20
Data debit sungai Cikeas diambil dari Bendung Leuwi Bolang. Gambar 7 menunjukkan kurva debit sungai setengah bulanan dari tahun 1994 hingga 2009. Dari gambar terlihat bahwa debit
tertinggi terdapat pada bulan Februari, dan debit terendah terdapat pada bulan Agustus. Data lengkap
debit sungai terdapat pada Lampiran 3.
Gambar 7. Kurva debit sungai Cikeas per-setengah bulanan 1994-2009
4.2 PRESIPITASI, EVAPOTRANSPIRASI, KAPASITAS SIMPAN AIR
Parameter masukan yang digunakan dalam neraca air yaitu presipitasi, evapotranspirasi, dan kapasitas simpan air. Presipitasi P atau curah hujan bulanan yang digunakan adalah curah hujan
andalan dengan peluang 80 menggunakan metode W.Bull. Hal ini berarti bahwa kisaran nilai curah hujan mulai dari nol hingga nilai andalan dalam satu bulan memiliki peluang terlampaui sebesar 80.
Stasiun yang digunakan dalam pengambilan data curah hujan bulanan pada penelitian ini yaitu stasiun Citeko. Curah hujan andalan 80 pada Sub DAS Cikeas dapat dilihat pada Gambar 8. Perhitungan
curah hujan andalan dengan metode W.Bull dapat dilihat dengan jelas pada Lampiran 1.
Gambar 8. Grafik curah hujan bulanan andalan 80 1000
2000 3000
4000 5000
6000 7000
8000
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Ags
Sep Okt
Nov Des
D eb
it ra
ta -r
a ta
s ete
n g
a h
b u
la n
a n
l tr
d tk
Bulan
50 100
150 200
250 300
350 400
450
N il
a i
m m
b u
la n
Bulan
21
Parameter selanjutnya yaitu nilai evapotranspirasi potensial ETP. Menurut Doorenbos and Pruitt 1977, untuk wilayah dimana terdapat data suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, dan
lama penyiranan matahari, disarankan untuk menggunakan metode Penman. Nilai ETP yang digunakan sebagai masukan diperoleh setelah dilakukan penghitungan ETo dikalikan dengan nilai kc
yakni koefisien tanaman yang tergantung pada jenis tanaman dan tahap pertumbuhan. Dalam hal ini kondisi dianggap sama untuk seluruh skenario komposisi hutan dan pemukiman yang digunakan.
Untuk berbagai perubahan penutupan lahan, nilai kc akan paling berpengaruh pada besarnya perubahan ETP. Gambaran Nilai ETP untuk berbagai penutupan lahan dengan skenario komposisi
luas hutan disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Grafik nilai ETP dalam beberapa skenario luas hutan Dari Gambar 9, dapat diketahui bahwa nilai ETP berbanding lurus dengan persentase
komposisi luas hutan. Dengan asumsi seluruh tanaman hutan merupakan tanaman sejenis, maka persentase dengan komposisi lebih besar akan memiliki ETP lebih tinggi. Nilai kc akan sangat
dipengaruhi oleh jenis penutupan lahan. Dalam hal ini digunakan nilai kc sebesar 0.9 untuk wilayah hutan dan 0.4 untuk wilayah lainnya, dengan menggunakan koefisien tertimbang berdasarkan Tabel
2.. Nilai ETP pada tahun 2008 lebih rendah dibandingkan tahun 2003, hal ini disebabkan pada tahun 2008, komposisi luas hutannya sebesar 0.97 , sedangkan tahun 2003 komposisi luas hutannya
sebesar 14.16 . Gambaran Nilai ETP untuk berbagai penutupan lahan dengan skenario komposisi luas
pemukiman dapat dilihat pada Gambar 10. Dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa nilai ETP
berbanding terbalik dengan persentase komposisi luas pemukiman. Persentase luas pemukiman dengan komposisi lebih besar memiliki ETP lebih kecil. Hal ini dikarenakan, pemukiman memiliki
nilai kc sebesar 0, karena tidak ada tanaman. Asumsi dalam hal ini digunakan nilai kc sebesar 0 untuk wilayah pemukiman dan 0.9 untuk wilayah lainnya, dengan menggunakan koefisien tertimbang
berdasarkan Tabel 2. Nilai ETP pada tahun 2003 lebih tinggi dibandingkan tahun 2008, hal ini disebabkan pada tahun 2003, komposisi luas pemukimannya sebesar 17.19 , sedangkan tahun 2008
komposisi luas pemukimannya sebesar 26.13 . Semakin tinggi nilai kc, maka semakin tinggi pula ETP yang dihasilkan. Nilai ETP bulanan untuk setiap skenario komposisi luas hutan disajikan dengan
200 400
600 800
1000 1200
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
N il
a i
E v
a p
o tr
a n
p ir
a si
m m
t a
h u
n
Persentase Luas Hutan
2008
2003
22
lengkap pada Lampiran 4, sedangkan untuk skenario komposisi luas pemukiman disajikan pada Lampiran 5.
Gambar 10. Grafik nilai ETP dalam beberapa skenario luas pemukiman Parameter masukan yang dibutuhkan selanjutnya adalah kapasitas simpan air. Menurut
Thornthwaite and Mather 1957, kapasitas cadangan lengas tanah bergantung pada dua faktor yaitu jenis dan struktur tanah serta jenis tanaman yang terdapat pada permukaan tanah tersebut. Nilai Sto
akan sangat dipengaruhi oleh jenis penutupan lahan. Oleh sebab itu, nilai Sto pada setiap persentase luas hutan akan berbeda. Nilai Sto ditentukan dengan cara tertimbang sesuai proporsi luasan
penutupan lahan. Untuk wilayah Sub DAS Cikeas, jenis tanah di setiap persentase luas hutan dan luas pemukiman sama yaitu tanah liat. Dalam hal ini pada persentase wilayah hutan digunakan nilai Sto
sebesar 350 mm untuk wilayah hutan dan 87.5 mm untuk wilayah lainnya berdasarkan Tabel 3. Sedangkan pada persentase wilayah pemukiman digunakan nilai STo sebesar 0 untuk wilayah
pemukiman dan 175 untuk wilayah lainnya berdasarkan Tabel 3. Gambaran nilai Sto pada setiap skenario komposisi luas hutan disajikan pada Gambar 11, sedangkan gambaran nilai Sto pada setiap
skenario komposisi luas pemukiman disajikan pada Gambar 12. Tabel perhitungan lengkap nilai Kc,
Sto, dan C dapat dilihat pada Lampiran 6.
Gambar 11. Grafik nilai Sto pada berbagai komposisi luas hutan 200
400 600
800 1000
1200
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
N il
a i
E v
a p
o tr
a n
p ir
a si
m m
t a
h u
n
Persentase Luas Pemukiman
50 100
150 200
250 300
350 400
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
N il
a i
S T
o m
m t
a h
u n
Persentase Luas Hutan
2003 2008
2008
2003
23
Dari Gambar 11 terlihat bahwa nilai Sto memiliki besaran yang berbanding lurus terhadap
komposisi luas hutan. Wilayah hutan dengan komposisi luas terkecil yaitu 0 memiliki nilai Sto terkecil pula. Pada tahun 2003 Sto yang dihasilkan lebih besar dibandingkan tahun 2008, hal ini
disebabkan, penutupan lahan berupa hutan pada tahun 2003 lebih besar yakni 14.16 dibandingkan tahun 2008 yang berkurang menjadi 0.97. Untuk Sto pada komposisi luas pemukiman, dapat dilihat
pada Gambar 12, bahwa semakin besar komposisi luas pemukiman, dalam hal ini yaitu 100, maka semakin kecil Sto yang dihasilkan. Luas pemukiman pada tahun 2008 meningkat dari tahun 2003,
sehingga Sto yang dihasilkan pada tahun 2008 lebih rendah dibandingkan tahun 2003.
Gambar 12. Grafik nilai Sto pada berbagai komposisi luas pemukiman
4.3 ANALISIS NERACA AIR