PENGELOLAAN LIMPASAN DAN PENGISIAN AIR TANAH

29 dibandingkan tahun 2003. Skema distribusi CH lebih menjadi limpasan dan pengisian air tanah ditunjukkan pada Gambar 17. Peningkatan limpasan total sebanding dengan 892 457 m 3 tahun. Peningkatan limpasan yang proporsinya jauh lebih besar dibanding pengisian air tanah akan menimbulkan dampak buruk jika tidak dikelola dengan baik. Oleh sebab itu perlu adanya upaya pengelolaan limpasan yang sesuai untuk mencegah dampak buruk yang ditimbulkan peningkatan limpasan setiap tahunnya. Tabel 13 . Rekapitulasi nilai parameter Neraca Air No Parameter Tahun 2003 Tahun 2008 Perubahan +- Nilai dari tahun 2003 1 Koefisien limpasan 0.89 0.92 0.04 4.1 2 Kapasitas simpan air mm 143.6 108.2 -35.4 24.6 3 CH lebih mm 1523.8 1541.6 +17.8 1.2 4 Limpasan mm 716.2 740.0 +23.8 3.3 5 Pengisian air tanah mm 807.6 801.6 -6.0 0.7 Gambar 16. Perubahan limpasan dan pengisian air tanah terkait perubahan landuse dari tahun 2003 ke tahun 2008

4.6 PENGELOLAAN LIMPASAN DAN PENGISIAN AIR TANAH

Nilai CH lebih merupakan nilai dalam bentuk limpasan dan pengisian air tanah. Limpasan dan pengisian air tanah merupakan potensi air yang dapat dimanfaatkan. Potensi CH lebih pada wilayah Sub DAS Cikeas tahun 2003 dan tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 14. Limpasan dan pengisian air anah dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan penduduk dengan cara yang berbeda. Metode konservasi yang dapat dilakukan adalah pembuatan sumur resapan. Adanya sumur resapan akan memberikan dampak berkurangnya limpasan permukaan. Air hujan yang semula jatuh keatas permukaan genteng tidak langsung mengalir ke selokan atau halaman rumah tetapi dialirkan melalui seng terus ditampung Perubahan landuse Tahun 2003 dibandingkan dengan Tahun 2008 Penurunan kapasitas simpan air sebesar 35.4 mm menurun 24.6 dibandingkan tahun 2003 Penambahan CH lebih sebesar 17.8 mm meningkat 1.2 dibandingkan tahun 2003 Peningkatan limpasan sebesar 23.8 mm atau 3.3 dari tahun 2003 Penurunan pengisian air tanah sebesar 6 mm atau 0.7 dari tahun 2003 30 kedalam sumur resapan. Akibat yang bisa dirasakan adalah air hujan tidak menyebar ke halanman atau selokan sehingga akan mengurangi terjadinya limpasan permukaan. Gambar 17. Skema distribusi CH lebih defisit Neraca Air Tabel 14 . Parameter CH lebih pada Sub DAS Cikeas CH lebih Sub DAS Cikeas Tahun 2003 Tahun 2008 Limpasan x10 6 m 3 tahun 26.89 27.78 Pengisian air tanah x10 6 m 3 tahun 30.32 30.10 Sumur resapan adalah bangunan berupa sumur galian yang berfungsi untuk menampung sementara air hujan maupun air buangan limbah rumah tangga agar meresap kedalam tanah. Peresapan vertikal sumur resapan adalah bangunan peresapan yang berbentuk sumur. Prinsip tampung airnya adalah vertikal ke bawah permukaan tanah dan peresapan airnya ke arah vertikal ke bawah seluas penampang sumur dan horizontal ke samping. Resapan vertikal sumur resapan efektif digunakan pada daerah yang muka air tanahnya cukup dalam dan area lahan yang digunakan untuk bangunan peresapan tidak terlalu luas. Apabila air tanah dekat dengan permukaan tanah dangkal, maka peresapan secara vertikal tidak efektif lagi Handojo, 2008. Menurut Maryono 2005, sumur resapan merupakan cara efektif untuk memasukkan limpasan air hujan ke dalam tanah. Menurut Handojo 2008, manfaat sumur resapan antara lain mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah mengurangi terjadinya banjir dan genangan air, mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah, mengurangi erosi dan sedimentasi, mengurangi menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah Curah hujan Evapotranspirasi aktual Proporsi limpasan sebesar 134 • Peningkatan limpasan 23.8 mmtahun meningkat 3.3 dibandingkan