Disiplin kerja Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

26

4. Disiplin kerja

a. Definisi Displin Kerja

Aspek lain yang penting dalam organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja adalah kedisiplinan. M. Harlie 2012 mengemukakan bahwa kinerja perusahaan dikatan berkualitas dan berhasil dalam mencapai tujuan apabila dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan seperti disiplin kerja, pendidikan dan pelatihan. Kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Kinerja maksimal dari seorang pegawai dapat diperoleh jika perusahaan mampu mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh pegawainya sehingga pegawai dapat bekerja secara optimal. Menurut Singodimedjo 2002 kedisiplinan adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma – norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang masuk kedalam suatu organisasi maka orang tersebut harus menaati dan mengikuti aturan maupun norma- norma yang berlaku dalam organisasi tersebut. Apabila norma dan aturan tersebut tidak ditaati maka akan sulit bagi individu tersebut untuk diterima didalam lingkungan tersebut. Sedangkan di sisi lain menurut Siagian 2013 disiplin merupakan bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja 27 kooperatif dengan para pegawai yang lain serta meningkatkan prestasi kerja.

b. Jenis

– Jenis Disiplin Menurut Newstrom dalam Asmiarsih 2006 disiplin terdiri atas tiga jenis yaitu: 1 Disiplin Prefentif Disiplin prefentif adalah tindakan agar karyawan terdoronng dalam menaati standar atau peraturan. Tujuan pokoknya adalah agar mendorong karyawan memiliki disiplin pribadi yang tinggi, agar peranan pimpinan tidak terlalu berat dengan pengawasan atau pemaksaan yang dapat mematikan prakarsa, kreativitas dan partisipasi karyawan. 2 Disiplin Progresif Adalah tindakan indisipliner yang terjadi berulang kali berupa hukuman yang semakin berat, dengan maksud agar pelanggar tidak melakukan indisipliner berulang kali dan mau melakukan perbaikan diri sebelum hukuman yang lebih berat di jatuhkan 3 Disiplin Korektif Tindakan pemberian yang dilakukan setelah terjadinya pelanggaran standar atau aturan. Tindakan tersebut dilakukan dengan maksud untuk mencegah terjadinya pelanggaran lanjutan. Tindakan tersebut biasanya merupakan hukuman tertentu yang biasa di sebut disipliner berupa peringatan, skors, atau pemecatan. 28

c. Faktor

– Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Faktor disiplin kerja menurut Singodimejo 2002 adalah : 1. Besar kecilnya pemberian kompensasi Pemberian kompensasi dapat memengaruhi tegaknya disiplin. Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payahnya yang telah dikontribusikan bagi perusahaan. Bila ia menerima kompensasi yang memadai, mereka akan dapat bekerja tenang dan tekun, serta selalu berusaha bekerja dengan sebaik – baiknya, begitu pula sebaliknya. 2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan perusahaan, semua karyawan akan selalu memerhatikan bagaimana pimpinan dapat menegakan disiplin dirinya dan bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. 3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksanakan dalam perusahaa, bila tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. Disiplin tidak mungkin ditegakan bila peraturan dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan yang dapat berubah – ubah sesuai dengan kondisi atau situasi. 29 4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan Bila ada seorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya. Dengan adanya tindakan terhadap pelanggar displin, sesuai dengan sanksi yang ada, maka semua karyawan akan merasa terlindungi, dan dalam hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang serupa. 5. Pimpinan hendaknya tidak melakukan pendisiplinan saat pelanggar absen Jika terjadi pelanggaran maka hendaknya pimpinan langsung memberikan pendisiplinan langsung dihadapan pelanggar secara pribadi agar ia tahu bahwa ia telah melakukan pelanggaran. Karena akan percuma pendisiplinan dilakukan tanpa adanya pihak yang bersangkutan. 6. Setelah pendisiplinan sikap dari pimpinan haruslah wajar kembali Sikap wajar hendaklah dilakukan pimpinan setelah melakukan tindakan pendisiplinan kepada karyawan yang melanggar. Dengan demikian proses kerja dapat berjalan dengan lancar kepmbali tanpa terganggu sikap yang kaku.

d. Peran Norma dalam Membentuk Disiplin Pegawai

Menurut Hasri 2004 norma merupakan aplikasi konkrit dari nilai- nilai dalam kehidupan sehari-hari jadi dengan adanya norma, anggota organisasi mengetahui apa saja yang sudah dikerjakan di masa lalu yang dinilai baik dan dapat dijadikan pedoman bertingkah laku di masa yang akan datang. 30

e. Indikator Kedisiplinan

Menurut Hasibuan 2012 disiplin kerja memiliki beberapa indikator seperti: 1 Tujuan dan kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. 2 Teladan pemimpin Teladan pemimpin sangat berperan dalam menentukan desiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. 3 Balas jasa Balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan atau pekerjaannya. 4 Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisplinan karyawan, keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa atau hukuman akan merangsang terciptanya kinerja yang lebih baik. 5 Waskat pengawasan melekat Tindakan nyata dan efektif untuk mencegah atau mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali system-sistem kerja yang paling efektif, serta 31 menciptakan sistem internal kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan perushaan, karyawan dan masyarakat. 6 Sanksi hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang sangat berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. 7 Ketegasan Pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menerapkan aturan- aturan yang ada di dalam perusahaan dan setiap karyawan yang indisipliner akan mendapatkan sanksi atau hukuman yang ditetapkan. 8 Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi baik diantara semua karyawan. Kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.

5. Kinerja