a. Kemampuan berbahasa masyarakat di sekitar kawasan yang masih terbatas
b. Jasa pelayanan yang diberikan masih bersifat sederhana dan kekeluargaan.
Sedangkan faktor internal kelemahan lainnya seperti aksesibilitas menuju kawasan dengan jumlah kendaraan kurang dari 2 kendaraan angkutan per hari, dan kualitas sumberdaya manusia
yang masih terbatas mayoritas lulusan SMP diperoleh dari hasil analisis ADO-ODTWA dan wawancara dengan stakeholder terkait yaitu pemerintah Kecamatan Sibolangit dan kepala desa
Negeri Suah. Faktor eksternal pada strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-
Tongkoh pada komponen peluang didapat dari hasil analisis ADO-ODTWA dan hasil wawancara dengan stakeholder yang terkait langsung dengan upaya pengembangan ekowisata di
jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. Beberapa faktor eksternal peluang yang merupakan hasil analisis ADO-ODTWA adalah:
a. Waktu tempuh dari pusat penyebaran wisata menuju kawasan jalur tracking yang
tergolong dekat ± 3-4 jam. b.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang didominasi oleh masyarakat yang berprofesi sebagai buruh tani.
Sedangkan faktor eksternal peluang pada pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh lainnya yang merupakan hasil wawancara dengan stakeholder yang terkait
dengan upaya pengembangan ekowisata adalah: a.
Rencana pengembangan Kabupaten Deli Serdang sebagai ikon daerah wisata baru di Propinsi Sumatera Utara.
b. Rencana peningkatan PAD dengan pariwisata sebagai sektor andalan di Kabupaten Deli
Serdang dan Kabupaten Tanah Karo. c.
Program pengenalan ekowisata kepada masyarakat luas yang dilakukan oleh KPA Jerami d.
Program pemanfaatan jasa lingkungan yang dilakukan oleh UPT Tahura Bukit Barisan. e.
Pengembangan hutan pendidikan USU di kawasan Tahura Bukit Barisan. Faktor eksternal ancaman pada strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri
Suah-Tongkoh yang merupakan hasil dari analisis ADO-ODTWA adalah potensi konflik kepentingan yang terjadi karena status kawasan didiami oleh masyarakat Negeri Suah adalah
tanah adat dan tingkat kesuburan tanah di kawasan dusun Negeri Suah yang tinggi. Sedangkan
faktor eksternal ancaman lainnya merupakan hasil wawancara yang dilakukan dengan stakeholder yang terkait secara langsung dengan upaya pengembangan ekowisata di jalur
tracking Negeri Suah-Tongkoh. Faktor eksternal ancaman tersebut terdiri dari: a.
Letak kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh berada di antara dua kecamatan dan dua kabupaten.
b. Isu penyalahgunaan kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh untuk kepentingan
yang mungkin akan mengancam keselamatan Negara. Tahap berikutnya adalah pemberian nilai pada setiap faktor internal dan eksternal.
Penilaian faktor internal dan eksternal tersebut sebagian diperoleh dari hasil penilaian ADO- ODTWA dan sebagian lainnya merupakan hasil penilaian yang diberikan oleh stakeholder yang
mengetahui dengan jelas mengenai keberadaan pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh.
Pembobotan adalah tahap berikutnya setelah pemberian nilai pada faktor internal dan eksternal. Pemberian bobot dilakukan dengan menggunakan nilai yang diperoleh dari hasil
analisis ADO-ODTWA dan wawancara dengan stakeholder, kemudian dikonversi ke dalam persen sehingga nilai total yang diperoleh adalah 100 atau 1,00. Pemberian bobot terhadap
variabel-variabel strategis internal dan eksternal adalah dengan memberikan urutan peringkat terhadap masing-masing variabel berdasarkan tingkat kepentingan variabel tersebut terhadap
pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. Rating skor merupakan peringkat penilaian yang dilakukan oleh stakeholder.
Pemberian rating untuk masing-masing variabel kekuatan dan peluang adalah sebagai berikut: Nilai 4= jika variabel tersebut berpengaruh sangat besar
Nilai 3= Jika variabel tersebut brpengaruh besar Nilai 2= Jika variabel tersebut berpengaruh sedang
Nilai 1= Jika variabel tersebut berpengaruh sedikit
Sedangkan untuk pemberian rating untuk masing-masing variabel kelemahan dan ancaman adalah sebagai berikut:
Nilai 4 = Jika variabel tersebut berpengaruh sedikit Nilai 3 = Jika variabel tersebut berpengaruh sedang
Nilai 2 = Jika variabel tersebut berpengaruh besar Nilai 1 = Jika variabel tersebut berpengaruh sangat besar.
Tabel 23 Faktor internal dalam Strategi Pengembangan Ekowisata di Kawasan Jalur Tracking Negeri Suah-Tongkoh
No. Faktor Internal
Nilai Bobot
Faktor Kekuatan Strengths
1. Potensi daya tarik kawasan jalur tracking Negeri Suah-
Tongkoh ‐ Keindahan alam
‐ Variasi jenis daya tarik ‐ Jenis kegiatan yang dapat dilakukan di kawasan
jalur tracking ‐ Keutuhan sumberdaya alam
165 0,512
2. Infrastruktur jalan dan jaringan telepon seluler didalam
kawasan jalur tracking. 35
0,108 3.
Kondisi lingkungan sosial masyarakat; Persepsi masyarakat yang positif terhadap wacana pengembangan
ekowisata di kawasan jalur tracking. Sikap keterbukaan masyarakat terhadap pendatang baru
62 0,192
4. Sarana Fisik Kawasan kamar mandi, jambur, rambu-
rambu, dan camping ground 10 0,031
272 0,843 Faktor Kelemahan
Weakness
1. Aksesibilitas jalan Frekuensi kendaraan menuju kawasan
dengan jumlah kurang dari 2 kendaraan per hari dan kondisi jalan darat yang buruk
12 0,037
2. Kualitas sumberdaya manusia yang terbatas. Tingkat
pendidikan masyarakat di sekitar kawasan mayoritas lulus SMP
22 0,068 3.
Kemampuan berbahasa masyarakat di sekitar kawasan yang masih terbatas
10 0,031 4.
Jasa pelayanan yang diberikan masih terbatas 6
0,018 50 0,154
A+B 322 0,997
Tabel 24 Faktor Eksternal dalam Strategi Pengembangan Ekowisata di Kawasan Jalur Tracking Negeri Suah-Tongkoh.
No. Faktor Eksternal
Nilai ADO-ODTWA
Bobot A.
Faktor Peluang Opportunities
1. Waktu tempuh dari pusat penyebaran wisata
menuju kawasan jalur tracking. 15
0,1
2. Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar
kawasan: Mata pencaharian penduduk di sekitar kawasan yang didominasi bekerja sebagai petani
20
0.133
3. Rencana pengembangan Kab. Deli Serdang sebagai ikon daerah wisata baru.
14
0.093
4. Rencana peningkatan PAD dengan pariwisata
sebagai sektor andalan di Kab. Deli Serdang dan Tanah Karo
19
0.126
5. Program pengenalan ekowisata kepada masyarakat luas oleh KPA Jerami
12
0.08
6. Program pemanfaatan jasa lingkungan hutan
18
0.12
7. Pengembangan hutan pendidikan USU di kawasan
Tahura Bukit Barisan 12
0.08
110 0,732 B.
Faktor Ancaman Threatments
1. Potensi konflik kepentingan; Status kawasan yang
didiami oleh masyarakat Negeri Suah adalah Tanah Adat yang berada di hutan produksi, tingkat
kesuburan tanah yang tinggi 25
0.072
2. Letak kawasan jalur tracking yang berada di
antara dua kecamatan dan dua kabupaten 5
0.029
3. Isu penyalahgunaan kawasan jalur tracking 10
0.033
40
0,268
150
1,000
5.5.2 Analisis Faktor Internal pada Strategi Pengembangan Ekowisata Jalur Tracking
Negeri Suah-Tongkoh
Berdasarkan hasil identifikasi dan pemberian bobot terhadap faktor internal, maka disusunlah matriks IFAS Internal Strategic Factor Analysis Summary seperti pada tabel
dibawah ini. Tabel 25 Analisis faktor internal Strategi Pengembangan Ekowisata Jalur Tracking Negeri Suah-
Tongkoh
No. Faktor Internal
Nilai Bobot
Skor Nilai
tertimbang Faktor Kekuatan
Strengths
1. Potensi daya tarik kawasan jalur
tracking Negeri Suah-Tongkoh ‐ Keindahan alam
‐ Variasi jenis daya tarik ‐ Jenis kegiatan yang dapat
dilakukan di kawasan jalur tracking
‐ Keutuhan sumberdaya alam 165
0,512 4
2,048
2. Infrastruktur jalan, jaringan listrik, dan
jaringan telepon seluler di dalam kawasan jalur tracking.
35 0,108
3 0,324
3. Kondisi lingkungan sosial masyarakat,
persepsi masyarakat yang positif terhadap wacana pengembangan
ekowisata di kawasan jalur tracking. Sikap keterbukaan masyarakat
terhadap pendatang baru 62 0,192
3 0,576
4. Sarana Fisik Kawasan kamar mandi,
jambur, rambu-rambu, dan camping ground
10 0,031 4
0,124 272 0,843 3,072
Faktor Kelemahan Weakness
1. Kriteria aksesibilitas jalan Frekuensi
12 0,037
1 0,037
kendaraan menuju kawasan dengan jumlah kurang dari 2 kendaraan per
hari dan kondisi jalan darat yang buruk
2. Kualitas sumberdaya
manusia yang
terbatas. Tingkat pendidikan masyarakat disekitar kawasan
mayoritas lulus SMP 22 0,068
1 0,068
3. Kemampuan berbahasa
masyarakat disekitar kawasan yang masih terbatas
10 0,031 2
0,062 4.
Jasa pelayanan yang diberikan masih terbatas
6 0,018 2
0,036 50 0,154
0,203 A+B
322 0,997 3,275
Faktor internal dalam pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah- Tongkoh merupakan faktor internal yang kondisinya dipengaruhi oleh kepentingan dan pengaruh
stakeholder yang terkait langsung dengan kawasan serta potensi yang ada pada kawasan itu sendiri. Faktor internal dalam pengembangan terkait ekowisata terdiri dari faktor yang menjadi
kekuatan dan faktor yang menjadi kelemahan. Faktor internal kekuatan yang merupakan hasil analisis faktor kekuatan dari ADO-ODTWA dan hasil wawancara dengan stakeholder terkait
memiliki nilai tertimbang 3,072 dengan nilai tertimbang tertinggi berada pada unsur potensi daya tarik 2,048. Potensi daya tarik alam yang ada di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh
adalah: a.
Keindahan alam dengan ‐ Pemandangan lepas dalam objek, dapat ditemukan di sungai Dua Rasa Lau Jabi
‐ Variasi pandangan lepas, dapat ditemukan ketika berada di Puncak Ketaruman yang
merupakan salah satu titik triangulasi. ‐ Pandangan lepas menuju objek dapat ditemukan ketika perjalanan tracking menuju air
terjun Lau Malem ‐ Pandangan lingkungan objek yang sangat menarik, dapat ditemukan di hampir sepanjang
jalur tracking, terutama ketika berada di puncak Barus b.
Variasi jenis daya tarik alam ‐ Air terjun, beberapa air terjun ditemukan di sepanjang jalur tracking, yaitu air terjun Lau
Malem, air terjun di titik 1103 mdpl, dan air terjun yang baru ditemukan di sekitar hutan pendidikan USU.
‐ Flora, di sepanjang jalur traking banyak ditemukan jenis tumbuhan yang memiliki banyak kekhasan, beberapa diantaranya sering digunakan oleh pengguna jalur tracking, seperti
pasak bumi, jamur, dan keladi hutan. Selain itu, ditemukan juga tumbuhan khas di sepanjang jalur tracking, yaitu berbagai jenis anggrek, terutama anggrek tanah dan
anggrek permata yang merupakan jenis tumbuhan yang dilindungi. ‐ Fauna yang ditemukan di sepanjang jalur tracking, beberapa diantaranya adalah burung
rangkong, monyet ekor panjang, dan beberapa jejak satwa diantaranya jejak musang dan kambing hutan. Selain itu, jalur tracking memiliki kelimpahan jenis serangga dengan
kombinasi warna yang menarik. Di sepanjang sungai yang merupakan sumber air bagi satwa juga ditemukan satwa diantaranya ular jenis viper dan labi-labi kura-kura
berekor. ‐ Sungai yang ditemukan di sepanjang jalur tracking terutama ditemukan dekat dengan
kawasan camping ground. Sungai-sungai yang ditemukan di dekat camping ground merupakan sungai kecil, sebagian sungai memiliki aliran air yang sangat kecil, bahkan
terkadang kering. ‐ Panorama Alam banyak ditemukan di sepanjang jalur tracking diantaranya pemandangan
desa Negeri Suah dari puncak bukit, pemandangan Ketaruman di Deleng Ketaruman. ‐ Camping ground di jalur tracking terdapat pada beberapa titik kawasan yang berada
dekat dengan sumber air, yaitu di titik 1103, Kaki Barus Awal, dan Kaki Barus Akhir. c.
Jenis kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan diantaranya, tracking, hiking, revling, susur sungai, navigasi darat, pengamatan tumbuhan dan pengamatan satwa.
d. Bangunanbenda bersejarah atau bersifat tradisional juga dapat dijumpai di sepanjang
jalur tracking, diantaranya monument triangulasi di Deleng Ketaruman dan Puncak Barus, dan kuburan keramat yang bisa dijumpai di Puncak Barus.
Potensi daya tarik yang sangat tinggi di kawasan jalur tracking merupakan modal utama dalam pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. Potensi daya tarik
tersebut sedikit banyaknya sudah mulai diketahui oleh beberapa pihak yang tertarik untuk mengembangkan potensi kawasan. Potensi daya tarik kawasan harus mendapat pengelolaan yang
baik yang pada akhirnya memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar dengan hanya sedikit mengubah bentang alam kawasan. Keberadaan kelompok pecinta alam yang merupakan
pionir pelaku kegiatan ekowisata yang memiliki hubungan dekat dengan masyarakat melakukan
kegiatan menikmati alam tanpa merusaknya merupakan salah satu contoh pemanfaatan kawasan untuk tujuan ekowisata.
Faktor internal kelemahan memiliki nilai tertimbang yaitu -0,203, dengan kelemahan
yang paling menonjol adalah kualitas sumber daya manusia yang sangat rendah yaitu -0,068.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala desa dan beberapa tokoh masyarakat Negeri Suah diketahui bahwa masyarakat Negeri Suah memiliki tingkat pendidikan yang sangat rendah.
Mayoritas masyarakat Negeri Suah hanya mengenyam pendidikan sampai pada tingkat Sekolah Menengah Pertama. Keberadaan Negeri Suah yang terletak di kawasan yang sangat terpencil
menyebabkan kesulitan anak usia sekolah di dusun Negeri Suah untuk berangkat ke sekolah. Selain itu sistem pola pikir keluarga yang kurang memperhatikan pendidikan semakin
memperburuk kualitas pendidikan masyarakat Negeri Suah. Kualitas pendidikan yang rendah pada akhirnya berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia yang rendah juga.
Oleh karena itu dalam program pengembangan ekowisata jalur tracking Negeri Suah- Tongkoh perlu dilakukan beberapa langkah peningkatan meliputi
‐ Peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang dilakukan melalui berbagai kegiatan pelatihan. Kegiatan pelatihan yang sudah pernah dilakukan khususnya di dusun Negeri
Suah adalah pelatihan pemetaan yang dilakukan oleh sebuah lembaga swadaya masyarakat. Pengembangan ekowisata diharapkan dapat melibatkan banyak pihak dalam
peningkatan kualitas SDM masyarakat disekitar kawasan jalur tracking, melalui bentuk pelatihan-pelatihan atau tugas belajar ke daerah lain yang telah lebih maju kegiatan
ekowisatanya. ‐ Pembangunan jalan tembus menuju Kabupaten Tanah Karo, sehingga memudahkan
mobilitas masyarakat yang akan berkunjung menuju kawasan jalur tracking. Selain itu, dengan adanya pembangunan jalan tembus dari dan menuju kabupaten Tanah karo
sebagai pusat penyebaran wisata, diharapkan akan terjadi penyebaran kunjungan wisatawan yang semula hanya terpusat di Kabupaten Tanah Karo.
‐ Pemberian pelatihan pemandu wisata kepada masyarakat sekitar kawasan, dan membentuk organisasi yang bergerak dibidang penyediaan jasa ekowisata dengan
mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam pegelolaannya.
5.5.3 Analisis Faktor Eksternal Strategi Pengembangan Ekowisata Jalur
Tracking Negeri Suah-Tongkoh
Berdasarkan hasil identifikasi dan pemberian bobot terhadap faktor-faktor eksternal dalam pengembangan ekowisata jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh maka dilakukan analisis
terhadap faktor eksternal tersebut yang disusun dalam sebuah matriks.
Tabel 26 Analisis faktor eksternal strategi pengembangan ekowisata jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh
No. Faktor Eksternal
Nilai ADO-
ODTWA Bobot Skor
Rating Nilai
Tertimbang Faktor Peluang
Opportunities
1. Waktu tempuh dari pusat
penyebaran wisata menuju kawasan jalur tracking.
15 0,1 3
0,3 2.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan: Mata
pencaharian penduduk di sekitar kawasan yang didominasi bekerja
sebagai petani 20
0.133 4 0,532
3. Rencana pengembangan
Kab. Deli Serdang sebagai ikon
daerah wisata baru. 14 0.093
4 0,372
4. Rencana peningkatan PAD dengan pariwisata sebagai sektor
andalan di Kab. Deli Serdang dan Tanah Karo
19 0.126 4
0,504
5. Program pengenalan
ekowisata kepada masyarakat luas oleh KPA
Jerami 12 0.08
3 0,24
6. Program pemanfaatan jasa lingkungan hutan
18 0.12 4
0,48 7.
Pengembangan hutan pendidikan USU di kawasan Tahura Bukit
Barisan 12 0.08
3 0,24
110 0,732 2,668
Faktor Ancaman Threatments
1. Potensi konflik kepentingan ;kawasan yang didiami oleh
masyarakat Negeri Suah merupakan hutan produksi yang
berada di kawasan tanah adat, tingkat kesuburan tanah yang
tinggi 25 0.072
2 0,332
2. Letak kawasan jalur tracking yang
berada di antara dua kecamatan dan dua kabupaten
5 0.029 1
0,033 3.
Isu penyalahgunaan kawasan jalur tracking
10 0.033 2
0,132 40 0,268
0,497 150 1,000
3,165
Faktor eksternal dalam program pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh difokuskan pada kecendrungan yang muncul dari luar, tetapi memberi
pengaruh pada strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. Faktor eksternal yang merupakan peluang bagi pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking
Negeri Suah-Tongkoh memiliki nilai tertimbang 2,668 dengan peluang terbesar yaitu kondisi ekonomi sosial masyarakat didominasi oleh masyarakat yang bekerja sebagai petani dengan nilai
tertimbang 0,532. Kehidupan masyarakat di sekitar kawasan yang bekerja sebagai petani merupakan peluang bagi upaya pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-
Tongkoh. Upaya untuk melibatkan masyarakat sekitar kawasan dalam pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking akan semakin didukung dengan adanya kegiatan pertanian sebagai
pekerjaan utama masyarakat sekitar kawasan karena adanya orientasi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Peluang lainnya adalah beberapa program yang
dicanangkan oleh beberapa stakeholder terkait dengan pengembangan ekowisata, yaitu: ‐ Penetapan kabupaten Deli Serdang sebagai daerah wisata alternatif selain Berastagi dan
Danau Toba. ‐ Upaya peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata di Kab. Tanah Karo dan
Kab. Deli Serdang. ‐ Himbauan pemanfaatan jasa lingkungan oleh Balai Tahura Bukit Barisan kepada
masyarakat sekitar kawasan Tahura. Faktor eksternal ancaman berdasarkan data ADO-ODTWA memiliki nilai tertimbang
0,497 dengan ancaman yang paling menonjol adalah potensi konflik kepentingan yang terjadi dikarenakan status lahan masyarakat yang merupakan tanah adat dan tingkat kesuburan lahan
yang cukup tinggi dengan nilai tertimbang 0,332. Status kawasan dusun Negeri Suah dan kawasan yang berada di sekitarnya yang merupakan tanah adat bisa jadi merupakan posisi yang
menyulitkan bagi pengembangan ekowisata di kawasan tersebut. Di satu pihak pemerintah daerah setempat membutuhkan lahan untuk dikelola menjadi suatu kawasan objek wisata, dilain
pihak lahan yang ingin dikelola tersebut merupakan milik masyarakat Negeri Suah yang dikuasai secara adat. Dikhawatirkan akan terjadi tumpang tindih kekuasaan dan persengketaan antara
stakeholder yang akan mengembangkan kawasan dengan masyarakat dusun Negeri Suah.
5.5.4 Matriks Internal Eksternal IE pada Strategi Pengembangan Ekowisata Jalur Tracking Negeri Suah-Tongkoh.
Berdasarkan hasil olah data pada analisa faktor internal dan faktor eksternal maka didapat bahwa total faktor internal adalah 3,275 dan total faktor eksternal adalah 3,165. Hasil pemetaan
nilai total faktor internal dan eksternal pada matriks IE menunjukkan bahwa strategi yang tepat untuk digunakan dalam pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-
Tongkoh adalah strategi Growth, konsentrasi melalui integrasi vertikal. Konsentrasi melalui integrasi vertikal dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan dalam
pengembangannya. Strategi pengembangan ekowisata yang tepat untuk diterapkan di kawasan ekowisata jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh berdasarkan analisis menggunakan matriks
internal-eksternal adalah dengan memperkuat potensi wisata yang dimiliki oleh kawasan yaitu potensi daya tarik wisata dan dukungan dari masyarakat sekitar kawasan yang berbatasan
langsung dengan kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. Faktor internal kekuatan yang dimiliki oleh kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh
yang paling menonjol adalah potensi daya tarik kawasan dimana terdapat variasi keindahan alam, jenis daya tarik, jenis kegiatan yang dapat dilakukan, dan keutuhan sumberdaya alam.
Potensi sumberdaya kawasan ini semakin diperkuat dengan adanya dukungan dari masyarakat Negeri Suah mengenai wacana pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking. Integrasi
dari kedua potensi ini merupakan strategi yang tepat dalam pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh.
Strategi pengembangan ekowisata yang tepat menurut matriks internal dan eksternal adalah dengan lebih menggali potensi kekuatan yang dimiliki oleh kawasan dan memanfaatkan
segala peluang yang dimiliki oleh faktor eksternal. Potensi daya tarik yang dimiliki kawasan berupa keindahan alam harus dikembangkan dan dikelola dengan baik untuk mendapatkan hasil
yang baik sehingga pada akhirnya terjadi pertumbuhan ekowisata yang baik pula. Potensi keindahan alam tersebut dipadukan dengan berbagai kegiatan minat khusus yang dapat dilakukan
di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh untuk mendapatkan variasi produk baru dalam pengembangan ekowisata jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. Selanjutnya, melalui kerjasama
dengan berbagai pihak terkait dengan pengembangan ekowisata maka dilakukan berbagai upaya penambahan kualitas, termasuk diantaranya pemberian berbagai pelatihan kepada masyarakat
terkait dengan upaya pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh.
Beberapa strategi yang direkomendasikan berdasarkan pemetaan pada Matriks Internal dan Eksternal adalah:
‐ Eksplorasi dan pengembangan potensi daya tarik kawasan jalur tracking Negeri Suah- Tongkoh.
‐ Pengelolaan potensi daya tarik kawasan jalur tracking Negeri Suah Tongkoh dengan melibatkan berbagai pihak, terutama masyarakat sekitar kawasan yang berperan besar
pada pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. ‐ Memanfaatkan keterlibatan mahasiswa pecinta alam dan KPA yang menjadi pionir dalam
pengembangan ekowisata melalui berbagai kegiatan minat khusus yang dapat dilakukan di sepanjang jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh khususnya pada titik kawasan objek
daya tarik yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata minat khusus sehingga dihasilkan produk baru dalam pengembangan ekowisata di kawasan jalur
tracking Negeri Suah-Tongkoh. 5.5.5. Matriks Space Strategi Pengembangan Ekowisata Kawasan Jalur
Tracking Negeri Suah-Tongkoh.
Berdasarkan hasil matriks space diketahui bahwa garis vektor faktor internal dan eksternal, sama-sama berada di vektor positif yaitu kekuatan internal dan berbagai peluang. Hal
ini berarti bahwa strategi pengembangan ekowisata yang tepat untuk diterapkan di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh adalah strategi agresif. Posisi ini merupakan situasi yang menguntungkan
dalam pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh, karena kawasan tersebut memiliki kekuatan internal dan berbagai peluang dalam upaya pengembangan
lebih lanjut. Strategi yang harus diterapkan dalam posisi ini adalah mendukung semua kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking secara agresif.
Berdasarkan hasil pemetaan faktor internal dan eksternal strategi pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh pada matriks space menunjukkan
bahwa strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh adalah dengan mengembangkan dan mengelola potensi kekuatan dan
memanfaatkan peluang yang ada untuk pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. Potensi kekuatan yang dimiliki oleh kawasan jalur tracking Negeri Suah-
Tongkoh adalah potensi daya tarik kawasan, dan sikap masyarakat di sekitar kawasan yang
terbuka dan menerima keberadaan rencana pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. Keberadaan potensi kekuatan yang dimiliki oleh kawasan jalur tracking
Negeri Suah-Tongkoh harus dapat dimanfaatkan oleh stakeholder yang berkepentingan terhadap program pengembangan ekowisata melalui berbagai kebijakan dan rencana pengembangan yang
ada. Peluang yang terdapat dalam strategi pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh merupakan bagian dari rencana strategi yang dimiliki oleh para
stakeholder, beberapa diantaranya adalah: -
Program pengembangan pariwisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Deli Serdang.
- Program pemanfaatan jasa hutan melalui kegiatan ekowisata oleh pihak UPT. Tahura
Bukit Barisan. -
Program pengembangan kawasan hutan pendidikan oleh pihak Universitas Sumatera Utara bekerjasama dengan pihak UPT. Tahura Bukit barisan.
Berdasarkan Matriks IFAS dan Matriks EFAS, maka posisi strategi berdasarkan data ADO- ODTWA dapat dilihat dari perhitungan berikut:
Kekuatan-kelemahan = 3,072-0,203= 2,869 Peluang-Ancaman = 2,668-0,497=2,17
Gambar 13 Matriks Space Strategi Pengembangan Ekowisata Kawasan Jalur Tracking Negeri Suah- Tongkoh.
Sel 1
Strategi Agresif
kelemahan kekuatan
peluang
ancaman 2 ,8 6 9
2 ,1 7
5.5.6. Matriks SWOT untuk Pengembangan Ekowisata di Kawasan Jalur Tracking Negeri
Suah-Tongkoh
Pada tahap matrik SWOT, disusun beberapa faktor strategis dalam program pengembangan ekowisata Jalur Tracking Negeri Suah-Tongkoh. Faktor strategis tersebut disusun
berdasarkan matriks IE dan matriks Space yang telah disusun sebelumnya. Faktor-faktor strategis dalam matriks SWOT merupakan gabungan dari faktor strategis ADO-ODTWA dan kepentingan
stakeholder berdasarkan hasil wawancara. Berdasarkan analisis matriks SWOT tersebut maka strategi yang tepat untuk digunakan dalam program pengembangan ekowisata jalur tracking
Negeri Suah-Tongkoh adalah strategi SO Strength-Opportunity yaitu strategi yang mendayagunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Tabel 27 Matriks SWOT pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah- Tongkoh
Internal
Eksternal. Kekuatan
1. Potensi sumberdaya alam dan
daya tarik kawasan. -
Keindahan alam -
Variasi jenis daya tarik -
Variasi kegiatan wisata alam.
2. Persepsi positif dari
masyarakat yang berbatasan langsung dengan kawasan
mengenai wacana pengembangan ekowisata.
Keterbukaan dan sikap masyarakat terhadap
pengunjung kawasan yang mau menerima dan
bekerjasama dengan pengunjung.
3. Infrastruktur jalan yang sudah
terdiri dari jalan utama, jalan cabang, dan jalan setapak, dan
jaringan listrik yang terdapat di Negeri Suah dan jaringan
seluler yang terdapat di sepanjang jalur tracking
4. Sarana fisik yang terdapat di
jalur tracking seperti Kamar mandi, Jambur, Camping
ground, dan rambu-rambu penunjuk jalan.
Kelemahan 1.
Kriteria aksesibilitas jalan dimana frekuensi kendaraan
menuju kawasan dengan jumlah kendaraan yang melintas kurang
dari 2 kendaraan perhari, dan kondisi jalan darat yang buruk.
2. Kualitas sumberdaya manusia
kawasan yang terbatas. Tingkat pendidikan masyarakat disekitar
kawasan mayoritas lulus SMP. 3.
Kemampuan berbahasa masyarakat yang masih terbatas.
4. Jasa pelayanan yag diberikan
masih terbatas. Jasa pelayanan berupa pemandu, porter, dan
pengamanan saat meminta izin memasuki kawasan.
Peluang. 1.
Waktu tempuh dari pusat penyebaran wisata
Strategi SO 1.
Pengembangan wisata berbasis ekologi dan
Strategi WO 1.
Perbaikan aksesibilitas jalan dari dan menuju kawasan sehingga
menuju kawasan jalur tracking yang tergolong
singkat ± 3 jam. 2.
Mata pencaharian masyarakat disekitar
kawasan yang didominasi bekerja
sebagai petani.
3. Adanya rencana
program Kabupaten Deli Serdang sebagai
ikon daerah wisata baru. 4.
Adanya rencana program peningkatan
PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten
Deli Serdang dan Tanah Karo.
5. Trend ekowisata yang
sedang berkembang di masyarakat
6. Pemanfaatan jasa
lingkungan kawasan Tahura Bukit Barisan
melalui kegiatan ekowisata.
7. Pengembangan hutan
pendidikan USU di kawasan Tahura Bukit
Barisan. pendidikan yang didukung
oleh keberadaan hutan pendidikan
S
1
-O
7
2. Pembentukan paket wisata
minat khusus petualang yang didukung oleh kedua
dinas pariwisata kabupaten sebagai upaya peningkatan
PAD dari sektor pariwisata
S
1,3
-O
3,4
3. Pembentukan desa wisata di
Negeri Suah sebagai salah satu bagian dari paket wisata
minat khusus
S
1,2
-O
2
4. Pendidikan dan pelatihan
kepada masyarakat mengenai pengelolaan ekowisata
S
1,2
- O
3,4
mobilitas pengunjung dari pusat penyebaran wisata di kabupaten
Tanah Karo yang letaknya berdekatan dengan kawasan
jalur tracking semakin mudah dan lancar.
W
1,2
-O
1
2. Pemberian pelatihan pemandu
wisata kepada masyarakat dan keterampilan lainnya sehingga
membantu masyarakat dalam meningkatkan pendapatan
ekonomi.
W
3
-O
4
3. Peningkatan kualitas
sumberdaya manusia melalui pemberian pelatihan dan
pendidikan dari stakeholder yang terlibat dan berkompeten
kepada masyarakat disekitar kawasan sehingga masyarakat
dapat terlibat aktif dalam program kegiatan
pengembangan pariwisata khususnya di Kabupaten Deli
Serdang yang merupakan program kerja dinas kebudayaan
dan pariwisata Kabupaten Deli Serdang.
W
4
-O
4,7
Ancaman 1.
Potensi konflik kepentingan; status
kawasan merupakan hutan produksi yang
berada di kawasan tanah adat, tingkat kesuburan
tanah yang tinggi.
2. Letak kawasan jalur
tracking yang berada di antara dua kecamatan
dan dua kabupaten. 3.
Isu penyalahgunaan kawasan jalur tracking.
Strategi ST 1.
Pembentukan opini yang baik antara masyarakat sekitar
kawasan dengan stakeholder yang berkepentingan langsung
dengan pengelolaan ekowisata di kawasan jalur tracking
untuk mengurangi resiko konflik diantara keduanya.
S
2
- T
4
Strategi WT.
1.
Pemberian pelatihan dan pendidikan keterampilan
berkaitan dengan pengelolaan ekowisata di kawasan jalur
tracking Negeri Suah-Tongkoh dari stakeholder yang
berkompeten dibidangnya kepada masyarakat Negeri Suah.
W
3
-T
3
2. Koordinasi dan komunikasi
antara stakeholder mengenai pembagian tugas dan wewenang
berkaitan dengan pengelolaan kawasan.
5.6. Partisipasi Stakeholder dalam Pengembangan Ekowisata di Kawasan jalur
Tracking Negeri Suah-Tongkoh.
Matriks partisipasi stakeholder dibuat berdasarkan hasil analisis stakeholder yang terkait dengan pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh, hasil analisis
ADO-ODTWA potensi wisata di kawasan, dan analisis SWOT. Matriks partisipasi bertujuan menciptakan program kegiatan yang bertujuan untuk memberdayakan stakeholder yang
diklasifikasikan sebagai stakeholder subjek yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan pengaruh yang rendah yang dilakukan oleh key stakeholder yang memiliki tingkat kepentingan
dan pengaruh yang tinggi. Peranan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah peranan stakeholder dalam hal manajemen terkait kegiatan pengembangan ekowisata di jalur tracking
Negeri Suah-Tongkoh. Fungsi manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Perumusan peranan stakeholder dikaitkan dengan hasil analisis
kepentingan stakeholder dan analisis SWOT mengenai startegi pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka program yang dibutuhkan
untuk pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh, antara lain: 1.
Pengembangan wisata berbasis ekologi dan pendidikan yang didukung oleh keberadaan hutan pendidikan.
2. Pembentukan paket wisata minat khusus petualang yang didukung oleh kedua dinas
pariwisata kabupaten sebagai upaya peningkatan PAD dari sektor pariwisata. 3.
Pembentukan desa wisata di Negeri Suah sebagai salah satu bagian dari paket wisata minat khusus.
4. Pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat mengenai pengelolaan ekowisata.
Tabel 28 Matriks partisipasi stakeholder dalam pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh pada tahap perencanaan
No Bentuk partisipasi
Tingkat partisipasi Mengetahui Konsultasi
Bermitra Mengendalikan
Perencanaan
1. Pengembangan wisata
berbasis ekologi dan pendidikan yang
didukung oleh keberadaan hutan
pendidikan Dishut kab.
Deli Serdang,
Parintal, Kompas
Dishut kab. Deli
Serdang UPT Tahura
BB,Dept Hut USU, Camat
Sibolangit, Kepala Desa
Negeri Gugung,Dinas
Pariwisata Kab. Tanah
Karo,Dinas Pariwisata
Kab. Deli Serdang, KPA
UPT Tahura BB
Jerami 2. Pembentukan
paket wisata minat khusus
petualang yang didukung oleh kedua
dinas pariwisata kabupaten sebagai upaya
peningkatan PAD dari sector pariwisata
Dishut kab. Deli
Serdang, Dishut Kab
Tanah karo Parintal,
Kompas KPA Jerami,
Camat Sibolangit,
Kepala Desa Negeri
Gugung Dispar Kab Tanah
Karo,Dispar Kab. Deli
Serdang, UPT Tahura BB
UPT Tahura BB,Dispar Kab.
Tanah Karo,Dispar
Kab. Deli Serdang
3. Pembentukan desa
wisata di Negeri Suah sebagai
salah satu bagian dari paket wisata minat
khusus Dishut kab.
Deli Serdang
Camat Sibolangit,
Parintal, Kompas
KPA Jerami, Kepala Desa
Negeri Gugung,Dispar
Kab Deli Serdang
Camat Sibolangit,
Kepala Desa Negeri
Gugung,Dispar Kab. Deli
Serdang 4.
Pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat
mengenai pengelolaan ekowisata
Dishut kab. Deli
Serdang, Dishut Kab
Tanah karo Dept Hut
USU, Parintal,
Kompas KPA Jerami,
Camat Sibolangit,
Kepala Desa Negeri
Gugung,dispar Kab Deli
Serdang Camat
Sibolangit, Kepala Desa
Negeri Gugung,Dispar
Kab. Deli Serdang
Tabel 29 Matriks partisipasi stakeholder dalam pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh pada tahap implementasi
No. Bentuk partisipasi
Implementasi Tingkat partisipasi
Mengetahui Konsultasi Bermitra Mengendalikan
1. Pengembangan wisata berbasis ekologi dan pendidikan yang
didukung oleh keberadaan hutan pendidikan
Dishut Kab D. Serdang,Dishut
Kab Tanah karo
Parintal, Kompas,
Kepala Desa
Negeri Gugung
Dept Hut USU, UPT Tahura
BB, KPA Jerami,Dispar
Kab Tanah Karo,Dispar
Kab Deli Serdang
UPT Tahura BB,dishut Kab
Tanah Karo
2. Pembentukan paket
wisata minat
khusus petualang yang didukung oleh kedua dinas pariwisata kabupaten
sebagai upaya peningkatan PAD dari sector pariwisata
- Parintal, Kompas
KPA Jerami,Dispar
Kab Deli Serdang,
Kepala Desa Negeri
Gugung, UPT Tahura
BB,Dispar Kab UPT Tahura BB