menentukan orang dalam insider oleh sebab itu bisa membebaskan pelaku dari praktik insider trading sehingga tidak menimbulkan efek jera bagi pelaku itu sendiri.
B. Kategori Pihak yang Termasuk Orang Dalam di Pasar Modal
Berdasarkan kegiatan di dalam Pasar Modal sebagaimana diuraikan di atas, selanjutnya di sini akan dipaparkan siapa saja pihak-pihak yang dikategorikan sebagai
orang-orang dalam Pasar Modal. Menurut UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menentukan orang dalam insider hanya merupakan orang-orang atau pihak-pihak
yang terkait dengan kegiatan di Pasar Modal yang jika dikaitkan dengan teori penyalahgunaan misappropriation theory ketentuan tersebut sangat bertolak
belakang. Menurut teori penyelahgunaan misappropriation theory memandang, setiap
orang yang menggunakan inside information atau informasi yang belum tersedia untuk publik melakukan perdagangan saham atas informasi tersebut dikategorikan
sebagai insider. Walaupun orang yang melakukan perdagangan itu tidak mempunyai fiduciary duty
dengan perusahaan.
106
Berpedoman pada teori ini maka seluruhnya baik di dalam maupun di luar Pasar Modal dapat dikategorikan sebagai insider, tidak
mesti harus ada hubungan kepercayaan fiduciary duty tetapi mengikuti kewajiban umum keterbukaan di Pasar Modal.
107
106
Ibid., hal. 264.
107
David L. Ratner dan Thomas Lee Hazen dalam Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam....Op. cit
., hal. 255.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bismar Nasution, yang termasuk orang dalam insider pada suatu perusahaan adalah:
108
1. Seorang Komisaris, Direktur, Pegawai Perusahaan atau Perusahaan
Afiliasinya. 2.
Pemegang Saham Utama didalam Perusahaan Afiliasinya. 3.
Orang yang karena kedudukannya atau hubungannya dengan Perusahaan atau Perusahaan Afiliasi mengetahui Informasi Orang Dalam.
4. Orang yang dalam waktu 6 enam bulan sejak tidak lagi sebagai orang seperti
pada angka 1, 2, dan 3 di atas. Orang dalam sudah pasti lebih dahulu memperoleh informasi insider
information yang merupakan informasi penting dan relevan yang dapat
mempengaruhi harga efek dan informasi tersebut belum terbuka untuk umum. Kategori orang dalam tersebut tidak jauh beda sebagaimana yang dijelaskan pada
penjelasan Pasal 95 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Berdasarkan ketentuan Pasal 95 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
diketahui bahwa yang dimaksud dengan kedudukan termasuk jabatan pada lembaga, institusi, atau badan pemerintah, yang dimaksud dengan hubungan usaha termasuk
hubungan kerja atau kemitraan dalam kegiatan usaha, antara lain hubungan nasabah, pemasok, kontraktor, pelanggan, dan kreditur, serta yang dimaksud dengan informasi
orang dalam termasuk informasi material yang dimiliki oleh orang dalam yang belum tersedia untuk umum. Dari ketentuan Pasal 95 dapat ditafsirkan Perusahaan Publik
dilarang melakukan pembelian atau penjualan efek dengan perusahaan lain yang sama-sama melakukan transaksi di bursa. Maksudnya orang dalam yang dilarang
108
Bismar Nasution, “Aspek-Aspek Hukum Reksa Dana”, Diktat Kuliah Hukum Pasar Modal yang dirancang dan disampaikan sebagai bahan perkuliahan pada mata kuliah Hukum Pasar Modal di
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, November 2003, hal. 29.
Universitas Sumatera Utara
melakukan transaksi itu hanya antara sesama perusahaan publik sedangkan perusahaan broker yang bertindak sebagai perantara terlepas dari ketentuan ini.
Dalam menentukan sebagai kategori orang dalam, pembuat undang-undang tampak memfokuskan penentuannya pada orang dalam dari pihak Emiten atau
Perusahaan Publik. Sebagaimana penegasan Pasal 95 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai
informasi orang dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas Efek: 1.
Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; atau 2.
Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan.
Walaupun disebutkan perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan, namun ketentuan ini dinilai tidak
adil untuk menentukan orang dalam insider sebab pembuat undang-undang tidak tegas menentukan pihak Wakil Perantara Pedagang Efek WPPE, Kustodian Sentral
Efek Indonesia KSEI, Kliring Penjaminan Efek Indonesia KPEI dan lembaga atau pengelola investasi lainnya sebagai orang dalam padahal perusahaan-perusahaan
tersebut telah memperoleh lisensi untuk transaksi broker sekuritas dari perusahaan- perusahaan broker yang sudah memperoleh lisensi untuk melakukan jasa jual-beli
efek yang bertindak sebagai perantara dan sekaligus menjadi anggota bursa. Transaksi perdagangan efek-efek di Pasar Modal melibatkan banyak pihak
yang berperan tanpa adanya peran dari pihak-pihak tersebut mengakibatkan terganggunya proses tarnsaksi efek. Pihak-pihak dimaksud adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Emiten