barang-barang hasil produksi dalam negeri. Oleh karena itu, permintaan barang dan jasa yang terjadi dalam sebuah perekonomian merupakan permintaan
gabungan antara barang impor dengan barang domestik. Tingkat substitusi yang tidak sempurna antara kedua jenis barang yang diminta ditunjukkan oleh fungsi
elastisitas substitusi yang konstan constant elasticity of substitutionCES Dalam model ini, fungsi penawaran Impor dinyatakan secara implisit.
Asumsi Negara kecil menyiratkan bahwa elastisitas penawaran impor bersifat tidak terbatas sebagai akibat adanya perubahan harga sehingga dalam model ini
harga impor dunia nilainya diasumsikan tetap. Asumsi lain dari model ini adalah bahwa modal bersifat industry-specific
dengan jumlah modal di setiap industri yang tetap, sehingga sewa kapitalyang terjadi antar indutsri akan berbeda. Selain asumsi-asumsi diatas, model ini
memiliki asumsi dan pemodelan yang sama dengan model dasar dan model CGE yang lainnya. Secara lengkap rumusan matematis dari model yang digunakan di
model ini dapat dilihat di Lampiran 1.
3.2.1.3. Simulasi yang Dilakukan
Untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini dilakukan dua buah simulasi kebijakan yaitu :
1. Kebijakan redistrbusi kepemilikan lahan dengan menambah
kepemilikan lahan bagi kelompok masyarakat dengan kategori buruh tani, dan kelompok masyarakat pengusaha pertanian dengan
kepemilikan lahan kurang dari 0.5 hapetani kecil yang berasal dari kelompok pengusaha pertanian dengan kepemilikan lahan diatas 1
hapengusaha pertanian golongan atas, golongan atas perdesaan serta rumah tangga golongan atas perkotaan. Dengan kata lain, pada
simulasi yang pertama kebijakan yang dilakukan hanya berupa redistribusi lahan. Selanjutnya, kebijakan refoma agraria yang hanya
berupa kegiatan reditribusi kepemilikan lahan disebut sebagai redistribusi lahan.
2. Simulasi kedua dari penelitian ini terdiri dari kebijakan redistribusi
kepemilikan lahan yang disertai dengan kenaikan produktivitas
teknologi produksi dari sektor-sektor pertanian. Seperti halnya dijelaskan pada bagian sebelumnya, dimana terdapat perbedaan antara
konsep reforma agraria dan redistribusi lahan. Istilah redistribusi lahan dipakai untuk merujuk pada program-program sekitar redistribusi
kepemilkan lahan dalam rangka menata ulang struktur kepemilikan tanah yang timpang menjadi lebih adil. Adapun istilah reforma
agararia mengacu pada pengertian lebih luas dan komprehensif, karena mencakup juga berbagai program pendukung yang dapat
mempengaruhi kinerja sektor pertanian pasca redistribusi kepemilikan lahan. Dalam penelitian ini, simulasi kedua selanjutnya disebut
sebagai redistribusi lahan plus. Besarnya penambahan kepemilikan lahan dilakukan dengan besaran nilai
yang disesuaikan dengan struktur kepemilikan lahan yang ada di Indonesia seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.
Tabel 3 Besaran redistribusi lahan yang digunakan dalam simulasi
Sumber : diolah dari SNSE dan SUSENAS 2008
Besaran nilai redsitribusi kepemilikan lahan yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan pada data yang terdapat dalam SNSE dan SUSENAS
2008. Redistribusi kepemilikan lahan dilakukan kepada kelompok rumah tangga yang memiliki rata-rata kepemilikan lahan lebih dari 2 ha dan dalam hal ini
Kelompo k Rumah
tangga Kondisi Awal
Kondisi Akhir Perubahan
Kepemilik an lahan
Jumlah HH Pendapatan
HH dari lahan
dalam Milyar Rp
Total lahan yang dikuasai
setiap kelompok HH
Rata-rata Kepemili
kan lahan Susenas
Total lahan yang dikuasai
setiap kelompok HH
Rata-rata Kepemili
kan lahan HH1
7 367 966 441
200 884 0.3 9 485 286
1.3 4622
HH2 9 952 671
2 204 1 004 427
0.1 13 545 823 1.4
1249 HH3
3 597 504 7 713
3 515 493 0.9 3 515 493
0.9 HH4
2 470 540 9 915
6 990 458 2.8 4 941 078
2.0 -29
HH5 9 122 381
13 220 6 026 558
0.6 6 026 558 0.6
HH6 3 306 788
1 102 502 212
0.2 502 212 0.2
HH7 3 922 657
38 561 17 577 463
4.5 7 845 314 2.0
-55 HH8
9 360 179 12 118
5 524 345 0.6 5 524 345
0.6 HH9
3 591 039 2 204
1 004 427 0.2 1 004 427
0.3 HH10
5 024 376 22 036
20 093 017 3.9 10 048 752
2.0 -50
Total 57 716 100
109 517 62 439 292
1.1 62 439 292 1.1
kelompok rumah tangga yang rata-rata kepemilikan lahannya lebih dari 2 ha adalah kelompok rumah tangga pengusaha pertanian besar HH4, rumah tangga
pedesaan golongan atas HH7 dan kelompok rumah tangga golongan atas perkotaan HH10. Bagi kelompok rumah tangga yang kepemilikan lahan-nya
lebih dari 2 ha maka kelebihan-nya akan diambil dan dialihkan kepada kelopok buruh tani HH1 dan kelopok pengusaha pertanian dengan kepemilikan lahan
kurang dari 0.5 ha HH2. Adapun besaran simulasi kenaikan produktivitas sektor pertanian
didasarkan pada perkembangan produktivitas dari sektor-sektor pertanian sebagaimana dijelaskan oleh Tabel 4 berikut .
Tabel 4 Persentase kenaikan produktivitas sektor pertanian di Indonesia tahun 2000-2010
Sektor Tahun
2000-2010 Rata-rata
produktivitas tahunan 2000-2010
Tahun 2005-2010
Besaran Simulasi
Pertanian Tanaman Pangan 28.43
2.48 14.16
14.16 Pertanian Tanaman Lainnya
97.74 30.24
22.56 22.56
Sumber : diolah dari database Deptan 2012
3.2.2. Microsimulation