‐ Apakah kepentingan lain dari stakeholder akan bertetangan dengan proyek yang akan dijalankan?
‐ Bagaimana stakeholder memperhatikan pemangku kepentingan lainnya. ODA 1995 Dampak yang diharapkan dari proyek pada berbagai kepentingan stakeholder dapat
diklasifikasikan menjadi dampak positif, negatif, tidak pasti, dan tidak dikenal. Tabel kepentingan stakeholder juga menunjukkan bagaimana masing-masing stakeholder memiliki
beberapa kepentingan interest. Proyek yang diajukan akan memiliki dampak positif pada beberapa kepentingan, tetapi tidak secara keseluruhan. Tabel kepentingan stakeholder juga
mengidentifikasi prioritas relatif yang akan diberikan pada masing-masing stakeholder tergantung pada kebijakan dan tujuan proyek. Groenendijk 2003
Matriks Klasifikasi Stakeholder
Tahap berikutnya untuk mengetahui atribut stakeholder adalah membuat prioritas dalam menentukan stakeholder atau kelompok yang terkena dampak atau pengaruh dari proyek yang
dijalankan. Beberapa stakeholder mungkin memiliki kekuatan untuk menghalangi proyek yang dijalankan, beberapa diantaranya tertarik terhadap proyek yang dijalankan, dan lainnya mungkin
tidak menaruh perhatian terhadap proyek tersebut. Stakeholder yang terdaftar kemudian dipetakan dengan menggunakan powerinterest grid, dan kemudian dilakukan penggolongan
stakeholder berdasarkan kekuasaan yang mereka miliki atau kepentingan yang mereka miliki terhadap proyek yang dijalankan.
Nilai Penting
Rendah Pengaruh Tinggi
Gambar 5 Powerinterest grid Untuk Klasifikasi Stakeholder. Implikasi dari masing-masing kotak tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
A. B.
D. C.
Tinggi
Rendah
a. Stakeholder dengan nilai kepentingan importance yang tinggi terhadap proyek
tetapi memiliki pengaruh yang rendah. Hal ini mengimplikasikan bahwa stakeholder tersebut akan membutuhkan inisiatif khusus bila kepentingan
interest mereka ingin dilindungi. b.
Stakeholder dengan tingkat nilai kepentingan importance yang tinggi dan pengaruh influence yang tinggi juga terhadap keberhasilan proyek. Untuk
memastikan koalisi yang efektif untuk mendukung proyek, maka staf dari proyek yang akan dilaksanakan harus dapat membangun kerjasama yang baik dengan
stakeholder ini. c.
Stakeholder dengan pengaruh yang tinggi, yang dapat mempengaruhi keberhasilan proyek, tetapi tidak memiliki kepentingan importance terhadap
target dari proyek. Stakeholder ini dapat dikategorikan sebagai sumber resiko, dan harus dilakukan manajemen dan pengawasan yang ketat terhadap stakeholder
tersebut. Stakeholder ini mungkin dapat menghalangi pelaksanaan proyek. d.
Stakeholder dengan tingkat nilai kepentingan importance dan pengaruh influence yang rendah terhadap tujuan dari stakeholder, yang mungkin hanya
membutuhkan sedikit pengawasan dan bukan merupakan prioritas utama. Groenendijk 2003.
Matriks Partisipasi Stakeholder
Analisis partisipasi stakeholder merupakan tahap identifikasi keterlibatan partisipanstakeholder dengan berbagai kepentingannya. Analisis ini perlu dilakukan untuk
mengelola potensi konflik yang diperkirakan akan menghambat proyek yang akan dijalankan. Matriks partisipasi stakeholder terdiri atas beberapa tahap yaitu tahap identifikasi, tahap
perencanaan, tahap implementasi, dan tahap monitoring evaluasi. Wujud dari partisipasi dapat berupa kegiatan informasi, konsultasi, kemitraan, dan kontrol. Simkesugm 2008
Tabel 1 Matriks Partisipasi Stakeholder
Tahap Par t isipasi I nfor m asi
Konsult asi Kem it r aan
Kont r ol I dent ifikasi
St akeholder St akeholder
St akeholder St akeholder
Perencanaan St akeholder St akeholder
St akeholder St akeholder
I m plem ent asi St akeholder St akeholder
St akeholder St akeholder
Monit oring dan evaluasi
St akeholder St akeholder
St akeholder St akeholder
2.4 Analisis Daerah Operasi Objek Daya Tarik Wisata
Analisis Daerah Operasi Objek Daya Tarik Wisata ADO-ODTWA adalah bagian kegiatan pengembangan pariwisata alam di kawasan Taman Nasional. Strategi konservasi dunia
mengisyaratkan bahwa konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa
beserta ekosistemnya serta pemanfaatan secara lestari. Taman Nasional merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang memiliki potensi flora, fauna dan ekosistemnya serta gejala dan
keunikan alam yang sangat tinggi untuk dikembangkan sebagai objek daya tarik wisata. Pengembangan pariwisata alam adalah kegiatan memanfaatkan ruang melalui serangkaian
program kegiatan pembangunan untuk pariwisata alam yang meliputi pengelolaan pemanfaatan lahan sesuai dengan azas pemanfaatan ruang dengan mengakomodasi semua kepentingan secara
terpadu, berdaya guna, dan berhasil guna, serta berkelanjutan. Sifat dan Karakter Objek dan Daya Tarik Wisata Alam antara lain:
a. In Situ; ODTWA hanya dapat dinikmati secara utuh dan sempurna di ekosistemnya.
Pemindahan objek ke ex situ akan menyebabkan terjadinya perubahan objek dan atraksinya.
b. Perishable; Suatu gejala atau proses ekosistem yang hanya terjadi pada waktu tertentu.
Gejala dan proses alam ini berulang dalam kurun waktu tertentu, kadang siklusnya beberapa tahun bahkan ada puluhan bahkan ratusan tahun. ODTWA yang demikian
membutuhkan pengkajian dan pencermatan secara mendalam untuk dipasarkan. c.
Non Recoverable; suatu ekosistem alam mempunyai sifat dan perilaku pemulihan yang tidak sama. Pemulihan secara alami sangat bergantung dari faktor dalam dan faktor luar.
Pemulihan secara alami terjadi dalam waktu yang panjang, bahkan terdapat beberapa objek yang tidak dapat dipulihkan kembali.
d. Non Subsitutable; di dalam suatu daerah atau mungkin kawasan terdapat banyak objek
alam, dan jarang sekali yang memiliki kemiripan yang sama. Razak 2007 Marpaung 2002 menyatakan bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan
atau aktivitas, fasilitas yang saling berkaitan dan menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke tempat tertentu. Daya tarik yang belum dikembangkan disebut sebagai
sumberdaya potensial dan belum dapat dikatakan sebagai daya tarik wisata sampai adanya pengembangan tertentu. Jenis obyek dan daya tarik wisata dibagi ke dalam dua kategori yaitu:
1. Obyek dan daya tarik wisata alam
2. Obyek dan daya tarik wisata sosial budaya
Dalam kaitannya dengan pengendalian pemanfaatan pada areal pengusahaan untuk perwujudan pemanfaatan yang berazaskan keseimbangan menuju pemanfaatan secara lestari dan
berkelanjutan. Rencana pola pemanfaatan ruang harus mencerminkan keseimbangan antara kebutuhan wisata demand dan ketersediaan lahan suply pada keadaan ideal yaitu dengan
memadukan dan menserasikan beragam kepentingan agar saling menunjang. Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan 2001 menegaskan bahwa dalam rangka
pengembangan pariwisata alam di suatu kawasan taman nasional, pengelola taman nasional perlu menyusun rencana pemanfaatan pariwisata alam dengan cakupan kegiatan yaitu:
1. Identifikasi, Inventarisasi, dan Analisa Data
a Pengumpulan data ODTWA kawasan.
Data ODTWA kawasan yang akan dinilai kelayakannya terdiri dari tiga unsur penting yaitu, bentang alam, tumbuhan, dan satwa. Teknik identifikasi untuk mendapatkan data
tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti menelusuri kawasan yang akan diteliti, mendokumentasikannya, menyesuaikan titik koordinat keberadaan objek pada
peta, serta wawancara yang dilakukan dengan masyarakat sekitar kawasan. a.
1. Identifikasi Tumbuhan Identifikasi tumbuhan yang dilakukan disebuah kawasan yang luas
menggunakan metode transek jalur. Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui keragaman tumbuhan di sebuah kawasan yang luas dan belum diketahui keadaan
sebelumnya. Metode ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi tumbuhan menurut keadaan tanah, topografi, dan elevasi. Jalur dibuat dengan
memotong garis topografi misalnya memotong sungai atau manaiki atau menuruni lereng. Jalur yang biasa digunakan adalah jalur dengan lebar 20 meter. Sedangkan
menurut Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam 1976 untuk inventarisasi disuatu kawasan hutan yang luas maka digunakan metode jalur dengan pembuatan
jalur sebanyak satu jalur atau lebih dengan lebar jalur 10 meter di kiri jalur dan 10 meter di kanan jalur. Metode transek paling efektif untuk mempelajari perubahan