LOKASI DAN WAKTU ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN

14

III. METODE PENELITIAN

3.1 LOKASI DAN WAKTU

Lokasi yang diamati adalah Sub DAS Cikeas Kali Bekasi dengan luas 3754,55 hektar yang terletak pada 6 o 2’45” LS – 6 o 38’20” LS dan 106 o 49’6” BT – 107 o 4’3” BT. Penelitian dengan topik “Analisis Perubahan Kapasitas Simpan Air pada Sub DAS Cikeas Kali Bekasi” dilakukan selama 3 bulan terhitung mulai November 2010 hingga Januari 2011.

3.2 ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer dengan program Microsoft Excel dan Cropwat, kamera digital, dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah serangkaian data sekunder tentang kondisi lingkungan Sub DAS Cikeas seperti : 1. Peta Sub DAS Cikeas 2. Data suhu, kelembaban, lama penyinaran matahari, ketingggian dan letak lintang, serta kecepatan angin 3. Data curah hujan bulanan di Stasiun Citeko 1995-2009 4. Data liputan lahan sungai Cikeas 5. Data jumlah penduduk dan kepadatannya di Kecamatan Jatisampurna, Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cibinong, dan Kecamatan Sukaraja .

3.3 METODE PENELITIAN

Tahapan penelitian terdiri dari: 1. Studi pustaka Studi pustaka digunakan untuk mempelajari berbagai metode untuk menentukan analisis perubahan kapasitas simpan air dan parameter yang mempengaruhinya serta mengkaji kondisi ideal dari sebuah DAS. 2. Pengumpulan data dan informasi Data yang diperlukan seluruhnya merupakan data sekunder. Data sekunder yang dibutuhkan meliputi data curah hujan, data penggunaan lahan, data luasan DAS Cikeas, data suhu, data jumlah dan kepadatan penduduk wilayah Sub DAS Cikeas, dan letak garis lintang DAS Cikeas. 3. Pengolahan dan analisis data 1. Mengidentifikasi penutupan lahan pada Sub DAS Cikeas melalui peta penggunaan lahan. 2. Melakukan perhitungan curah hujan andalan dengan metode W. bull, persamaan 2 Metode W.bull tersebut dipilih dalam analisis ini karena metode W.bull merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penentuhan curah hujan andalan dengan asumsi nilai yang diperoleh paling mendekati kebenaran. Curah hujan bulanan yang digunakan adalah curah hujan andalan dengan peluang 80, hal ini berarti bahwa kisaran nilai curah hujan mulai dari nol hingga nilai andalan dalam satu bulan memiliki peluang terlampaui sebesar 80. 15 3. Melakukan perhitungan evapotranspirasi dengan Persamaan 3 dan 4. Nilai evapotranspirasi ditentukan dengan metode Penman. 4. Menghitung selisih hujan P dan evapotranspirasi potensial ETP 5. Menghitung accumulated potential water losses APWL dengan akumulasi air bulan ke-i = {Akumulasi air bulan ke-i-1 + nilai P-ETP bulan i}. Nilai negatif P-ETP menununjukkan potensi defisit air yang merupakan hasil penjumlahan setiap bulannya. Untuk wilayah basah, jumlah P-E dari setiap bulan bernilai positif. Oleh karena itu, perhitungan akumulasi kehilangan air dimulai dari 0 6. Menghitung kapasitas simpan air water storage capacity STo. Tabel penyimpanan air memberikan nilai penyimpanan air dalam tanah setelah dikurangi dengan akumulasi kehilangan air yang terjadi. Nilai yang terdapat pada tabel tersebut bergantung pada kapasitas cadangan lengas tanah dan kedalaman akar. Nilai kapasitas cadangan lengas tanah ditentukan pada Tabel 1. STo kemudian ditentukan dengan persamaan 5. 7. Menghitung cadangan lengas tanah water holding capacitySt Nilai cadangan lengas tanah pada awal periode dianggap sama dengan nilai cadangan lengas tanah maksimum kapasitas simpan air tanah. Selanjutnya, jika nilai PETP, nilai cadangan lengas tanah tidak akan berubah. Namun, jika nilai PETP, nilai cadangan lengas tanah akan ditentukan dengan persamaan 10, Jika Nilai STi STo, maka STi=STo STi = {ST i-1 + P-ETP }....................................................................................................10 8. Menghitung perubahan cadangan lengas tanah △St dengan menggunakan persamaan 6. Jika nilai cadangan lengas tanah sama dengan nilai kapasitas simpannya, diasumsikan tidak terjadi perubahan dalam penyimpanan air. 9. Menghitung evapotranspirasi aktual ETa Untuk bulan basah PETp, maka ETa = ETp Untuk bulan kering PETp, maka ETa = P + |− △ | 10. Menghitung defisit D, dengan menggunakan persamaan 7 11. Menghitung CH lebih surplus air S yaitu pada kondisi PEp, dengan persamaan neraca air Thornthwaite and Mather 8 Perhitungan neraca air persamaan Thornthwaite dapat memberikan gambaran surplus dan defisit air pada suatu wilayah. Setelah simpan air mencapai kapasitas cadangan lengas tanah water holding capacity, kelebihan curah hujan akan dihitung sebagai surplus. Air ini merupakan kelebihan setelah air tanah terisi kembali. Dengan demikian surplus dihitung sebagai nilai curah hujan dikurangi dengan nilai evapotranspirasi dan perubahan kadar air tanah. selanjutnya, surplus air akan menjadi limpasan dan pengisian air tanah. 12. Melakukan prosedur perhitungan yang sama untuk skenario komposisi luas hutan dan luas pemukiman 0-100 . 13. Membuat kurva neraca air 14. Menghitung kontribusi nilai hasil neraca air dengan mengkonversi dalam bentuk volume m 3 serta kurvanya. 15. Menghitung jumlah ketersediaan dan kebutuhan air menggunakan persamaan 9 16. Memberikan rekomendasi limpasan dan pengisian air tanah 16 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN