Pengujian Emisi formaldehida Emisi Formaldehida Papan Komposit dari Limbah Kayu dan Karton Gelombang Menggunakan Perekat Campuran Melamine Formaldehyde (MF) dan Water Based Polymer Isocyanate (WBPI)

kemudian bagian permukaannya face dan back diberi lapisan karton. Papan komposit yang dibuat sebanyak 30 papan. 6. Pengempaan panas hot pressing Lembaran papan komposit dikempa panas dengan tekanan spesifik 25 kgfcm 2 pada suhu 170 o 7. Pengkondisian Conditioning C selama 12 menit . Pengkondisian papan komposit yang telah dikempa dilakukan selama 14 hari. Pengkondisian ini bertujuan untuk melepaskan tegangan sisa yang ada pada papan setelah dikempa panas. Papan komposit ditata membentuk tumpukan dengan menyelipkan sticker diantara papan. C.2. Pemotongan Lembaran-lembaran papan komposit dipotong menjadi bagian-bagian contoh uji seperti terlihat pada Gambar 5. Gambar 5 Pola pemotongan contoh uji. Keterangan: 1,2,3,4 = Contoh uji emisi formaldehida, berukuran 2,5 × 2,5 cm.

D. Pengujian Emisi formaldehida

Uji Emisi formaldehida menggunakan metode botol WKI-Wilhelm Klaunitz Institute. Prosedur pengujian dilakukan sebagai berikut: 1. Contoh uji berukuran 2,5 × 2,5 cm yang sudah diketahui kadar airnya dimasukkan ke dalam botol WKI 500 ml yang berisi 50 ml air suling. 2. Botol WKI berisi contoh uji dimasukkan ke dalam oven pada suhu 40ºC selama 24 jam, setelah itu disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu sekitar 6ºC. 3. Larutan asetil aseton-ammonium asetat disiapkan dengan prosedur berikut ini 1 2 3 4 Sebanyak 70 g ammonium asetat ditimbang dan dilarutkan dalam 400 ml air suling, kemudian ditambahkan 1,5 ml asam asetat glasial dan 1 ml asetil aseton. Campuran dikocok dengan baik. Kemudian ditambahkan air suling sampai volume larutan mencapai 500 ml. Larutan tersebut kemudian disimpan di dalam botol kaca berwarna coklat. 4. Persiapan kurva kalibrasi a. Pembuatan larutan standar formaldehida - sebanyak 1 ml larutan formalin 37 dipipet ke dalam labu takar, kemudian diencerkan sampai volume larutan mencapai 1000 ml, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 370 mgL. - pengenceran larutan dilakukan berurutan sebagai berikut, sehingga diperoleh larutan formaldehida dengan berbagai konsentrasi 10 ml → 100 ml larutan 37 mgL 1 ml → 100 ml larutan 0,37 mgL 1,5 ml → 100 ml larutan 0,56 mgL 2 ml → 100 ml larutan 0,74 mgL 4 ml → 100 ml larutan 1,48 mgL 6 ml → 100 ml larutan 2,22 mgL 8 ml → 100 ml larutan 2,96 mgL b. Pengukuran absorbansi larutan standar Sebanyak 10 ml larutan standar formaldehida dipipet ke dalam erlenmeyer 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml larutan asetil aseton-ammonium asetat. Larutan dikocok hingga merata. Erlenmeyer disimpan dalam water bath pada suhu 60-65ºC selama 10 menit. Kemudian didinginkan pada suhu ruang dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 412 nm. Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi larutan standar formaldehida, dibuat kurva kalibrasinya. 5. Pengukuran absorbansi larutan contoh Sebanyak 10 ml larutan contoh dipipet ke dalam Erlenmeyer 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml larutan asetil aseton-ammonium asetat. Larutan dikocok hingga merata. Erlenmeyer disimpan dalam water bath pada suhu 60-65ºC selama 10 menit. Kemudian didinginkan pada suhu ruang dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 412 nm. Hasil pengukuran absorbansi larutan contoh diplotkan pada kurva kalibrasi larutan standar formaldehida untuk menentukan konsentrasi formaldehida pada larutan contoh.

E. Analisi Data