Kinerja Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

31 menciptakan sistem internal kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan perushaan, karyawan dan masyarakat. 6 Sanksi hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang sangat berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. 7 Ketegasan Pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menerapkan aturan- aturan yang ada di dalam perusahaan dan setiap karyawan yang indisipliner akan mendapatkan sanksi atau hukuman yang ditetapkan. 8 Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi baik diantara semua karyawan. Kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.

5. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Istilah kinerja mengandung berbagai macam pengertian. Kinerja dapat ditaftsirkan sebagai “hasil akhir kegiatan” Robbins dan Coulter, 2002. Kinerja adalah gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang 32 diharapkan dan pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada masing-masing individu dalam organisasi Waldman, 2005. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya Mangkunegara, 2011. Terdapat enam kriteria yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kinerja karyawan secara individu, yaitu kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas kemandirian dan komitmen kerja Bernardin dan Russel, 2006. Terdapat beberapa pandangan para pakar tentang pengertian kinerja. Menurut Asri Laksmi 2011 kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. Bacal 1999 memandang manajemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara terus-menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Proses komunikasi merupakan suatu system, memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus diikutsertakan, apabila manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer, dan karyawan. Dari beberapa pendapat para ahli maka penulis simpulkan bahwa kinerja adalah hasil keluaran dari aktivitas kerja yang telah dilakukan sesuai dengan tanggung jawab mencapai tujuan. 33

b. Tujuan dan Sasaran Kinerja

Tujuan kinerja menurut Wibowo 2013 kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap pekerjaan membantu mendifinisikan harapan kinerja, mengusahakan kerangka kerja bagi supervisor dan pekerja saling berkomunikasi. Tujuan kinerja adalah menyesuaikan harapan kinerja individual dengan tujuan organisasi. Kesesuaian antara upaya pencapaian tujuan individu dengan tujuan organisasi akan mampu mewujudkan kinerja yang baik. Kemudian sasaran kinerja menurut Wibowo 2013 merupakan suatu pernyataan secara spesifik yanag menjelaskan hasil yang harus dicapai, kapan, dan oleh siapa sasaran yang ingin dicapai tersebut diselesaikan. Sifatnya dapat dihitung, prestasi yang dapat diamati dan dapat diukur. Sasaran merupakan harapan. Sebagai sasaran, suatu kinerja mencakup unsur-unsur diantaranya Robbins dan Coulter, 2006: a. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. 1 Tingkat kesalahan 2 Tingkat kerusakan 3 Kecermatan b. Kuantitas. Merupakan sesuatu yang dihasilkan dan dinyatakan dalam jumlah. 34 1 Jumlah unit 2 Jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan c. Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 1 Tepat waktu 2 Adanya waktu luang 3 Pembuangan waktu d. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. 1 Menggunakan peralatan secara tepat 2 Menggunakan bahan baku sesuai yang dibutuhkan 3 Mencurahkan tugas untuk keberlangsungan perusahaan e. Kemandirian. Merupakan suatu tingkatan dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instasi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor. 1 Dapat melakukan tanpa bantuan orang lain 2 Bertanggung jawab atas pekerjaan 3 Berkomitmen dengan perusahaan Secara terperinci manfaat penilaian kinerja bagi organisasi adalah: 1 Memberikan feedback bagi pegawai dan urusan kepegawaian 35 2 Dipergunakan sebgai pertimbangan penentuan system reward imbalan 3 Diperguanakan sebgai pertimbangan promosi dan rotasi pegawai 4 Dipergunakan sebagai sumber informasi tentang kebutuhan pelatihan dan pengembangan pegawai

c. Faktor-faktor Kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, antara lain dikemukakan oleh Wibowo 2013 dalam bukunya, yaitu sebagai berikut: 1. Personal factors, ditunjukkan oleh tingkat, keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi dan komitmen individu. 2. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader. 3. Team factor, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan rekan sekerjanya. 4. System factors, ditunjukkan oleh adanya system kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi. 5. Contextualsituasional factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

d. Penilaian kinerja karyawan

Menurut rivai 2009, dalam menilai kinerja seorang pegawai, maka diperlukan berbagai aspek penilaian antara lain pengetahuan tentang pekerjaan, kepemimpinan inisiatif, kualitas pekerjaan, kerjasama, 36 pengambilan keputusan, kreativitas, dapat diandalkan, perencanaan, komunikasi, inteligensi kecerdasan, pemecahan masalah, pendelegasian, sikap, usaha, motivasi, dan organisasi. Selanjutnya, dari aspek-aspek penilaian kinerja yang dinilai tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi: 1 Kemampuan teknis Yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan yang digunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya. 2 Kemampuan konseptual Yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing ke bidang oprasional perusahaan secara menyeluruh. 3 Kemampuan hubungan interpersonal Yaitu antara lain kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan, melakukan negosiasi, dan lain-lain. Menurut Hasibuan 2005 kinerja seseorang dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari beberapa hal yaitu: 1 Kesetiaan Seseorang pegawai dikatakan memiliki kesetiaan jika ia melakukan tugasnya secara sungguh-sunggu dan penuh tanggung jawab 2 Prestasi kerja Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya 37 prestasi kerja seorang pegawai dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesanggupan pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 3 Kedisiplinan Sejauh mana pegawai dapat mematuhi peraturan yang ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya. 4 Kreatifitas Kemampuan pegawai dalam mengembangkan kreatifitas dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna. 5 Kerja sama Kerjasama diukur dari kemampuan pegawai dalam bekerja sama dengan pegawai lain dalam menyelesaikan tugas yang ditentukan sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik. 6 Kecakapan Dapat diukur dari tingkat pendidikan pegawai yang disesuaikan dengan pekerjaan yang menjadi tugasnya. 7 Tanggung jawab Tanggung jawab adalah kesanggupan seseorang pegawai menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan selesai tepat pada waktunya serta berani memikul resiko pekerjaan yang dilakukan. 38

B. Penelitian Terdahulu

Table 2.1 No. Peneliti tahun Judul Penelitian Variabel yang diteliti Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Herry Harjianto 2012 Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Telukbetung Utara Kota Bandar Lampung Gaya kepemimpinan X 1 , Kinerja Pegawai Y Menggunak an analisis regresi sederhana Hasil yang diperoleh yaitu idealisme pemimpin, motivasi inspirasional, konsiderasi individual berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dikantor kecamatan Telukbetung utara Kota Bandar Lampung 2. Dewi Sandy Trang 2013 Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Pengaruhnya terhadap Kinerja Pegawai Gaya Kepemimpinan X 1 , Budaya Organisasi X 2 , Kinerja Karyawan Y Menggunak an analisis regresi linier berganda Hasil yang diperoleh yaitu gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan namun tidak signifikan, Budaya Organisasi signifikan artinya Budaya Organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Secara simultan gaya kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 39 3. Herry Harijanto 2009 Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan studi PT. Pelayaran Samudra Selatan, Jakarta Budaya OrganisasiX 1 , Komitmen Organisasi X 2 , Kinerja Karyawan Y Menggunak an Path Analisis Hasil yang diperoleh yaitu Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi memiliki pengaruh positif secara parsial atau simultan terhadap kinerja karyawan. 4. Sulaiman, Mukhlis Yunus, dan Amri 2014 Pengaruh gaya kepemimpinan dan gaya komunikasi terhadap kinerja pegawai serta dampaknya pada kinerja secretariat Daerah Kabupaten Pidie Jaya Gaya Kepemimpinan X 1 , Gaya Komunikasi X 2 , Kinerja Z Kinerja Karyawan Y Analisis linier berganda. Hasil yang diperoleh yaitu gaya kepemimpinan dan gaya komunikasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai, yang pada gilirannya akan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja sekretariat. Secara tidak langsung gaya kepemimpinan dan gaya komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja secretariat melalui kinerja pegawai. Variable yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja secretariat adalah variable gaya kepemimpinan yaitu sebesar 0,483 5. Suardi Yakub, Anto Tulim, Suharsil Pengaruh Disiplin Kerja, Pendidikan dan Pelatihan Disiplin KerjaX 1 , Pendidikan dan Pelatihan X 2 , Analisis linier berganda Hasil yan diperoleh yaitu Disiplin kerja, Pendidikan dan Pelatihan 40 2014 terhadap Kinerja Pegawai pada PT. Kertas Kraft Aceh persero Kinerja Karyawan Y secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Secara parsial masing – masing variable displin kerja, pendidikan dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai 6. Christian Katian Daho, Silvya L. Mandey, dan Lisbeth Mananeke Pengaruh Disiplin Kerja, Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada PT. PLN persero Wilayah Suluttenggo Area Manado Disiplin Kerja X1, Kepemimpinan X2, Motivasi X3, Kinerja Pegawai Y Menggunak an analisis linier berganda Hasilyang diperoleh yaitu secara simultan displin kerja, kepemimpinan dan motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Secara parsial hanya displin kerja dan kepemimpinan yang berpengaruh signifikan, sedangkan motivasi tidak mempunyai secara signifikan terhadap kinerja pegawai. 41

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini, seperti yang disajikan dalam gambar berikut ini Gambar 2.1 Kerangka Berpikir PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN DISPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Gaya Kepemimpinan X 1 Disiplin Kerja X 3 Budaya Organisasi X 2 Kinerja Y Metodologi Penelitian: 1. Uji Statistik Deskriptif 2. Uji Analisis Data 3. Uji Asumsi Klasik 4. Analisis regresi Linier Berganda Implikasi Hasil 42 Gambar 2.1 memperlihatkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun simultan.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan Sugiono, 2011. Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka hipotesis sebagai berikut: 1. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap variabel kinerja karyawan Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan terhadap variabel kinerjakaryawan secara parsial. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan terhadap variabel kinerja karyawan secara parsial. 2. Pengaruh variabel budaya organisas terhadap variabel kinerja karyawan. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel budaya organisasi terhadap variabel kinerja karyawan secara parsial. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel disiplin kerja dengan variabel kinerja karyawan secara parsial. 3. Pengaruh variabel disiplin kerja terhadap variabel kinerja karyawan. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel disiplin kerja terhadap variabel kinerja pegawai secara parsial. 43 Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel disiplin kerja dengan variabel kinerja pegawai secara parsial. 4. pengaruh antara variabel gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap variabel kinerja karyawan secara simultan Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap variabel kinerja karyawan secara simultan. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap variabel kinerja pegawai secara simultan. 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup sumber daya manusia. Dalam penelitian ini menguji dua variabel yaitu, variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan dan budaya organisasi dan disiplin kerja, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja. Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono 2011 penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif,statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini bersifat studi kasus yang dilakukan di RS Anna Kota Bekasi.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yangditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang bekerja pada RS Anna Kota Bekasi yang berfokuskan kepada perawat yang secara bergantian berjaga dan dengan jumlah populasi sebanyak 181 orang. 45

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2011. Pengambilan sampel dilakukan secara convenience sampling yaitu berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur dan bersifat kooperatif. Disisi lain menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk mengetahui ukuran sampel maka digunakan rumus Slovin dengan presentase kelonggaran sebesar 10 dengan rumus: __ Dimana : n : ukuran sampel N : ukuran populasi E : kelonggaran 10 N n = 1+Ne 2 181 n = = 64 1+1810,1 2