NERACA AIR TINJAUAN PUSTAKA

4 a. Melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yang jatuh b. Melindungi tanah terhadap daya merusak aliran air di atas permukaan tanah c. Memperbaiki kapasitas infiltrasi dan struktur tanah serta daya absorbsidaya simpan air. 2. Tanah Tanah selain berfungsi sebagai media tempat tumbuhnya vegetasi juga berfungsi sebagai pengatur tata air. Peranan tanah dalam mengatur tata air tergantung pada tingkat kemampuan tanah untuk meresapkan air yang dipengaruhi oleh kapasitas infiltrasi dan permeabilitas tanah, makin banyak air yang dapat diserap dan masuk ke dalam profil tanah persatuan waktu, sehingga dengan demikian jumlah air yang tersimpan pada DAS menjadi lebih banyak. Menurut Asdak 2007, paramater hidrologis yang dapat dimanfaatkan untuk menelaah kondisi suatu DAS adalah data klimatologi curah hujan, suhu, klimatologi, limpasan run off, debit sungai, sedimentasi, potensi air tanah, koefisien regim sungai, koefisien limpasan, nisbah debit maksimum- minimum serta frekuensi dan periode banjir. Kondisi DAS dianggap normal apabila : 1. koefisien limpasan berfluktuasi secara normal nilai C dari sungai utama di DAS yang bersangkutan dari tahun ke tahun cenderung kurang lebih sama besarnya 2. angka koefisien varians CV debit aliran kecil lebih kecil dari 10 3. angka koefisien regim sungai nisbah QmaxQmin juga normal tidak terus naik dari tahun ke tahun Manajemen DAS ditujukan untuk memperbaiki, memelihara dan melindungi keadaan DAS agar dapat menghasilkan hasil air water yield untuk kepentingan pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan masyarakat, yakni air minum, industri, irigasi, tenaga listrik, rekreasi, dan sebagainya Manan, 1976. Oleh karena itu, pengetahuan hidrologi termasuk neraca air dan pengaruh hutan akan sangat membantu pelaksanaan manajemen DAS. Menurut Falkenmark and Rockström 2004, kondisi yang biasa terjadi pada faktor curah hujan dan komponennya termasuk limpasan, pengisian air tanah dan evapotrasnpirasi tergantung pada tipe daerah iklim dan zona penutupan lahan. Tipe pembagian curah hujan dalam komponen-komponennya untuk beberapa pembagian wilayah di dunia rata-rata tahunan dalam mm dapat dilihat pada Tabel 1.

2.3 NERACA AIR

Neraca air merupakan persamaan yang menggambarkan prinsip bahwa selama selang waktu tertentu, masukan air total pada suatu ruang tertentu harus sama dengan keluaran total ditambah perubahan bersih dalam cadangan. Seyhan, 1977. Neraca air dapat dihitung pada luasan dan periode waktu tertentu menurut keperluannya. Perhitungan neraca air pada suatu daerah tangkapan Thornthwaite and Mather, 1957 dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan 1: P = ET + ∆St......................................................................................................................................... 1 dimana : P : Presipitasi mmbulan ET : Evapotranspirasi mmbulan ∆ St : Perubahan cadangan air mmbulan Presipitasi adalah cara pengembalian air dalam segala bentuk dari langit ke permukaan bumi. Pada daerah tropis, termasuk Indonesia, presipitasi umumnya berbentuk curah hujan. Dalam perhitungan neraca air lahan, curah hujan merupakan variabel yang selalu berubah. Apabila perhitungan dilakukan untuk keperluan jangka panjang, maka tahap awal yang penting adalah menghitung peluang terjadinya curah hujan Zainuddin, 2010. 5 Tabel 1 . Tipe pembagian curah hujan dalam komponen-komponennya untuk beberapa pembagian wilayah di dunia rata-rata tahunan dalam mm Daerah iklim Zona Curah hujan mm tahun Limpasan mmtahun Air tanah mmtahun Total Evapotrasnpirasi mmtahun Subtropical dan tropical Desert Savanna 300 18 2 280 Dry sub- humid savanna 1000 100 30 870 Wet savanna 1850 360 240 1200 Subartic temperate Tundra 370 70 40 260 Taiga 700 160 140 400 Mixed Forest Wooded 750 150 100 500 Steppes 650 90 30 530 Equatorial Wet evergreen equatorial forest 2000 600 600 800 Sumber : L’vovich dalam Falkenmark and Rockström 2004 Evapotranspirasi adalah hasil akumulasi dari semua jenis kehilangan air pada suatu lahan tertentu. Selisih antara nilai presipitasi dan evapotranspirasi pada suatu daerah tangkapan disebut cadangan air yang berarti jumlah masukan air total pada keseluruhan luas lahan yang dianalisis, yang masih tersedia dan dapat dimanfaatkan pada lahan tersebut Parapat, 1997. Penyusunan neraca air di suatu tempat dimaksudkan untuk mengetahui jumlah netto dari air yang diperoleh sehingga dapat diupayakan pemanfaatannya sebaik mungkin. Dalam perhitungan neraca air lahan, data masukan yang diperlukan yaitu curah hujan, suhu udara bulanan, penggunaan lahan, jenis tanah atau tekstur tanah, letak garis lintang. Perhitungan neraca air persamaan Thornthwaite dapat memberikan gambaran surplus dan defisit air pada suatu wilayah. Setelah simpan air mencapai kapasitas cadangan lengas tanah water holding capacity, kelebihan curah hujan akan dihitung sebagai surplus. Air ini merupakan kelebihan setelah air tanah terisi kembali. Dengan demikian surplus dihitung sebagai nilai curah hujan dikurangi dengan nilai evapotranspirasi dan perubahan kadar air tanah. selanjutnya, surplus air akan menjadi limpasan dan pengisian air tanah. Jika curah hujan yang turun lebih kecil dari evapotranspirasi aktual, akan terjadi defisit air. Nilai defisit air merupakan jumlah air yang perlu ditambahkan untuk memenuhi keperluan evapotrasnpirasi potensial ETP tanaman. Defisit air adalah selisih antara nilai evapotranspirasi potensial ETP dan evapotranspirasi aktual ETA.

2.4 PRESIPITASI