Investor Lembaga Penunjang Analisis Terhadap Larangan Praktik Insider Trading di Pasar Modal

Dalam penawara umum, Emiten melalui kegiatan-kegiatan di pasar perdana, yaitu ketika efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk, kemudian penjatahan saham, yaitu pengalokasian efek pesanan pada pemodal sesuai dengan jumlah efek yang tersedia, dan pencatatan efek listing di Bursa yaitu saat efek tersebut mulai diperdagangkan di Bursa. Sehingga dengan demikian Emiten dan pihak-pihak lain yang memiliki hubungan dengan Emiten dikategorikan sebagai orang dalam dalam kegiatan Pasar Modal.

2. Investor

Pihak kedua yang terlibat dalam transaksi efek di bursa adalah investor atau pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi. Dilihat dari tujuan investor masuk bursa, yakni: 109 a. Untuk memperoleh deviden. Tujuan investor hanya ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden. b. Kepemilikan perusahaan. Dalam hal ini tujuan investor untuk menguasai perusahaan dengan pertimbangan semakin banyak saham yang dimiliki, maka semakin besar pengusahaan perusahaan. c. Berdagang. Tujuan investor untuk menjual kembali sahamnya atau efek lainnya pada saat harga tinggi dengan harapan memperoleh keuntungan dari jual beli sahamnya. 109 Andrias Harefa, Op. Cit., hal. 25-26. Universitas Sumatera Utara Sebelum membeli surat-surat berharga efek yang ditawarkan Emiten, para investor biasanya melakukan penelitian dan analisis-analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisi lainnya. Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan pihak investor bersekongkol atau melakukan praktik-praktik yang tidak sehat dengan pihak lain agar investor tersebut melakukan transaksi yang melibatkan orang dalam. Dengan demikian invetsor bisa dikategorikan sebagai orang dalam dalam konteks praktik insider trading.

3. Lembaga Penunjang

Selain Emiten dan Investor sebagai pemain utama di Pasar Modal, pemain lainnya yang turut memperlancar proses transaksi perdagangan efek adalah lembaga penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga- lembaga tersebut misalnya: Penjamin emisi underwriter, Wali amanat trustee, Perusahaan surat berharga securities company, Perusahaan pengelola dana investment company, dan Kantor administrasi efek. Salah satu lembaga penunjang itu misalnya PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia KPEI yang menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar dan efisien. KPEI menjadi satu-satunya penjual untuk setiap pembeli dan satu-satunya pembeli untuk setiap penjual dalam setiap penyelesaian transaksi atas instrumen investasi yang diperdagangkan di bursa. Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga Kliring Penjaminan, KPEI melakukan Universitas Sumatera Utara tindakan pengendalian risiko terhadap setiap risiko yang mungkin timbul dalam penyelesaian transaksi bursa. 110 Penjamin emisi underwriter merupakan lembaga yang menjamin terjualnya saham atau obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten. Penjamin emisi setiap orang atau pihak yang melakukan pembelian efek dari emiten berdasarkan kontrak atau perjanjian untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak dijual. 111 Tugas pokok penjamin emisi adalah menjualkan efek yang diterbitkan perusahaan emiten kepada publik. Penjamin emisi juga bisa berperan memberikan advis kepada emiten mengenai kesempatan peluang untuk pendanaan dan menyusun struktur penawaran yang akan dilaksanakan. Melihat dari peran penjamin emisi, pihak emiten baik langsung atau tidak langsung tetap mengawasi kinerja penjamin emisi termasuk setiap orang yang berada di bawah pengawasan emiten. 112 Wali amanat trustee dalam emisi obligasi sangat diperlukan, terutama sebagai wali dari si pemberi amanat. Dalam hal ini, si pemberi amanat adalah investor. Jadi wali amanat mewakili pihak investor dalam hal obligasi. Perusahaan 110 http:www.kpei.co.idPageDetailprofil, diakses tanggal 12 November 2012. PT. KPEI didirikan sebagai perseroan terbatas berdasarkan akte pendirian No. 8 tanggal 5 Agustus 1996 di Jakarta oleh PT. Bursa Efek Indonesia dengan kepemilikan 100 dari total saham pendiri senilai Rp.15 miliar. KPEI memperoleh status sebagai badan hukum pada tanggal 24 September 1996 dengan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Dua tahun kemudian, tepatnya tanggal 1 Juni 1998, Perseroan mendapat izin usaha sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan berdasarkan Surat Keputusan Bapepam No.Kep-26PM1998. 111 Pasal 1 angka 17 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 112 Asril Sitompul, Due Diligence dan Tanggung Jawab Lembaga-Lembaga Penunjang Pada Proses Penawaran Umum , Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hal. 14. Universitas Sumatera Utara surat berharga securities company merupakan perusahaan yang mengkhususkan diri dalam perdagangan surat-surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga biasanya meliputi antara lain: sebagai pedagang efek, penjamin emisi, PPE, pengelola dana. Perusahaan pengelola dana investment company merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor. Perusahaan ini memiliki dua unit dalam mengelola dananya yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana. Kantor admnistrasi efek merupakan kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasi. Dengan memperhatikan kedudukan, peran dan fungsi lembaga-lembaga penunjang tersebut di atas, lembaga-lembaga ini dikategorkan sebagai insider dalam Pasar Modal. Lembaga kustodian juga termasuk sebagai orang dalam insider Pasar Modal. Sebab dilihat dari fungsinya sebagaimana diatur dalam Pasal 44 ayat 1 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, bahwa kustodian menyelenggarakan kegiatan penitipan bertanggung jawab untuk menyimpan Efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara kustodian dan pemegang rekening dimaksud. Kemudian Pasal 55 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, menegaskan kepada kustodian hanya dapat mengeluarkan efek atau dana yang tercatat pada rekening efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening atau pihak yang diberi wewenang untuk bertindak atas namanya. Universitas Sumatera Utara Salah satu contoh lembaga kustodian adalah PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI. UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menentukan larangan kepada lembaga kustodian yang ditentukan dalam Pasal 47 ayat 1 bahwa kustodian atau pihak terafiliasinya dilarang memberikan keterangan mengenai rekening efek nasabah kepada pihak manapun, kecuali kepada: a. Pihak yang ditunjuk secara tertulis oleh pemegang rekening atau ahli waris pemegang rekening; b. Polisi, Jaksa, atau Hakim untuk kepentingan peradilan perkara pidana; c. Pengadilan untuk kepentingan peradilan perkara perdata atas permintaan Pihak-Pihak yang beperkara; d. Pejabat Pajak untuk kepentingan perpajakan; e. Bapepam, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Emiten, Biro Administrasi Efek, atau Kustodian lain dalam rangka melaksanakan fungsinya masing-masing; atau f. Pihak yang memberikan jasa kepada Kustodian, termasuk konsultan, Konsultan Hukum, dan Akuntan. Hal yang menarik di sini adalah adanya pengecualian kepada pihak-pihak di atas. Masalahnya adalah jika misalnya Polisi, Jaksa, atau Hakim, Pejabat Pajak, pihak Pengadilan, oknum di Bapepam, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Emiten, Biro Administrasi Efek, atau Kustodian lainnya yang dikecualikan tersebut memanfaatkan fakta materil yang ia ketahui dengan cara bersekongkol dengan pihak lain di luar lembaga ini mengenai rahasia sebuah perusahaan yang akan go public, Universitas Sumatera Utara maka menurut tafsiran terhadap Pasal 47 ayat 1 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal terlepas dari kategori orang dalam insider sehingga perbuatannya tidak dapat dikategorikan sebagai perbuatan insider trading.

4. Lembaga-Lembaga Swasta