Penilaian ADO-ODTWA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Potensi Daya Tarik Ekowisata di Sepanjang Jalur

sebagai titik triangulasi yang digunakan untuk pemetaan kawasan. Keutuhan sumber daya alam di kawasan jalur tracking mulai mengalami sedikit gangguan. Untuk mendefinisikan daya tarik wisata bukanlah sesuatu yang sederhana. Terdapat dua definisi mengenai daya tarik wisata, yaitu: 1. Fitur fisikal atau budaya pada daerah tujuan yang oleh wisatawan dianggap mampu memenuhi satu atau lebih dari kebutuhan yang berhubungan dengan kebutuhan wisata. Fitur tersebut mungkin ambient di alam seperti iklim, budaya, vegetasi, atau pemandangan alam, atau wisatawan mungkin akan secara khusus berkunjung ke lokasi, seperti pertunjukan teater, museum atau air terjun 2. Ciri khas suatu wilayah pada suatu kawasan yang menyediakan kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan keinginan yang diberikan kepada konsumen atau pasar, termasuk didalamnya iklim, pemandangan, aktivitas, dan budaya. a. Daya tarik buatan manusia adalah struktur fisik atau kegiatan b. Daya tarik alam berupa fenomena fisik yang dilihat tidak biasa atau indah c. Daya tarik sekunder memiliki sesuatu yang diinginkan oleh wisatawan tetapi bukan alasan utama wisatawan berkunjungan kekawasan tersebut. d. Daya tarik negatif adalah sebuah ciri khas dari suatu kawasan yang membuat konsumen enggan mengunjungi kawasan tersebut. Tourism Western Australia 2006. Daya tarik yang menjadi keunikan tersendiri di kawasan jalur tracking Negeri Suah- Tongkoh dapat dilihat dari tiga unsur. Pada keunikan flora terdapat jenis anggrek permata Anoectochillus reinwardtii yang menonjolkan bentuk daun yang indah. Keunikan yang menjadi daya tarik di kawasan jalur tracking Negeri Suah hingga Tongkoh yang lain adalah sungai dua rasa Lau Jabi, selain menyajikan pemandangan air sungai yang berwarna biru keputihan juga memberikan sensasi air sungai yang memiliki dua rasa yaitu hangat dan dingin yang jarang dijumpai di daerah lain. Ekowisata di Kenya menawarkan atraksi ekowisata yang memiliki perbedaan cukup signifikan dengan ekowisata di Indonesia. Keberadaan satwa besar yang hampir punah seperti Badak dan Suku Maasai Kenya merupakan ciri khas utama dalam awal pengembangan ekowisata di negara tersebut. Perkembangan ekowisata berikutnya di Kenya menawarkan lebih dari 19 atraksi termasuk di antaranya objek wisata taman laut, pegunungan, lembah, dan danau. Masing-masing objek menawarkan daya tarik yang unik dan bervariasi. Berdasarkan data dari kementrian pariwisata dan kehidupan liar, Negara Kenya memiliki 52 Taman nasional dengan variasi keunikan alam yang menjadi daya tarik dalam pengembangan ekowisata di Kenya Ngunyi 2009

5.2.2 Aksesibilitas Kawasan

Tabel 17 Penilaian ADO-ODTWA kriteria aksesibilitas kawasan jalur tracking Negeri Suah- Tongkoh No. Sub Unsur Nilai 1. 2. 3. 4. Variasi infrastruktur di dalam jalur tracking Jalan cabang, jalan setapak, jembatan Informasi yang tersedia didalam kawasan jaringan telepon seluler Frekuensi kendaraan menuju kawasan kurang dari 2 kendaraan per hari Waktu tempuh dari pusat penyebaran wisata sekitar 3-4 jam menuju kawasan jalur tracking. 20 10 5 15 Jumlah 50 Infrastruktur jalan di sepanjang jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh terdiri dari jalan cabang menuju kawasan jalur tracking dimulai dari persimpangan jalan antar desa hingga ke dusun Negeri Suah. Sebagian jalan cabang masih berupa tanah, sedangkan sebagian lagi sudah mengalami pengecoran jalan berbentuk dua lajur sehingga dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Jalan setapak ditemui mulai dari persimpangan Negeri Gugung-Negeri Suah hingga ke titik akhir jalur tracking. Frekuensi kendaraan yang melewati kawasan Negeri Suah adalah masih jarang. Kendaraan umum yang melewati kawasan tersebut hanya pada hari-hari tertentu saja, tergantung banyaknya penumpang dari daerah lain yang bertujuan ke dusun Negeri Suah. Kondisi jalan darat yang dilalui menuju kawasan jalur tracking dikategorikan buruk. Kondisi aspal jalan di beberapa titik mengalami kerusakan akibat kontur tanah yang labil dan volume kendaraan yang melewati jalan tersebut tidak sesuai dengan kapasitas jalan. Jalan cabang dari desa Cinta Rakyat menuju Negeri Suah juga mengalami kerusakan yang parah, terutama pada saat hujan. Genangan air di tengah jalan cabang mengakibatkan jalan tanah tersebut licin dan sulit dilewati. Kondisi jalan yang rusak tersebut sedikit banyak telah mempengaruhi kehidupan masyarakat di sekitar kawasan jalur tarcking. Jaringan listrik dan jaringan telepon seluler sudah dapat digunakan di kawasan jalur tracking. Jaringan listrik terdapat di desa Negeri Suah merupakan listrik hasil swadaya masyarakat, sedangkan jaringan telepon seluler sudah dapat digunakan di sepanjang perjalanan tracking pada titik-titik tertentu. Keberadaan jaringan telepon seluler di kawasan jalur tracking tentunya akan mempermudah pengguna jalur tracking untuk member sepanja ketidakm aksesib Tourism memilik guidelin ekowisa seseoran Ecotour pertuala Sumber dengan ri informasi ang jalur tra Aksesibilita mampuan ilitas dan p m telah mem ki keterbat nes untuk a ata di Brazi ng dengan rism Society Disisi lain, angan, lapo rdaya Onta daya jual y i kepada pih acking. as dalam merasakan pengetahuan mpromosika tasan deng aksesibilitas il sebagai co n keterbata y 2011. , keterpenci oran tahun 2 ario menunj yang tinggi d Gamba hak lain yan ekowisata n pengalam n pada dae an kesempa an memba s dari pela ontoh daera asan untuk ilan suatu k 2004 oleh O njukkan ket di pasar eko ar 11 Kon ng berada d a merupak man perja erah tujuan atan untuk m angun netw ksanaan da ah tujuan ek k mengunj kawasan ak Ontario Nat terpencilan owisata Bu ndisi jalur tr di luar kawa kan perkem lanan eko n wisata. E melakukan p works, mate an fasilitas kowisata yan jungi daer kan mencip ture dan se suatu kaw urkhardt et a racking di K asan mengen mbangan owisata dik European N perjalanan b eri pendidi sektor jasa ng menyedi rah tersebu ptakan pelua ebuah penel wasan ekow al. 2006 Kaki Barus. nai kondisi dari sebua karenakan Network for bagi orang- ikan, sertif a wisata. A iakan akses ut The In ang pada p litian oleh D wisata adal . lapangan di ah konsep kurangnya Accessible -orang yang fikasi, serta Aksesibilitas ibilitas bagi nternational pasar wisata Departemen ah kualitas i p a e g a s i l a n s

5.2.3 Kriteria Peluang Pengembangan Ekonomi Masyarakat Lokal

Tabel 18 Penilaian ADO-ODTWA pada kriteria peluang pengembangan ekonomi masyarakat lokal pada strategi pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh No Sub Unsur Nilai 1. 2. 3. 4. 5. 6 7 Status lahan Mata Pencaharian Pendidikan Tingkat kesuburan tanah Persepsi masyarakat terhadap pengembangan Objek Wisata alam Sikap masyarakat terhadap Kelompok Pecinta Alam Kemampuan berbahasa 15 20 15 10 20 20 10 Jumlah 110 Dukungan masyarakat dalam sebuah pengembangan ekowisata di suatu kawasan adalah faktor kunci keberhasilan pengembangan ekowisata. Ekowisata di Singita Pamushana Zimbabwe menawarkan kesempatan bagi pengunjung untuk membaur dengan kehidupan masyarakat asli kawasan dan menikmati kebudayaan asli daerah setempat. Bentuk dukungan masyarakat telah memberi dampak positif bagi program pengembangan ekowisata di kawasan tersebut. Richardson, 2008. Penilaian ADO-ODTWA pada kriteria kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat Negeri Suah yang berada pada perbatasan langsung dengan kawasan jalur track bernilai 110 termasuk dalam kategori sedang. Beberapa sub unsur pada kriteria kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menjadi faktor pendukung pengembangan ekowisata di kawasan tersebut adalah sikap masyarakat yang dapat menerima dengan baik terhadap kedatangan kelompok pecinta alam sebagai perintis pengembangan ekowisata. Hal ini terlihat dari kesediaan masyarakat untuk memberi fasilitas penginapan di rumah masyarakat dan pendopo, serta hubungan yang erat antara kelompok pecinta alam dengan masyarakat Negeri Suah. Salah satu bentuk keakraban tersebut terlihat pada saat kunjungan KPA Jerami yang datang berkunjung membawa turis asing ke dusun Negeri Suah dan mengajarkan pelajaran Bahasa Inggris kepada anak-anak di dusun Negeri Suah serta bergotong royong bersama masyarakat membersihkan areal di sekitar jambur pendopo. Masyarakat Negeri Suah umumnya berprofesi sebagai petani dengan pertanian yang mereka usahakan mulai dari bertanam padi, kopi hingga kayu manis. Desa Negeri Suah sudah memiliki satu buah mesin penggilingan padi yang semakin mempermudah mereka untuk menghasilkan beras. Hasil penggilingan padi tersebut sebagian besar digunakan untuk konsumsi pribadi.

5.2.4 Kriteria Sarana Prasarana

Tabel 19 Penilaian ADO-ODTWA kriteria sarana prasarana di jalur tracking Negeri Suah- Tongkoh No. Sub Unsur Nilai 1. 2. Prasarana pengamanan, porter, pemandu Sarana Jambur, Kamar mandi, Penginapan, sumber air bersih, camping ground, rambu-rambu 6 10 Jumlah 16 Penilaian ADO-ODTWA pada kriteria akomodasi di kawasan jalur tracking diketahui bahwa kawasan jalur tracking sudah mulai memiliki cikal bakal jasa pelayanan yang terdiri dari pengamanan yang berasal dari petugas desa, jasa pemandu oleh KPA yang sering melakukan kegiatan di kawasan, dan jasa porter dari masyarakat setempat yang bersedia memberikan bantuan jasa pengangkutan barang menuju kawasan jalur tracking. Gunn 2004 dalam Prospect For Tourism Planning menyebutkan bahwa fasilitas yang akan dikembangkan pada kawasan ekowisata disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung dalam melakukan aktivitas ekowisata beserta kegiatan penunjangnya, dan untuk tujuan pengelolaan kawasan. Fasilitas akomodasi dikembangkan dengan mempertimbangkan keragaman fungsi, jenis, serta peletakan fasilitas pada setiap zonaruang. Keberadaan penyedia jasa di kawasan jalur tracking belum sepenuhnya terorganisir dengan baik, masih bersifat sederhana dan kekeluargaan. Sub unsur kriteria fasilitas lainnya di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh adalah fasilitas fisik yang berada didalam kawasan jalur tracking seperti kamar mandi umum yang berada di dusun Negeri Suah, Jambur yang sering digunakan oleh pengguna jalur sebagai tempat berkumpul mempersiapkan keberangkatan menuju jalur tracking, tanda-tanda di sepanjang jalur baik berupa palang-palang, potongan kain yang diikat pada pohon, ataupun bentuk penandaan lainnya yang didirikan oleh pengguna jalur sebelumnya untuk memberikan informasi mengenai arah jalur tracking yang bertujuan agar pengguna jalur tidak mengalami kehilangan arah. Selain itu di kawasan jalur tracking juga terdapat Camping ground yang merupakan dataran di antara perbukitan yang dipilih sedemikiaan rupa dengan memperhitungkan jarak tempuh pengguna jalur, dataran yang ditetapkan sebagai camping ground harus dekat dengan sumber mata air.

5.3 Klasifikasi Potensi Wisata di Kawasan Jalur

Tracking Negeri Suah-Tongkoh berdasarkan Kriteria ADO-ODTWA Analisa daerah operasi ODTWA untuk pengembangan ekowisata di jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh dilakukan berdasarkan data hasil pengamatan lapangan, wawancara dengan masyarakat setempat, dan beberapa stakeholder yang berkaitan langsung dengan kawasan yang akan dikembangkan, kemudian dilakukan penilaian ODTWA. Unsur penilaian yang digunakan dalam penilaian potensi wisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh meliputi potensi daya tarik kawasan; aksesibilitas; kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitar kawasan; dan akomodasi yang terdapat di sekitar kawasan jalur tracking. 1. Potensi daya tarik. Berdasarkan hasil penilaian kriteria potensi daya tarik wisata yang terdapat di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh memiliki nilai tertimbang sebesar 150, yang termasuk dalam klasifikasi bernilai tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh memiliki keanekaragaman bentang alam sehingga banyak titik lokasi potensi wisata yang ditemukan di sepanjang jalur, di antaranya sungai, air terjun, pemandangan pedesaan, dan pemandangan perbukitan yang dapat ditemukan pada beberapa titik tertinggi di kawasan tersebut. Selain itu tingkat keanekaragaman hayati yang sangat unik dapat dijumpai di sepanjang jalur tracking Deleng Barus. 2. Aksesibilitas. Berdasarkan hasil penilaian aksesibilitas kawasan yang dilakukan di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh, didapat bahwa aksesibilitas kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh memiliki nilai tertimbang sebesar 50 dan termasuk ke dalam klasifikasi sedang. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh memiliki kondisi yang sangat sesuai untuk dijadikan kawasan ekowisata minat khusus, dimana aksesibilitas yang ada di dalamnya sudah cukup memberi kemudahan bagi pengunjung kawasan. Keberadaan jalan setapak dapat ditemui di sepanjang jalur mulai dari Negeri Suah hingga Kaki Barus. Sedangkan jalan cabang dapat ditemui sebagian pada saat memasuki Negeri Suah, sebagian lagi ketika menuruni kaki barus menuju Tongkoh pada saat melewati lahan pertanian masyarakat. 3. Peluang pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Berdasarkan hasil penilaian kondisi sosial masyarakat di sekitar kawasan menurut kriteria ADO-ODTWA didapat bahwa nilai tertimbang kondisi sosial masyarakat adalah sebesar 110 yang termasuk dalam klasifikasi sedang. Masyarakat Negeri Suah yang tinggal berbatasan dengan kawasan jalur tracking merupakan pihak yang memiliki keterkaitan langsung dengan program pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking. Keberadaan pengunjung kawasan jalur tracking yang sudah sangat akrab menjadi salah satu faktor yang mendorong adanya dukungan positif dari masyarakat Negeri Suah terkait wacana pengembangan ekowisata di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh. 4. Sarana Prasarana. Berdasarkan hasil penilaian mengenai kondisi fasilitas yang terdapat di sekitar kawasan jalur tracking menurut kriteria ADO-ODTWA didapatkan bahwa nilai tertimbang dari akomodasi di kawasan tersebut bernilai 16 yang tergolong dalam klasifikasi sedang. Akomodasi yang terdapat di kawasan jalur tracking diantaranya berupa pelayanan dan sarana fisik. Pelayanan yang disediakan belum terorganisasi dengan baik dan masih sederhana bersifat kekeluargaan. Pelayanan tersebut berupa bentuk pengamanan oleh petugas desa yang diberikan selama melakukan kegiatan di kawasan dusun Negeri Suah, selain itu jasa pelayanan lainnya adalah jasa pemandu yang diberikan oleh KPA yang sering melakukan kegiatan di kawasan jalur tracking, dan jasa pengangkutan barang oleh penduduk setempat. Sarana fisik yang terdapat di kawasan ekowisata jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh antara lain adalah kamar mandi dan ruang pertemuan jambur yang terdapat di dusun Negeri Suah, camping ground yang terdapat pada beberapa titik di jalur tracking yang diatur sedemikian rupa sehingga berada dekat dengan sumber air. Selain itu pada jalur tracking juga terdapat rambu-rambu penanda arah yang membantu pengguna jalur dalam melakukan perjalanan tracking. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, maka didapatlah nilai tertimbang potensi wisata berdasarkan penilaian kriteria ADO-ODTWA di kawasan jalur tracking Negeri Suah-Tongkoh adalah sebesar 326, yang tergolong dalam klasifikasi tinggi. Hal ini didukung oleh kenyataan di lapangan yang menunjukkan adanya potensi daya tarik wisata yang tinggi di kawasan tersebut,didukung oleh aksesibilitas yang cukup memadai untuk tahap awal pengembangan ekowisata di suatu kawasan