Letak Geografis kawasan KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah

penebangan hutan yang dilakukan di kawasan tersebut. Kawasan jalur tracking yang dilalui selanjutnya adalah Puncak Barus yang berada pada ketinggian 1905mdpl. Tumbuhan di kawasan Puncak Barus ini didominasi oleh tumbuhan bawah, pohon pada tingkat tiang, dan lumut. Suhu udara di kawasan puncak Barus pada pagi hari cenderung sangat rendah. Dari hasil pengukuran yang dilakukan di lapangan diketahui bahwa suhu udara di Puncak Barus pada pagi hari adalah 18 o C. Bagian akhir dari perjalanan jalur tracking adalah kawasan Kaki Barus hingga desa Tongkoh. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa kawasan yang berada pada batas antara hutan dengan pemukiman sudah mengalami kerusakan. Tanah hutan yang berada dekat dengan pemukiman tidak lagi ditutupi oleh serasah karena terjadi pencurian humus. Penggunaan lahan yang sangat intensif dan pemberian pupuk menjadi penyebab kerusakan lahan pertanian di kawasan yang berbatasan dengan hutan, yang berakibat pada pembukaan lahan hutan untuk pertanian. Secara Geografis jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh berbatasan dengan: • Sebelah Utara : Lau Pulo, Sarang Kulit, Besukum • Sebelah Selatan :Hutan Lindung Bukit Barisan, Basam, • Sebelah Timur : Negeri Gugung, Namo Cengke • Sebelah barat : Sibolangit, Bukum

4.3 Kondisi Tumbuhan dan Satwa

Sebagian kawasan jalur tracking yang termasuk dalam kawasan Tahura Bukit Barisan didominasi oleh tumbuhan pada tingkat pohon yaitu Nyantoh, Rasamala, Merbau, dan tusam. Pada ketinggian tertentu di kawasan jalur tracking dapat dijumpai berbagai spesies anggrek, baik anggrek epifit maupun anggrek tanah, bahkan anggrek permata yang lebih dikenal karena bentuk daunnya yang sangat menarik. Satwa yang ditemukan di kawasan jalur tracking di antaranya, Monyet Ekor Panjang, Burung Rangkong, Harimau Akar, Musang, berbagai jenis serangga. Selain itu kawasan jalur tracking dikenal dengan berbagai macam bentuk lintah yang dapat dijumpai di sepanjang jalur.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Potensi Daya Tarik Ekowisata di Sepanjang Jalur

Tracking Dusun Negeri Suah- Tongkoh Potensi daya tarik ekowisata di sepanjang jalur tracking yang dimulai dari dusun Negeri Suah hingga ke Tongkoh adalah seperti uraian dibawah ini.

5.1.1 Sumber Daya Fisik

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di sepanjang jalur tracking Dusun Negeri Suah-Tongkoh terdapat 6 Potensi sumber daya fisik yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata Tabel 1. Tabel 13 Hasil Identifikasi Sumberdaya fisik di Jalur Tracking Negeri Suah – Tongkoh No. Sumber daya Fisik Posisi Deskripsi 1. 2. 3. 4. Sungai dua rasa Lau Jabi Air Terjun Lau Malem Air Terjun Hutan Pendidikan. Puncak Ketaruman Berada di awal Jalur Tracking tepatnya di Negeri Suah Berada di dekat areal persawahan dan pemukiman masyarakat Negeri Suah Berada pada jarak ±300m dari kantor Tahura Bukit Barisan. Berada pada km ke 6 Sungai Lau Jabi merupakan sungai yang letaknya berdekatan dengan sumber mata air panas sehingga menghasilkan aliran air mulai dari panas, hangat hingga dingin. Sepintas, permukaan air sungai berwarna putih kebiru-biruan. Terletak di subtracking 1. Air terjun Lau Malem memiliki ketinggian sekitar 30 meter. Kawasan air terjun sering digunakan oleh Kelompok Pecinta Alam sebagai sarana pendidikan dasar tali temali. Terletak di subtracking 1. Kawasan air terjun ini baru saja ditemukan oleh mahasiswa departemen Kehutanan USU bersama dengan pihak UPT Tahura saat melakukan praktikum di kawasan hutan pendidikan USU yang berada di Tahura BB. Dinding air terjun hutan pendidikan USU ditutupi oleh liana yang menambah nilai eksotik air terjun. Terletak di subtracking6. Merupakan punggungan bukit yang datar dan sempit. Pada punggungan tersebut terdapat monumen penanda titik triangulasi TT 2302. Monumen tersebut dibangun pada zaman penjajahan Belanda untuk mencari titik orientasi dalam pemetaan kawasan. Terletak disubtracking 2.