Masing-masing kriteria dalam penilaian ODTWA terdiri atas unsur dan sub unsur. Masing-masing kriteria diberikan bobot sesuai dengan tingkat kepentingan dalam pengembangan
ekowisata pada lokasi penelitian. Tabel kriteria penilaian ODTWA dapat dilihat pada tabel di bawah ini
1. Kriteria Daya Tarik
Tabel 7 Kriteria daya tarik pada strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh
No UnsurSub
Unsur Nilai
Kriteria Daya Tarik
1. Keindahan
bentang alam a.
Pandangan Lepas dalam Objek
b. Variasi pandangan
Lepas c.
Pandangan lepas menuju
objek. d.
Pandangan lingkungan objek
Tidak ada
Ada 1
Ada 2
Ada 3
Ada 4
1 2
3 4
5
2. Variasi
jenis daya tarik alam a.
Air Terjun b.
Flora c.
Fauna d.
Sungai e.
Panorama Alam f.
Camping ground Tidak ada
Ada 1
Ada 2‐3
Ada 4‐5
Ada 5
1 2
3 4
5
3. Jenis
kegiatan wisata alam a.
Tracking b.
Hiking c.
Revling d.
Susur sungai e.
Teknik navigasi darat f.
Pengamatan tumbuhan g.
Pengamatan satwa. Tidak
ada Ada
1 Ada
2‐3 Ada
4‐5 Ada
5 1
2 3
4 5
4. Variasi
bangunan dan benda bersejarahtradisional
Tidak ada
Ada 1
Ada 2
Ada 3
Ada 4
1 2
3 4
5 5.
Kebersihan udara dan lokasi
tidak ada pengaruh dari:
a. Kejadian alam mis:
tanah longsor, belerang
b. Industry
c. Jalan ramai
motormobil d.
Pemukiman penduduk e.
Sampah f.
Kebisingan Ada
5 Ada
4‐5 Ada
2‐3 Ada
1‐2 Tidak
ada 1
2 3
4 5
Jumlah Nilai tertimbang
Unsur dan sub unsur pada Kriteria daya tarik pada strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh mengacu pada kriteria daya tarik penilaian ADO-ODTWA
PHKA 2001 yang disesuaikan dengan kondisi lokasi penelitian
2. Kriteria Aksesibilitas Kawasan
Tabel 8 Kriteria aksesibilitas kawasan pada strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh
No Unsursub
unsur Nilai
Kriteria Aksesibilitas
1 Variasi
infrastruktur di dalam
dan di sekitar kawasan
a. Jalan Utama
b. Jalan cabang
c. Jalan setapak
d. Jembatan
Tidak ada
Ada 1
Ada 2 ‐3
Ada 4‐5
Ada 5
1 2
3 4
5
2. Informasi
yang dapat diakses
dari luar website,
telpon seluler, pusat
informasi wisata Tidak
ada Ada
1 Ada
2 Ada
3 Ada
4 1
2 3
4 5
3. Frekuensi
kendaraan umum
dari pusat penyebaran
wisata ke objek
jumlah kendaraanhari
2 3
‐5 6
‐8 9
‐10 10
1 2
3 4
5
4. Waktu
tempuh dari pusat
penyebaran wisata ke
objek 5
jam 4
‐5jam 3
‐4jam 2
‐3jam 2jam
1 2
3 4
5
Jumlah nilai tertimbang
Unsur dan sub unsur pada kriteria aksesibilitas kawasan pada strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah hingga Tongkoh mengacu pada kriteria aksesibilitas kawasan pada
penilaian ADO-ODTWA PHKA 2001 yang disesuaikan dengan kondisi lokasi penelitian.
3. Kriteria Peluang Pengembangan Ekonomi Masyarakat Lokal
Tabel 9 Kriteria peluang pengembangan ekonomi masyarakat lokal pada strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh
N o.
UnsurSub Unsur
Nilai Kondisi
Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakatyang berbatasan langsung dengan kawasan
1. Status
lahan Tanah
milik Hutan
Hak Hutan
adat Hutan
Negara KK
1 2
3 4
5 2
Mata Pencaharian penduduk
Pengusaha Besar
Pedagang Pegawai
Petani Buruh
tani pada lahan
milik orang lain
1 2
3 4
5 3.
Pendidikan Mayoritas
tidak lulus
SD Mayoritas
lulus SD
Mayoritas lulus
SMP Mayoritas
lulus SLTA
Mayoritas lulu PT
1 2
3 4
5 4.
Tingkat Kesuburan Tanah
Sangat subur
Subur Cukup
subur Tidak
subur Sangat
tidak subur
1 2
3 4
5 5.
Persepsi masyarakat terhadap pengembangan
OWA Sangat
tidak mendukun
g Tidak
mendukung Cukup
mendukung mendukun
g Sangat
mendukung 1
2 3
4 5
6. Sikap
masyarakat terhadap pengguna
jalur tracking a.
Keramahan b.
Kesediaan membantu
c. Kerjasama
d. Fasilitas
Tidak ada
Ada 1
Ada 2‐3
Ada 4‐5
Ada 5
1 2
3 4
5
7. Kemampuan
berbahasa a.
Bahasa daerah b.
Bahasa Indonesia c.
Bahasa Inggris Ada
1 ada
2 ada
3 Ada4
Ada5 1
2 3
4 5
Jumlah Nilai Tertimbang
Unsur dan sub unsur pada kriteria peluang pengembangan ekonomi masyarakat lokal berkaitan dengan strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh disesuaikan
dengan kondisi di lapangan. Kriteria peluang pengembangan ekonomi masyarakat lokal merupakan hasil modifikasi kriteria kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal pada penilaian
ADO-ODTWA PHKA 2001.
4. Kriteria Sarana Prasara Kawasan
Tabel 10 Kriteria sarana prasarana pada strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh
No. UnsurSub
Unsur Nilai
Kriteria sarana prasarana ekowisata di jalur tracking
1. Prasarana
Tidak ada
ada 1
Ada 2
Ada 3
Ada 3 a.
Pengamanan b.
Jasa Pemandu c.
Porter 1
2 3
4 5
2. Sarana
Tidak ada1
Ada 1
Ada 2
Ada 3
Ada 4
a. Kamar Mandi
b. AulaJambur
c. Tanda‐tanda jalur
d. Camping ground
1 2
3 4
5
Jumlah Nilai Tertimbang
Unsur dan sub unsur pada kriteria sarana prasarana ekowisata di jalur tracking Negeri Suah- Tongkoh disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan mengacu pada kriteria sarana prasarana
pada penilaian ADO-ODTWA PHKA 2001. Unsur dan sub unsur yang terdapat pada kriteria fasilitas ekowisata merupakan fasilitas yang tersedia di sepanjang jalur tracking, sedangkan pada
kriteria sarana prasarana penilaian ADO-ODTWA PHKA 2001, unsur dan sub unsur merupakan sarana prasarana yang tersedia dalam radius 10 km dari kawasan.
b. Analisis Stakeholder
Analisis stakeholder dalam penelitian ini dilakukan untuk memastikan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam strategi pengembangan kawasan jalur tracking. Analisis
stakeholder dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu 1.
Penetapan tujuan 2.
Mengidentifikasi stakeholder yang terlibat Instrument yang digunakan untuk identifikasi stakeholder adalah: Laporan dan
dokumen proyek yang berkaitan dengan strategi pengembangan ekowisata, diskusi informal semi-struktur, dan wawancara dengan key person
3. Tabel Kepentingan Stakeholder
Tabel kepentingan stakeholder, semua stakeholder yang relevan didaftar dan kepentingannya disimpulkan. Beberapa spesifikasi kepentingan yang
memungkinkan ditampilkan pada tabel dibawah ini. Tabel 11 Tabel kepentingan stakeholder
Stakeholder Kepentingan
Dampak potensial proyek
Prioritas kepentingan relatif
Stakeholder Primer 1.
2. Stakeholder sekunder
1. 2.
3. Stakeholder eksternal
1. 2.
Stakeholder Primer adalah stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap strategi pengembangan ekowisata kawasan jalur tracking. Stakeholder
sekunder adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap strategi pengembangan ekowisata kawasan jalur tracking. Sedangkan stakeholder eksternal
adalah para pihak yang tidak akan secara langsung terlibat dalam strategi pengembangan ekowisata kawasan jalur tracking, akan tetapi tertarik atau memiliki kepentingan terhadap
outcome dari pengembangan ekowisata yang akan dilaksanakan. Perkiraan dampak proyek terhadap berbagai kepentingan stakeholder dapat dikategorikan ke dalam positif, negatif, tidak
pasti dan tidak diketahui. Tabel tersebut menunjukkan bahwa tiap stakeholder memiliki beberapa kepentingan . Proyek yang dimaksudkan memiliki dampak positif pada beberapa ketertarikan,
tapi tidak seluruhnya. Tabel tersebut juga mengidentifkasi prioritas relatif yang harus diberikan pada setiap stakeholder berdasarkan pada kebijakan dan tujuan proyeknya
4. Matriks Klasifikasi Stakeholder
Matriks klasifikasi stakeholder dibuat dengan beberapa tahap pelaksanaan, yaitu a.
Mengelompokkan kepentingan dan pengaruh dari masing-masing stakeholder. b.
Melakukan pembobotan dari masing-masing tingkat kepentingan dan pengaruh dari masing-masing stakeholder.
c. Hasil pembobotan terhadap tingkat kepentingan dan pengaruh dari masing-masing
stakeholder dikelompokkan menurut jenis indikator dan kemudian disandingkan sehingga membentuk koordinat
d. Posisi kuadran menggambarkan ilustrasi posisi dan peranan stakeholder terkait dengan
penyusunan strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah hingga Tongkoh, yaitu:
1. Subjek, dengan tingkat kepentingan tinggi dan pengaruh yang rendah. 2. Key Player; Kepentingan tinggi dan pengaruh yang tinggi pula.
3. Crowd; Kepentingan dan pengaruh yang rendah. 4. Context setters; Kepentingan rendah dan pengaruh yang tinggi.
Matriks pengaruh dan kepentingan stakeholder dapat dilihat pada gambar
Gambar 7 Matriks Pengaruh dan kepentingan Analisis Stakeholder Reed et al. 2009.
Keberhasilan suatu proyek secara terpisah bergantung pada keabsahan pembuatan asumsi tentang berbagai stakeholder, dan resiko yang dihadapi dalam suatu proyek. Beberapa resiko ini
berasal dari konflik kepentingan. Dengan mengkombinasikan pengaruh dan kepentingan setiap stakeholder dalam diagram matriks, asumsi dan resiko dari stakeholder dapat diidentifikasi.
Dengan matriks dua-dua, stakeholder diposisikan pada istilah relatif berdasarkan dua papan kriteria pengaruh dan kepentingan. Posisi kelompok stakeholder mengindikasikan resiko relatif
yang dimiliki oleh stakeholder, dan potensi koalisi dukungan terhadap proyek. 5.
Matriks Partisipasi Stakeholder kunci dengan pengaruh yang tinggi dan kepentingan yang tinggi terhadap
kesuksesan program harus berkoalisi untuk mendukung keberhasilan program, dan merupakan mitra yang potensial dalam perencanaan dan implementasi. Stakeholder kunci dengan pengaruh
yang tinggi tetapi memiliki kepentingan yang rendah terhadap keberhasilan program dapat dijadikan sebagai konsultan atau mengetahui. Pada matriks partisipasi stakeholder tahapan
program merupakan kumpulan dari beberapa kegiatan yang dimulai dari informasi dan konsultasi pada tingkat terendah, bermitra, hingga pengawasan penuh pada tingkat partisipasi
paling tinggi. Matriks Partisipasi dapat dilihat pada tabel 12 Tabel 12 Matriks Partisipasi Stakeholder
Mengetahui Konsultan
Mitra Pengawas
Program Kerja 1. Stakeholder Stakeholder
Stakeholder Stakeholder
Program Kerja 2. Stakeholder Stakeholder
Stakeholder Stakeholder
Program Kerja 3. Stakeholder Stakeholder
Stakeholder Stakeholder
Program Kerja 4 Stakeholder
Stakeholder Stakeholder
Stakeholder
Tinggi
Rendah Subjek
Context Setters
Key Player
Crowd Nilai
Kepentingan Tinggi
Rendah Pengaruh
d. Analisis SWOT
Analisis SWOT dalam penelitian ini dilakukan untuk menyusun strategi pengembangan ekowisata yang akan dilakukan di jalur tracking Negeri Suah hingga Tongkoh. Penyusunan
strategi pengembangan ekowisata dengan menggunakan analisis SWOT didasarkan pada pemanfaatan peluang dan peningkatan kekuatan yang dimiliki serta berusaha mengurangi
ancaman dan kelemahan yang ada pada setiap elemen sumberdaya. Analisis SWOT dilakukan pada hasil analisis ADO-ODTWA dan hasil wawancara yang dilakukan dengan stakeholder
terkait pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. Formulasi strategi dalam analisis SWOT disusun berdasarkan analisis yang diperoleh dari penrapan model SWOT
dengan tahapan sebagai berikut: a.
Penentuan faktor internal kekuatan dan kelemahan di dalam upaya pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh.
b. Penentuan faktor eksternal peluang dan ancaman di dalam upaya pengembangan
ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. c.
Perumusan alternatif strategi pengembangan pariwisata alam dengan cara membuat Matriks Internal Eksternal, Matriks Space dan Matirks SWOT.
Pengisian tabel, baik tabel internal maupun tabel eksternal dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
• Melakukan pengisian kolom 1 yang terdiri dari variabel yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman.
• Melakukan pembobotan dengan menggunakan nilai yang didapat pada penilaian ADO- ODTWA dan wawancara dengan stakeholder, kemudian dikonversi ke dalam persen
sehingga nilai total yang didapat adalah 100 atau 1,00. Semua bobot jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.
• Melakukan penetapan rating, untuk masing-masing dimulai dari nilai 0-4 untuk masing- masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 sangat baik sampai dengan 1
dbawah rata-rata berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap upaya pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh.
• Melakukan penjumlahan nilai tertimbang sehingga akan menunjukkan seberapa besar nilai eksternal dan internal yang kemudian akan digunakan di dalam matriks Internal-
Eksternal IE Matriks.
c. Sintesis
Sintesis memiliki tujuan untuk mengembangkan sistem yang baru, bukan memperbaiki sistem lama yang tidak baik sebagaimana konsep analisis Eriyatno 2007. Analisis SWOT dan