sedang. Masyarakat Negeri Suah yang tinggal berbatasan dengan kawasan jalur tracking
merupakan pihak yang memiliki keterkaitan langsung dengan program pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking. Keberadaan pengunjung kawasan jalur tracking
yang sudah sangat akrab menjadi salah satu faktor yang mendorong adanya dukungan positif dari masyarakat Negeri Suah terkait wacana pengembangan ekowisata di kawasan
jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. 4.
Sarana Prasarana. Berdasarkan hasil penilaian mengenai kondisi fasilitas yang terdapat di sekitar kawasan jalur tracking menurut kriteria ADO-ODTWA didapatkan bahwa nilai
tertimbang dari akomodasi di kawasan tersebut bernilai 16 yang tergolong dalam klasifikasi sedang. Akomodasi yang terdapat di kawasan jalur tracking diantaranya
berupa pelayanan dan sarana fisik. Pelayanan yang disediakan belum terorganisasi dengan baik dan masih sederhana bersifat kekeluargaan. Pelayanan tersebut berupa
bentuk pengamanan oleh petugas desa yang diberikan selama melakukan kegiatan di kawasan dusun Negeri Suah, selain itu jasa pelayanan lainnya adalah jasa pemandu yang
diberikan oleh KPA yang sering melakukan kegiatan di kawasan jalur tracking, dan jasa pengangkutan barang oleh penduduk setempat. Sarana fisik yang terdapat di kawasan
ekowisata jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh antara lain adalah kamar mandi dan ruang pertemuan jambur yang terdapat di dusun Negeri Suah, camping ground yang terdapat
pada beberapa titik di jalur tracking yang diatur sedemikian rupa sehingga berada dekat dengan sumber air. Selain itu pada jalur tracking juga terdapat rambu-rambu penanda
arah yang membantu pengguna jalur dalam melakukan perjalanan tracking. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, maka didapatlah nilai tertimbang potensi wisata
berdasarkan penilaian kriteria ADO-ODTWA di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh
adalah sebesar 326, yang tergolong dalam klasifikasi tinggi. Hal ini didukung oleh kenyataan di
lapangan yang menunjukkan adanya potensi daya tarik wisata yang tinggi di kawasan tersebut,didukung oleh aksesibilitas yang cukup memadai untuk tahap awal pengembangan
ekowisata di suatu kawasan
Tabel 20 Klasifikasi penilaian kriteria ADO-ODTWA dalam strategi pengembangan ekowisata di
jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh
5.4 Identifikasi Peranan Stakeholder
Identifikasi peranan stakeholder terkait dengan pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh dilakukan melalui beberapa tahap yaitu identifikasi stakeholder,
identifikasi kepentingan stakeholder, klasifikasi stakeholder, dan matriks partisipasi stakeholder
5.4.1 Identifikasi Stakeholder
Hasil identifikasi stakeholder berkaitan dengan pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh disajikan pada tabel berikut
Tabel 21 Identifikasi Stakeholder
No. Stakeholder Keterangan
1. Dinas Kehutanan Kab. Tanah Karo
Kepala Dinas Kehutanan Tanah Karo 2.
Disbudpar Kab. Tanah Karo Bag. Riset Pengembangan
3. Dinas Kehutanan Kab. Deli Serdang
Bag. Riset dan Pengembangan 4.
Disbudpar Kab. Deli Serdang Bag. Riset dan Pengembangan
5. UPT. Balai Tahura Bukit Barisan
Kepala Balai 6.
Dept. Kehutanan USU Panitia Pembentukan HP
7. Pemerintah Kecamatan Sibolangit
Sekretaris Camat 8.
Kepala Desa Negeri Gugung Kepala Desa
9. KPA Jerami
Ketua KPA Jerami 10. Parintal
Ketua Parintal
11. Kompas
Ketua Kompas
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara adalah Unit Pelaksana Teknis Taman Hutan Raya Bukit Barisan. Sebelumnya kawasan Tahura Bukit Barisan dikelola oleh BKSDA, namun
sejalan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom, dimana pada pasal 3 ayat 5
dinyatakan bahwa penyelenggaraan pengelolaan Tahura lintas kabupatenkota merupakan wewenang provinsi, maka berdasarkan peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 13 tahun
2005 terbentuklah UPT Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara berupa Balai Pengelola
No. Unsur Penilaian
Nilai Tertimbang Klasifikasi
1. Daya tarik
150 Tinggi
2. Aksesibilitas 50
Sedang 3. Masyarakat
Lokal 110
Sedang 4. Akomodasi
16 Sedang
Jumlah 326
Tinggi
Tahura Bukit Barisan yang berkedudukan di Tongkoh Kabupaten Karo, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Wakil Kepala Dinas.
Dinas Kehutanan Kabupaten Deli Serdang dan Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah Karo adalah dua instansi pemerintah yang merupakan perpanjangan tangan dari Bupati Deli Serdang
dan Bupati Tanah Karo dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi dinas kehutanan yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat berkaitan dengan kehutanan. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah PP No. 62 Tahun 2008 tentang penyerahan sebagian urusan pemerintah dibidang kehutanan kepada daerah dimana pada pasal 5 disebutkan urusan pengelolaa hutan
lindung diserahkan kepada pemerintah kabupaten melalui dinas kehutanan kabupaten. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata disbudpar Kabupaten Deli Serdang dan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanah Karo merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang kebudayaan dan pariwisata. Dinas kebudayaan dan pariwisata mempunyai tugas
pokok melaksanakan kewenangan daerah di bidang kebudayaan dan pariwisata serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah.
Kepala desa Negeri Gugung yang mengepalai dusun Negeri Suah sebagai salah satu stakeholder yang penting dalam pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-
Tongkoh. Kepala desa memiliki peranan besar dalam upaya pengembangan ekowisata karena memiliki hubungan pengaruh kepemimpinan terhadap masyarakat dusun Negeri Suah sebagai
salah satu objek pengembangan ekowisata. Masyarakat dusun Negeri Suah merupakan kelompok stakeholder yang memiliki
pengaruh dan kepentingan terhadap pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah- Tongkoh. Kawasan dusun Negeri Suah adalah pintu masuk jalur tracking, sehingga keterbukaan
masyarakat dusun Negeri Suah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh.
Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara adalah salah satu stakeholder dari pihak akademisi yang memiliki kepentingan terhadap kawasan jalur tracking
Negeri Suah. Departemen Kehutanan USU mendapat izin pemanfaatan kawasan Tahura Bukit Barisan yang akan digunakan sebagai hutan pendidikan dengan tujuan sebagai sarana
pendidikan, penelitian dan ekowisata. Kelompok Pecinta Alam Jerami, Mahasiswa Pecinta Alam Parintal, dan Kompas USU,
merupakan stakeholder yang terlibat dalam upaya pengembangan ekowisata di jalur tracking