dampak yang ditimbulkan dari refoma agraria tidak efektif seperti halnya dampak yang ditimbulkan kebijakan liberalisasi perdagangan.
Fairhead et al. 2010 melakukan suatu penelitian untuk menganalisis dampak landreform di Papua New Gini dengan menggunakan CGE. Senada
dengan Fairhead et al.2010, Lofgren et al. 2001 melakukan sebuah studi mengenai dampak dari external shock dan kebijakan domestik Negara Malawi
dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan. Dengan menggunakan analisis CGE Lofgren et al. mensimulasikan dampak dari perubahan nilai tukar mata uang
Malawi dan peningkatan harga-harga komoditas dunia serta kebijakan dalam negeri berupa landreform dan proyek padat karya.
Penelitian lain terkait analisis CGE untuk mengukur dampak dari reforma agraria adalah penelitian yang dilakukan Chitiga dan Mabugu 2008 yang
berjudul “Evaluating the Impact of land redistribution : A CGE Microsimulation Application to Zimbabwe”. Dalam penelitian ini Margaret Chitiga et al.
melakukan sebuah simulasi dengan melakukan reditribusi kepemilikan lahan sebesar 40 dari keseluruhan lahan yang dimiliki kelompok masyarakat petani
komersil kepada kelompok petani komunal. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa program reforma agraria yang dilakukan di Zimbabwe telah mampu
mengurangi tingkat kemiskinan dan kesenjangan yang terjadi secara signifikan, sehingga Margaret Chitiga et al. menyarankan bahwa reforma agraria di
Zimbabwe harus terus dilaksanan.
2.6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori-teori dan penelitian terdahulu, hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Proses redistribusi lahan akan mendorong sektor ekonomi yang produk-
produknya banyak dikonsumsi oleh kelompok masyarakat golongan bawah. Untuk Indonesia, sektor-sektor yang diperkirakan akan mengalami
kenaikan output adalah sektor-sektor primer dan sekunder yang barang- barangnya memiliki proporsi terbesar dalam konsumsi kelompok
masyarakat golongan bawah. Hal ini disebabkan karena proses reforma agraria diharapkan akan mampu menambah tingkat pendapatan dari
kelompok buruh tani dan petani dengan kepemilikan lahan sempit yang merupakan kelompok masyarakat golongan bawah. Disisi lain, sektor-
sektor yang banyak dikonsumsi oleh kelompok masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan akan mengalami penurunan output dan
untuk penelitian ini sektor yang diperkirakan akan mengalami penurunan output adalah sektor-sektor yang menghasilkan barang-barang mewah
barang tersier. 2.
Perekonomian Indonesia secara agregat diperkirakan akan mengalami kenaikan output karena sektor-sektor yang mengalami kenaikan output
adalah sektor primer dan sekunder yang banyak memiliki keterkaitan. Ketika terjadi kenaikan output disatu sektor akan mendorong sektor lain
yang menjadi input antara bagi sektor yang bersangkutan mengalami kenaikan output. Hal tersebut akan mendorong terjadinya proses multiplier
peningkatan output. Adapun sektor-sektor yang mengalami penurunan output adalah sektor-sektor tersier yang memiliki keterkaitan yang rendah
dengan sektor yang lain. Ketika sektor tersebut mengalami penurunan output maka sektor yang terpengaruh cenderung lebih sedikit.Secara
agregat output nasional diharapkan akan mengalami kenaikan. 3.
Proses reforma agraria diasumsikan akan mampu mengurangi kesenjangan pendapatan diantara kelompok masyarakat. Seperti kita ketahui bahwa
kebijakan reforma agraria adalah kebijakan redistribusi kepemilikan lahan dari kelompok rumah tangga yang memiliki lahan diatas batas maksimal
yang ditetapkan undang-undang dalam hal ini kelompok masyarakat tersebut masuk kedalam kelompok masyarakat kaya kepada para buruh
tani dan petani dengan kepemilikan lahan sempityang menjadi kelompok terbesar penyumbang kemiskinan di Indonesia. Dengan adanya
redistribusi kepemilikan lahan kepada para buruh tani dan petani dengan kepemilikan lahan sempit, maka kedua kelompok masyarakat ini akan
memperoleh pendapatan tambahan dari sewa lahan yang sebelumnya dinikmati oleh kelompok masyarakat kaya. Secara tidak langsung,
redistribusi kepemilikan lahan mengakibatkan redistribusi pendapatan dari kelompok masyarakat kaya kepada kelompok masyarakat miskin dan hal
ini diharapkan akan mampu mengurangi tingkat kesenjangan pendapatan yang terjadi antar kelompok masyarakat di Indonesia.
4. Kebijakan redistribusi lahan yang mampu meningkatakan pendapatan dari
kelompok buruh tani dan petani dengan kepemilikan lahan sempit diharapkan akan mampu memperbaiki kondisi kemiskinan di Indonesia.
Selama ini, kelompok buruh tani dan petani dengan kepemilikan lahan sempit merupakan dua kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan
per kapita terendah dan menjadi penyumbang terbesar dalam kategori kelompok masyarakat miskin di Indonesia. Ketika terjadi kenaikan
pendapatan dari kedua kelompok masyarakat tersebut maka diaharapkan mereka akan terlepas dari belenggu kemiskinan dan kondisi kemiskinan di
Indonesia akan lebih baik.
III. METODOLOGI PENELITIAN