mendukung. Dukungan tersebut menurun dari tahun ke tahun sehingga semakin mendorong petani pada stagnasi dan kemiskinan.
Merujuk kepada paparan singkat di atas, maka nyata sekali bahwa Reforma Agraria bukanlah program yang ringan untuk dilaksanakan. Cakupan
dan dampak dari program ini berdimensi sangat luas bagi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karenanya gerakan ini menuntut keterlibatan penuh
seluruh komponen bangsa. Selain itu pengalaman berbagai negara menunjukkan bahwa gerakan Reforma Agraria ini juga harus dilaksanakan dengan sepenuh hati,
pikiran, dan sumberdaya, tidak mengenal gerak setengah-setengah dan serba tidak pasti, sehingga Reforma Agraria mampu memberikan ruang gerak agar terjadi
dinamika sosial yang positif bagi masyarakat.
2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terkait reforma agraria yang pernah dilakukan sebelumnya baik oleh peneliti dalam maupun peneliti luar negeri, mempunyai
beragam kesimpulan yang cukup menarik. Syahyuti 2004 berpendapat bahwa terdapat 4 Faktor penting sebagai prasyarat pelaksanaan landreform yaitu: 1
kesadaran dan dukungan elit politik, 2 organisasi masyarakat tani yang kuat dan terintegrasi, 3 ketersediaan data yang lengkap dan akurat, serta 4 anggaran
yang memadai. Selain itu, Syahyuti menjelaskan bahwa permasalahan dan kendala utama dari program landreform di Indonesia sebenarnya hanya pada
penguasaan yang belum jelas dan kuat secara hukum. Bautista dan Thomas 2000 menganalisis secara kuantitatif dampak dari
kebijakan perdagangan dan landreform terhadap perekonomian nasional Zimbabwe. Dengan menggunakan Computable General Equilibrium CGE
Batuista dan Thomas melakukan 9 simulasi kebijakan terkait liberalisasi perdagangan dan landreform. Hasil simulasi dengan melakukan redistribusi lahan
sebesar 50 dari kepemilikan lahan kelompok petani kaya kepada para petani miskin, menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian
nasional Zimbabwe. Namun demikian, Batuista dan Thomas menemukan bahwa,
dampak yang ditimbulkan dari refoma agraria tidak efektif seperti halnya dampak yang ditimbulkan kebijakan liberalisasi perdagangan.
Fairhead et al. 2010 melakukan suatu penelitian untuk menganalisis dampak landreform di Papua New Gini dengan menggunakan CGE. Senada
dengan Fairhead et al.2010, Lofgren et al. 2001 melakukan sebuah studi mengenai dampak dari external shock dan kebijakan domestik Negara Malawi
dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan. Dengan menggunakan analisis CGE Lofgren et al. mensimulasikan dampak dari perubahan nilai tukar mata uang
Malawi dan peningkatan harga-harga komoditas dunia serta kebijakan dalam negeri berupa landreform dan proyek padat karya.
Penelitian lain terkait analisis CGE untuk mengukur dampak dari reforma agraria adalah penelitian yang dilakukan Chitiga dan Mabugu 2008 yang
berjudul “Evaluating the Impact of land redistribution : A CGE Microsimulation Application to Zimbabwe”. Dalam penelitian ini Margaret Chitiga et al.
melakukan sebuah simulasi dengan melakukan reditribusi kepemilikan lahan sebesar 40 dari keseluruhan lahan yang dimiliki kelompok masyarakat petani
komersil kepada kelompok petani komunal. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa program reforma agraria yang dilakukan di Zimbabwe telah mampu
mengurangi tingkat kemiskinan dan kesenjangan yang terjadi secara signifikan, sehingga Margaret Chitiga et al. menyarankan bahwa reforma agraria di
Zimbabwe harus terus dilaksanan.
2.6. Hipotesis Penelitian