Analisis Daerah Operasi Objek Daya Tarik Wisata
sumberdaya potensial dan belum dapat dikatakan sebagai daya tarik wisata sampai adanya pengembangan tertentu. Jenis obyek dan daya tarik wisata dibagi ke dalam dua kategori yaitu:
1. Obyek dan daya tarik wisata alam
2. Obyek dan daya tarik wisata sosial budaya
Dalam kaitannya dengan pengendalian pemanfaatan pada areal pengusahaan untuk perwujudan pemanfaatan yang berazaskan keseimbangan menuju pemanfaatan secara lestari dan
berkelanjutan. Rencana pola pemanfaatan ruang harus mencerminkan keseimbangan antara kebutuhan wisata demand dan ketersediaan lahan suply pada keadaan ideal yaitu dengan
memadukan dan menserasikan beragam kepentingan agar saling menunjang. Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan 2001 menegaskan bahwa dalam rangka
pengembangan pariwisata alam di suatu kawasan taman nasional, pengelola taman nasional perlu menyusun rencana pemanfaatan pariwisata alam dengan cakupan kegiatan yaitu:
1. Identifikasi, Inventarisasi, dan Analisa Data
a Pengumpulan data ODTWA kawasan.
Data ODTWA kawasan yang akan dinilai kelayakannya terdiri dari tiga unsur penting yaitu, bentang alam, tumbuhan, dan satwa. Teknik identifikasi untuk mendapatkan data
tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti menelusuri kawasan yang akan diteliti, mendokumentasikannya, menyesuaikan titik koordinat keberadaan objek pada
peta, serta wawancara yang dilakukan dengan masyarakat sekitar kawasan. a.
1. Identifikasi Tumbuhan Identifikasi tumbuhan yang dilakukan disebuah kawasan yang luas
menggunakan metode transek jalur. Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui keragaman tumbuhan di sebuah kawasan yang luas dan belum diketahui keadaan
sebelumnya. Metode ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi tumbuhan menurut keadaan tanah, topografi, dan elevasi. Jalur dibuat dengan
memotong garis topografi misalnya memotong sungai atau manaiki atau menuruni lereng. Jalur yang biasa digunakan adalah jalur dengan lebar 20 meter. Sedangkan
menurut Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam 1976 untuk inventarisasi disuatu kawasan hutan yang luas maka digunakan metode jalur dengan pembuatan
jalur sebanyak satu jalur atau lebih dengan lebar jalur 10 meter di kiri jalur dan 10 meter di kanan jalur. Metode transek paling efektif untuk mempelajari perubahan
keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi dan elevasi. Jalur dibuat memotong garis topografi, misalnya dari tepi laut ke pedalaman, memotong sungai,
menaiki atau menuruni lereng pegunungan. Soerianegara indrawan 2008 a.
2. Invetarisasi satwa. Inventarisasi satwa ditujukan untuk menginventarisasi jenis dari kelompok
mamalia dan burung. Inventarisasi pengambilan data primer dilakukan dengan pengamatan langsung dengan menelusuri trail system yang disesuaikan dengan kondisi
cuaca secara perlahan-lahan dan melakukan pengamatan terhadap fauna yang dijumpai. Setiap objek yang dijumpai kemudian dicatat dalam lembaran data. Kriteria
yang harus dipenuhi dalam inventarisasi jenis fauna adalah: 1.
Perjumpaan langsung terhadap objek 2.
Jejak yang ditinggalkan seperti cakaran, jejak kaki, dan kotoran 3.
Suara. Inventarisasi satwa dalam pelaksanaannya menggunakan metode transek jalur strip
transect. Metode transek jalur mempunyai panjang dan lebar jalur yang digunakan disesuaikan dengan kondisi topografi dan kerapatan tegakan pada lokasi pengamatan. Data yang
dikumpulkan berdasarkan perjumpaan langsung dengan satwa mamalia yang berada pada lebar jalur pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan berjalan pada kecepatan yang konstan yaitu
kurang lebih 25 metermenit. b
Tingkat aksesibilitas c
Sarana dan prasarana di dalam dan sekitar lokasi d
Kondisi sosial ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar 2.
Analisis Data Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode yang sesuai dengan
kepentingan perencanaan kawasan