawat inap disini. Karena mereka tidak sadar penyakit mereka itu apa gitu dan menimbulkan menularkah atau bagaimanakah mereka tidak sadar jadi ya pasti ada.

Jadi bagaimana tindakan ibu utk mengatasi komplainnya?

Ya kita jelaskan pada pasien dan keluarga pasien dan penyakit mereka itu seperti apa ya pokoknya kita tinggal jelaskan kepada pasien.

Ada masalah lebih lanjut atau tidak bu? Ya mudah-mudahan tidak.

Terimakasih, untuk sementara itu dulu. Jika nanti saya meminta mewancara Ibu lagi terkait hasil wawancara kita ini Ibu bersedia?

Ya bersedia.

Terimakasih Bu, selamat pagi. Sama-sama, pagi.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(2)

(3)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(4)

(5)

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Meliza Sahyenti

Tempat, Tanggal Lahir : Dumai, 31 Mei 1990

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Cermai No. 8 Kel. Simpang Tetap Dahrul Ikhsan Kec. Dumai Barat 28825 Dumai – Provinsi Riau

Jl. Setia budi Pasar 2 Perumahan Puri Tania No. 22 Kel. Tanjung Sari Kec. Medan Selayang 20132 Medan

Riwayat Pendidikan :

- TK Bhayangkari Dumai Timur (1995-1996) - SD Negeri 016 Buluh Kasap Laborhauseng

Dumai Timur (1996-2002)

- SMP Negeri 1 Dumai (2002-2005) - SMA Negeri 2 Dumai (2005-2008)

- Program Studi DIII Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan (2008-2011)

- Program Ekstensi, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan (2011-2013)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(6)

Sertifikat Seminar dan Workshop Penelitian Kualitatif

- Seminar Penelitian Kualitatif sebagai Landasan Pengembangan Pengetahuan Disiplin Ilmu Kesehatan (31 Januari 2012)

- Workshop Analisis Data dengan Content

Analysis dan Weft-QDA (31 Januari 2012)

- Seminar Aplikasi Penelitian Kualitatif sebagai Landasan Pengembangan Pengetahuan Bidang Kesehatan (18 Desember 2012)

- Menganalisis Data Kualitatif dengan Metode

Content Analysis dan Software Weft-QDA (18

Desember 2012)

- Pelatihan Perawatan Luka Certified Wound