sebagai titik triangulasi yang digunakan untuk pemetaan kawasan. Keutuhan sumber daya alam di kawasan jalur tracking mulai mengalami sedikit gangguan.
Untuk mendefinisikan daya tarik wisata bukanlah sesuatu yang sederhana. Terdapat dua definisi mengenai daya tarik wisata, yaitu:
1. Fitur fisikal atau budaya pada daerah tujuan yang oleh wisatawan dianggap mampu
memenuhi satu atau lebih dari kebutuhan yang berhubungan dengan kebutuhan wisata. Fitur tersebut mungkin ambient di alam seperti iklim, budaya, vegetasi, atau
pemandangan alam, atau wisatawan mungkin akan secara khusus berkunjung ke lokasi, seperti pertunjukan teater, museum atau air terjun
2. Ciri khas suatu wilayah pada suatu kawasan yang menyediakan kesempatan untuk
melakukan aktivitas sesuai dengan keinginan yang diberikan kepada konsumen atau pasar, termasuk didalamnya iklim, pemandangan, aktivitas, dan budaya.
a. Daya tarik buatan manusia adalah struktur fisik atau kegiatan b. Daya tarik alam berupa fenomena fisik yang dilihat tidak biasa atau indah
c. Daya tarik sekunder memiliki sesuatu yang diinginkan oleh wisatawan tetapi bukan alasan utama wisatawan berkunjungan kekawasan tersebut.
d. Daya tarik negatif adalah sebuah ciri khas dari suatu kawasan yang membuat konsumen enggan mengunjungi kawasan tersebut. Tourism Western Australia 2006.
Daya tarik yang menjadi keunikan tersendiri di kawasan jalur tracking Negeri Suah- Tongkoh dapat dilihat dari tiga unsur. Pada keunikan flora terdapat jenis anggrek permata
Anoectochillus reinwardtii yang menonjolkan bentuk daun yang indah. Keunikan yang menjadi daya tarik di kawasan jalur tracking Negeri Suah hingga Tongkoh yang lain adalah sungai dua
rasa Lau Jabi, selain menyajikan pemandangan air sungai yang berwarna biru keputihan juga memberikan sensasi air sungai yang memiliki dua rasa yaitu hangat dan dingin yang jarang
dijumpai di daerah lain. Ekowisata di Kenya menawarkan atraksi ekowisata yang memiliki perbedaan cukup signifikan dengan ekowisata di Indonesia. Keberadaan satwa besar yang
hampir punah seperti Badak dan Suku Maasai Kenya merupakan ciri khas utama dalam awal pengembangan ekowisata di negara tersebut. Perkembangan ekowisata berikutnya di Kenya
menawarkan lebih dari 19 atraksi termasuk di antaranya objek wisata taman laut, pegunungan, lembah, dan danau. Masing-masing objek menawarkan daya tarik yang unik dan bervariasi.
Berdasarkan data dari kementrian pariwisata dan kehidupan liar, Negara Kenya memiliki 52
Taman nasional dengan variasi keunikan alam yang menjadi daya tarik dalam pengembangan ekowisata di Kenya Ngunyi 2009
5.2.2 Aksesibilitas Kawasan
Tabel 17 Penilaian ADO-ODTWA kriteria aksesibilitas kawasan jalur tracking Negeri Suah- Tongkoh
No. Sub Unsur
Nilai
1. 2.
3. 4.
Variasi infrastruktur di dalam jalur tracking Jalan cabang, jalan setapak, jembatan
Informasi yang tersedia didalam kawasan jaringan telepon seluler
Frekuensi kendaraan menuju kawasan kurang dari 2 kendaraan per hari
Waktu tempuh dari pusat penyebaran wisata sekitar 3-4 jam menuju kawasan jalur tracking.
20 10
5 15
Jumlah 50
Infrastruktur jalan di sepanjang jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh terdiri dari jalan cabang menuju kawasan jalur tracking dimulai dari persimpangan jalan antar desa hingga ke
dusun Negeri Suah. Sebagian jalan cabang masih berupa tanah, sedangkan sebagian lagi sudah mengalami pengecoran jalan berbentuk dua lajur sehingga dapat dilalui oleh kendaraan roda
empat. Jalan setapak ditemui mulai dari persimpangan Negeri Gugung-Negeri Suah hingga ke titik akhir jalur tracking. Frekuensi kendaraan yang melewati kawasan Negeri Suah adalah masih
jarang. Kendaraan umum yang melewati kawasan tersebut hanya pada hari-hari tertentu saja, tergantung banyaknya penumpang dari daerah lain yang bertujuan ke dusun Negeri Suah.
Kondisi jalan darat yang dilalui menuju kawasan jalur tracking dikategorikan buruk. Kondisi aspal jalan di beberapa titik mengalami kerusakan akibat kontur tanah yang labil dan volume
kendaraan yang melewati jalan tersebut tidak sesuai dengan kapasitas jalan. Jalan cabang dari desa Cinta Rakyat menuju Negeri Suah juga mengalami kerusakan yang parah, terutama pada
saat hujan. Genangan air di tengah jalan cabang mengakibatkan jalan tanah tersebut licin dan sulit dilewati. Kondisi jalan yang rusak tersebut sedikit banyak telah mempengaruhi kehidupan
masyarakat di sekitar kawasan jalur tarcking. Jaringan listrik dan jaringan telepon seluler sudah dapat digunakan di kawasan jalur tracking. Jaringan listrik terdapat di desa Negeri Suah
merupakan listrik hasil swadaya masyarakat, sedangkan jaringan telepon seluler sudah dapat digunakan di sepanjang perjalanan tracking pada titik-titik tertentu. Keberadaan jaringan telepon
seluler di kawasan jalur tracking tentunya akan mempermudah pengguna jalur tracking untuk
member sepanja
ketidakm aksesib
Tourism memilik
guidelin ekowisa
seseoran Ecotour
pertuala Sumber
dengan ri informasi
ang jalur tra Aksesibilita
mampuan ilitas dan p
m telah mem ki keterbat
nes untuk a ata di Brazi
ng dengan rism Society
Disisi lain, angan, lapo
rdaya Onta daya jual y
i kepada pih acking.
as dalam merasakan
pengetahuan mpromosika
tasan deng aksesibilitas
il sebagai co n keterbata
y 2011. , keterpenci
oran tahun 2 ario menunj
yang tinggi d
Gamba hak lain yan
ekowisata n pengalam
n pada dae an kesempa
an memba s dari pela
ontoh daera asan untuk
ilan suatu k 2004 oleh O
njukkan ket di pasar eko
ar 11 Kon
ng berada d
a merupak man perja
erah tujuan atan untuk m
angun netw ksanaan da
ah tujuan ek k mengunj
kawasan ak Ontario Nat
terpencilan owisata Bu
ndisi jalur tr di luar kawa
kan perkem lanan eko
n wisata. E melakukan p
works, mate an fasilitas
kowisata yan jungi daer
kan mencip ture dan se
suatu kaw urkhardt et a
racking di K asan mengen
mbangan owisata dik
European N perjalanan b
eri pendidi sektor jasa
ng menyedi rah tersebu
ptakan pelua ebuah penel
wasan ekow al. 2006
Kaki Barus. nai kondisi
dari sebua karenakan
Network for bagi orang-
ikan, sertif a wisata. A
iakan akses ut The In
ang pada p litian oleh D
wisata adal
. lapangan di
ah konsep kurangnya
Accessible -orang yang
fikasi, serta Aksesibilitas
ibilitas bagi nternational
pasar wisata Departemen
ah kualitas i
p a
e g
a s
i l
a n
s
5.2.3 Kriteria Peluang Pengembangan Ekonomi Masyarakat Lokal
Tabel 18 Penilaian ADO-ODTWA pada kriteria peluang pengembangan ekonomi masyarakat lokal pada strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh
No Sub Unsur
Nilai
1. 2.
3. 4.
5. 6
7 Status lahan
Mata Pencaharian Pendidikan
Tingkat kesuburan tanah Persepsi masyarakat terhadap pengembangan
Objek Wisata alam Sikap masyarakat terhadap Kelompok Pecinta
Alam Kemampuan berbahasa
15 20
15 10
20
20 10
Jumlah 110
Dukungan masyarakat dalam sebuah pengembangan ekowisata di suatu kawasan adalah faktor kunci keberhasilan pengembangan ekowisata. Ekowisata di Singita Pamushana Zimbabwe
menawarkan kesempatan bagi pengunjung untuk membaur dengan kehidupan masyarakat asli kawasan dan menikmati kebudayaan asli daerah setempat. Bentuk dukungan masyarakat telah
memberi dampak positif bagi program pengembangan ekowisata di kawasan tersebut. Richardson, 2008. Penilaian ADO-ODTWA pada kriteria kondisi sosial ekonomi dan budaya
masyarakat Negeri Suah yang berada pada perbatasan langsung dengan kawasan jalur track bernilai 110 termasuk dalam kategori sedang. Beberapa sub unsur pada kriteria kondisi sosial
ekonomi masyarakat yang menjadi faktor pendukung pengembangan ekowisata di kawasan tersebut adalah sikap masyarakat yang dapat menerima dengan baik terhadap kedatangan
kelompok pecinta alam sebagai perintis pengembangan ekowisata. Hal ini terlihat dari kesediaan masyarakat untuk memberi fasilitas penginapan di rumah masyarakat dan pendopo, serta
hubungan yang erat antara kelompok pecinta alam dengan masyarakat Negeri Suah. Salah satu bentuk keakraban tersebut terlihat pada saat kunjungan KPA Jerami yang datang berkunjung
membawa turis asing ke dusun Negeri Suah dan mengajarkan pelajaran Bahasa Inggris kepada anak-anak di dusun Negeri Suah serta bergotong royong bersama masyarakat membersihkan
areal di sekitar jambur pendopo. Masyarakat Negeri Suah umumnya berprofesi sebagai petani dengan pertanian yang mereka usahakan mulai dari bertanam padi, kopi hingga kayu manis.
Desa Negeri Suah sudah memiliki satu buah mesin penggilingan padi yang semakin mempermudah mereka untuk menghasilkan beras. Hasil penggilingan padi tersebut sebagian
besar digunakan untuk konsumsi pribadi.
5.2.4 Kriteria Sarana Prasarana
Tabel 19 Penilaian ADO-ODTWA kriteria sarana prasarana di jalur tracking Negeri Suah- Tongkoh
No. Sub Unsur
Nilai
1. 2.
Prasarana pengamanan, porter, pemandu Sarana Jambur, Kamar mandi,
Penginapan, sumber air bersih, camping ground, rambu-rambu
6 10
Jumlah 16
Penilaian ADO-ODTWA pada kriteria akomodasi di kawasan jalur tracking diketahui bahwa kawasan jalur tracking sudah mulai memiliki cikal bakal jasa pelayanan yang terdiri dari
pengamanan yang berasal dari petugas desa, jasa pemandu oleh KPA yang sering melakukan kegiatan di kawasan, dan jasa porter dari masyarakat setempat yang bersedia memberikan
bantuan jasa pengangkutan barang menuju kawasan jalur tracking. Gunn 2004 dalam Prospect For Tourism Planning menyebutkan bahwa fasilitas yang akan dikembangkan pada kawasan
ekowisata disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung dalam melakukan aktivitas ekowisata beserta kegiatan penunjangnya, dan untuk tujuan pengelolaan kawasan. Fasilitas akomodasi
dikembangkan dengan mempertimbangkan keragaman fungsi, jenis, serta peletakan fasilitas pada setiap zonaruang. Keberadaan penyedia jasa di kawasan jalur tracking belum sepenuhnya
terorganisir dengan baik, masih bersifat sederhana dan kekeluargaan. Sub unsur kriteria fasilitas lainnya di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh
adalah fasilitas fisik yang berada didalam kawasan jalur tracking seperti kamar mandi umum yang berada di dusun Negeri Suah, Jambur yang sering digunakan oleh pengguna jalur sebagai
tempat berkumpul mempersiapkan keberangkatan menuju jalur tracking, tanda-tanda di sepanjang jalur baik berupa palang-palang, potongan kain yang diikat pada pohon, ataupun
bentuk penandaan lainnya yang didirikan oleh pengguna jalur sebelumnya untuk memberikan informasi mengenai arah jalur tracking yang bertujuan agar pengguna jalur tidak mengalami
kehilangan arah. Selain itu di kawasan jalur tracking juga terdapat Camping ground yang merupakan dataran di antara perbukitan yang dipilih sedemikiaan rupa dengan memperhitungkan
jarak tempuh pengguna jalur, dataran yang ditetapkan sebagai camping ground harus dekat dengan sumber mata air.
5.3 Klasifikasi Potensi Wisata di Kawasan Jalur
Tracking Negeri Suah-Tongkoh berdasarkan Kriteria ADO-ODTWA
Analisa daerah operasi ODTWA untuk pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh dilakukan berdasarkan data hasil pengamatan lapangan, wawancara
dengan masyarakat setempat, dan beberapa stakeholder yang berkaitan langsung dengan kawasan yang akan dikembangkan, kemudian dilakukan penilaian ODTWA. Unsur penilaian
yang digunakan dalam penilaian potensi wisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh meliputi potensi daya tarik kawasan; aksesibilitas; kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitar
kawasan; dan akomodasi yang terdapat di sekitar kawasan jalur tracking. 1.
Potensi daya tarik. Berdasarkan hasil penilaian kriteria potensi daya tarik wisata yang terdapat di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh memiliki nilai tertimbang
sebesar 150, yang termasuk dalam klasifikasi bernilai tinggi. Berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh memiliki keanekaragaman bentang alam sehingga banyak titik lokasi potensi wisata yang ditemukan di sepanjang
jalur, di antaranya sungai, air terjun, pemandangan pedesaan, dan pemandangan perbukitan yang dapat ditemukan pada beberapa titik tertinggi di kawasan tersebut. Selain
itu tingkat keanekaragaman hayati yang sangat unik dapat dijumpai di sepanjang jalur tracking Deleng Barus.
2. Aksesibilitas. Berdasarkan hasil penilaian aksesibilitas kawasan yang dilakukan di
kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh, didapat bahwa aksesibilitas kawasan jalur
tracking Negeri Suah-Tongkoh memiliki nilai tertimbang sebesar 50 dan termasuk ke
dalam klasifikasi sedang. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh memiliki kondisi yang sangat sesuai untuk dijadikan
kawasan ekowisata minat khusus, dimana aksesibilitas yang ada di dalamnya sudah cukup memberi kemudahan bagi pengunjung kawasan. Keberadaan jalan setapak dapat
ditemui di sepanjang jalur mulai dari Negeri Suah hingga Kaki Barus. Sedangkan jalan cabang dapat ditemui sebagian pada saat memasuki Negeri Suah, sebagian lagi ketika
menuruni kaki barus menuju Tongkoh pada saat melewati lahan pertanian masyarakat. 3.
Peluang pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Berdasarkan hasil penilaian kondisi sosial masyarakat di sekitar kawasan menurut kriteria ADO-ODTWA didapat bahwa nilai
tertimbang kondisi sosial masyarakat adalah sebesar 110 yang termasuk dalam klasifikasi
sedang. Masyarakat Negeri Suah yang tinggal berbatasan dengan kawasan jalur tracking
merupakan pihak yang memiliki keterkaitan langsung dengan program pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking. Keberadaan pengunjung kawasan jalur tracking
yang sudah sangat akrab menjadi salah satu faktor yang mendorong adanya dukungan positif dari masyarakat Negeri Suah terkait wacana pengembangan ekowisata di kawasan
jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. 4.
Sarana Prasarana. Berdasarkan hasil penilaian mengenai kondisi fasilitas yang terdapat di sekitar kawasan jalur tracking menurut kriteria ADO-ODTWA didapatkan bahwa nilai
tertimbang dari akomodasi di kawasan tersebut bernilai 16 yang tergolong dalam klasifikasi sedang. Akomodasi yang terdapat di kawasan jalur tracking diantaranya
berupa pelayanan dan sarana fisik. Pelayanan yang disediakan belum terorganisasi dengan baik dan masih sederhana bersifat kekeluargaan. Pelayanan tersebut berupa
bentuk pengamanan oleh petugas desa yang diberikan selama melakukan kegiatan di kawasan dusun Negeri Suah, selain itu jasa pelayanan lainnya adalah jasa pemandu yang
diberikan oleh KPA yang sering melakukan kegiatan di kawasan jalur tracking, dan jasa pengangkutan barang oleh penduduk setempat. Sarana fisik yang terdapat di kawasan
ekowisata jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh antara lain adalah kamar mandi dan ruang pertemuan jambur yang terdapat di dusun Negeri Suah, camping ground yang terdapat
pada beberapa titik di jalur tracking yang diatur sedemikian rupa sehingga berada dekat dengan sumber air. Selain itu pada jalur tracking juga terdapat rambu-rambu penanda
arah yang membantu pengguna jalur dalam melakukan perjalanan tracking. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, maka didapatlah nilai tertimbang potensi wisata
berdasarkan penilaian kriteria ADO-ODTWA di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh
adalah sebesar 326, yang tergolong dalam klasifikasi tinggi. Hal ini didukung oleh kenyataan di
lapangan yang menunjukkan adanya potensi daya tarik wisata yang tinggi di kawasan tersebut,didukung oleh aksesibilitas yang cukup memadai untuk tahap awal pengembangan
ekowisata di suatu kawasan