Data Sekunder Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

48 2. Uji Analisis Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Jika r hitung lebih besar dari r table untuk degree of freedom df = n-2, dalam hal ini n adalah sampel n. Jika r dihitung lebih besar dari r table dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid Ghozali, 2013. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari perntanyaan – pertanyaan. Menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan – pertanyaan. Apabila nilai signifikan yang didapat dibawah 0,05 maka data yang diperoleh adalah valid. Serta dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang di gunakan, ialah sebagai berikut: 1. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan dianggap valid. 2. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan dianggap tidak valid b. Uji Reliabilitas Dikemukakan oleh Ghozali 2013 uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan 49 adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Selain itu menurut Nunnally dalam Ghozali 2011 suatu konstruk atau variabel dikatan relibel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,70. 3. Uji Asumsi Klasik Uji asusmsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat dapat dijadikan alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang akan digunakan yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji statistic T dan uji statistic F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil Ghozali, 2013. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2013. 50 b. Uji Multikolinearitas Bertujuan untuk menguji apakah model regresi di temukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari 1 nilai tolerance lawannya 2 variance inflation factor VIF. Jika nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≥ 0,10 atau dama dengan nilai VIF ≥ 10 Ghozali, 2013. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisita. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskeastisitas Ghozali, 2013. 4. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda adalah regresi yang di dalamnya terdapat satu variabel dependen Y dan lebih dari satu variabel independen X, variabel dependen adalah variabel terikat yang 51 dipengaruhi oleh variabel independen atau bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja, sedangkan variabel independennya adalah gaya kepemimpinan, dan budaya organisasi, dan disiplin kerja. Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana : Y = Kinerja α = Konstanta β 1 β 2 β 3 = Koefisien variabel independen X 1 = Gaya Kepemimpinan X 2 = Budaya Organisasi X 3 = Disiplin Kerja e = Error Pembuktian hipotesis ini dilakukan melalui tiga pengujian, yaitu uji statistikt, uji statistic F, dan uji determinasi. a. Uji statistik t uji parsial Uji statistic T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2013. Untuk menguji statistik t dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e 52 t tabel . Apabila nilai t hitung t tabel maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, atau bias juga signifikan dibawah 0,05 yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel independen. b. Uji statistik F uji simultan Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependenterikat. Quick look:bila nilai F lebih besar dari pada 4 maka HO dapat ditolak pada derajar kepercayaan 5. Dengan kata lain kita menerima HA, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Atau dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai f hitung f table , maka H0 ditolak dan menerima Ha. Ghozali, 2013 c. Uji koefisien determinasi Koefisien Determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai r 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen masih terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel - variabel dependen. 53 Namun penggunaan koefisien determinasi memiliki kelamahan yaitu bias terhadap jumlah variabel yang dimasukkan kedalam model, setiap tambahan satu variabel independen maka pasti r 2 meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted r 2 saat mengevaluasi model regresi terbaik Ghozali, 2013.

E. Oprasional Variabel Penelitian

Definisi oprasional variabel memberikan batasan dan penjelasan mengenai ukuran variabel yang digunakan dalam penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudia indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang akan berupa pernyataan atau pertanyaan Sugiono, 2011. Adapun konsep oprasional variabel penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel Dimensi Indikator No. Pernyataa n Skala Pengukur an Gaya kepemimpinan X1 Bass 1997 1. Gaya kepemimpinan transformasiona l 1 Berkharism a 2 Motivasi dan inspirasi 3 Rangsangan intelektual 1 dan 2 3 4 5 Ordinal 54 4 Perhatian individu 2. Gaya kepemimpinan transaksional 1 Contingent reward 2 Active managemen t by expection 3 Passive managemen t by exception 4 Laissez- faire 6 7 8 9 Ordinal Budaya Organisasi X2 Robbins 2010 1. Innovation and risk taking 1 Kebebasan berinovasi pada pekerjaan 2 Kebebasan bertanggung jawab pada pekerjaan 10 dan 11 12 Ordinal 2. Attention to detail 1 Menyelesai kan tugas dengan cepat 2 Menyelesai kan tugas dengan tepat 3 Menyelesai kan tugas dengan teliti 13 14 15 Ordinal 3. Outcome orientation 1 Tuntutan terhadap manajemen untuk lebih memusatka n perhatian pada hasil 16 Ordinal 4. People orientation 1 Keputusan manajemen dalam mempertim bangkan 17 Ordinal 55 efek-efek hasil terhadap individu 5. Team orientation 1 Fokus pada kerja sama tim daripada individual 18 Ordinal 6. Agrresiviness 1 Tingkat tuntutan terhadap orang-orang agar berlaku agresif dan bersaing 19 dan 20 Ordinal 7. Stability 1 Tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam mempertaha nkan status quo berbanding pertumbuha n 21 Ordinal Disiplin Kerja X3 Rivai 2004 1. Tujuan dan kemampuan 1 Pegawai merasa tertantang dengan tugas yang diberikan 2 Pegawai merasa mampu menyelesaik an tugas yang diberikan 22 23 Ordinal 2. Teladan pimpinan 1 Pimpinan adalah sosok panutan yang baik 2 Pimpinan memberikan 24 25 Ordinal 56 pengawasan yang baik 3. Balas jasa 1 Pegawai merasa puas dengan balas jasa yang diterima 2 Pegawai merasa senang menjalanka n tugasnya 26 27 Ordinal 4. Keadilan 1 Pegawai mendapat perlakuan yang adil dari pimpinan 2 Hukuman yang diberikan pemimpin sesuai dengan kesalahan 28 29 Ordinal 5. Waskat 1 Pemimpin memberikan pengarahan yang baik 2 Pimpinan memberi pengawasan yang baik 30 31 Ordinal 6. Sanksi hukuman 1 Sanksi yang diberikan kepada pegawai bersifat mendidik 2 Sanksi yang diberikan kepada pegawai untuk memotivasi 32 33 57 7. Ketegasan 1 Pimpinan memberikan tindakan yang tegas bagi indisipliner 2 Pegawai yang melanggar akan dikenakan sanksi 34 35 8. Hubungan kemanusiaan 1 Adanya hubungan yang baik atasan dengan bawahan 2 Adanya hubungan yang baik antar pegawai 36 37 Kinerja Y Rivai 2009 1. Kemampuan teknis 1 Pengetahua n tentang pekerjaan, metode dan teknik yang digunakan 2 Mampu menggunak an peralatan untuk menyelesaik an tugas 3 Memiliki pengalaman dan mendapat pelatihan 38 39 40 Ordinal 2. Kemampuan konseptual 1 Mampu memahami kompleksita s perusahaan 2 Mampu 41 42 Ordinal 58 menyesuaik an diri dengan bidang operasional perusahaan secara menyeluruh 3. Kemampuan hubungan interpersonal 1 Mampu bekerjasama dengan rekan kerja 2 Mampu memotivasi 3 Mampu melakukan negosisasi 43 44 45 Ordinal 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Fokus, Lokus dan Waktu Penelitian

a. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menganalisis apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan rumah sakit Anna Kota Bekasi menghasilkan pengaruh secara simultan ataupun secara parsial.

b. Lokus Penelitian

Lokus penelitian ini yaitu pada perawat rumah sakit Anna Kota Bekasi Jl. Raya Pekayon No. 36, Kelurahan Jaka Setia, Kecamatan Bekasi Selatan

c. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengajukan surat izin penelitian di rumah sakit Anna Kota Bekasi dan dilanjutkan dengan wawancara dan mendapat bimbingan oleh bapak Ikhsan untuk kemudian diarahkan pada 5 Desember 2015 dan dilanjutkan dengan menyebarkan kuesioner kepada perawat pada 4 Agustus 2016 sekitar pukul 11.00 wib.

2. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Anna Kota Bekasi

Rumah Sakit Ibu dan Anak Anna yang dibangun secara strategis di Jalan Raya Pekayon No. 36, Kelurahan Jaka Setia, Kecamatan Bekasi 60 Selatan, didirikan pada tahun 2002 atas prakarsa Drs. H.Amran Irsal, dr. Yenny A. Julizir, SpOG dan dr. Julizir Moezahar, SpA, SpKP. Pada 18 Juni 2003, PT. Nur Amanah selaku badan hukum diberikan izin operasional RSIA Anna dengan 44 tempat tidur, berdasarkan Surat Izin Walikota Bekasi No. 445.11292Diskes2003. Untuk memperluas ruang lingkup pelayanan, seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat akan fasilitas kesehatan di kota Bekasi pada umumnya, Bekasi Selatan pada khususnya, pada 11 Maret 2013 RSIA Anna berubah status menjadi rumah Sakit Umum Anna, berdasarkan Surat Izin Walikota Bekasi No.441.5591 YANKESIII2013. Rumah Sakit Anna merupakan rumah sakit umum dengan klasifikasi kelas C, berdasarkan Surat Izin Walikota Bekasi No. 445.13740YANKESV2015, terdiri dari atas 4 lantai dan memiliki 101 kapasitas tempat tidur. Rumah Sakit Anna memberikan pelayanan spesialisasi, penunjangan medis dan pelayanan umu terpadu untuk seluruh lapisan masyrakat, sebagai berikut : a. Pelayanan Rawat Jalan Meliputi poli umum, UGD 24 jam, Medical Chech Up MCU, hemodialisa, spesialisasi yang terdiri dari : mata, penyakit dalam, THT, kulit dan kelamin, anak, kebidanan dan kandungan, gigi dan mulut, syaraf, paru, jantung dan pembulu darah, bedah umum, bedah anak