Karton dapat dibedakan menjadi lima kelompok: a Linerboard; minimal terdiri dari dua lapis, dimana lapisan permukaan dibuat
dari pulp kualitas terbaik yang dibuat dari 100 virgin pulp. b Foodboard; karton yang terdiri atas satu lapis atau lebih, yang dibuat dari
virgin pulp yang sudah diputihkan. Berfungsi untuk mengemas makanan c Folding boxboard; karton yang terdiri atas banyak lapisan, lapisan permukaan
terbuat dari virgin pulp dan lapisan dalam dibuat dari pulp daur ulang. Berfungsi untuk kotak pengemas.
d Chipboard; karton yang terdiri atas banyak lapisan dan 100 dibuat dari kertas daur ulang.
e Baseboard. Karton yang biasa diputihkan atau dilapisi f
Gypsumboard. Karton yang terdiri atas banyak lapisan, serta dibuat dari 100 kertas daur ulang kualitas rendah, digunakan untuk lapisan luar sebagai plester
Smook 1992.
C. Perekat
Perekat merupakan substansi yang dapat menyatukan dua buah benda melalui ikatan permukaan. Perekat dapat dibagi menjadi dua, yakni perekat
thermosetting dan perekat thermoplastic. Perekat thermosetting merupakan perekat yang mengeras bila terkena panas atau reaksi kimia berupa katalisator
yang disebut hardener. Perekat ini tidak bisa melunak lagi, beberapa jenis perekat thermosetting adalah urea formaldehida, melamin formaldehida, phenol
formaldehida, isocyanate,
resolcinol formaldehyde. Sedangkan perekat
thermoplastic merupakan perekat yang dapat melunak bila terkena panas, dan akan mengalami pengerasan lagi jika suhunya sudah rendah, beberapa contoh
perekat ini adalah polyvynil adhesive, cellulose adhesive, dan acrylic adhesive Pizzi 1994.
Perekat thermosetting biasanya digunakan sebagai perekat papan komposit, seperti urea formaldehida, melamin formaldehida, phenol formaldehida.
Dalam pembuatan kayu komposit, perekat jenis thermosetting seperti urea formaldehida UF dan melamin formaldehida MF paling sering digunakan.
Perekat UF lebih sering digunakan untuk produk komposit interior dikarenakan perekat ini kurang tahan terhadap pengaruh asam dan basa. Sementara perekat MF
memiliki tingkat ketahanan terhadap air dan cuaca yang baik sehingga dapat digunakan sebagai perekat produk komposit eksterior Pizzi, 1994.
C.1 Melamin Formaldehida MF
Perekat melamin formaldehida MF berwarna putih, mempunyai kelarutan yang rendah di dalam air dan alkohol. Dalam proses reaksi antara
melamin dan formaldehida, perbandingan molekul antara 1:2,5-3,5 pada pH antara 8-9 dengan suhu sekitar titik didihnya. Dari hasil kondensasi ini dihasilkan
methylol melamine yang merupakan monomer dari perekat MF Ruhendi et al 2007.
Perekat MF memiliki keunggulan, yakni penampilan lebih bagus, lebih tahan terhadap air, panas, zat kimia serta stabilitas yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan perekat urea formaldehida. Perekat MF cocok digunakan sebagai perekat kayu lapis tipe II, jarang digunakan sebagai perekat kayu
struktural. Keunggulan perekat ini adalah ketahanan terhadap air mendidih yang lebih tinggi dibanding perekat UF, tahan terhadap mikroorganisme, dan tahan
terhadap air dingin. Meskipun demikian perekat MF memiliki kelemahan, yakni harga yang relatif mahal serta tidak tahan lama Ruhendi et al 2007.
C.2 Water Based Polymer Isocyanate WBPI
Emisi formaldehida dikeluarkan oleh perekat berbahan formaldehida, seperti urea formaldehida, melamin formaldehida, phenol formaldehida. Sampai
saat ini emisi formaldehida merupakan salah satu hal yang sangat diperhatikan dalam pembuatan papan komposit, sehingga muncul ide-ide kreatif dan inovatif
untuk mengurangi atau menghilangkan emisi formaldehida, salah satu caranya dengan menggunakan perekat yang tidak berbahan formaldehida, seperti Water
Based Polymer Isocyanate WBPI. Keuntungan menggunakan perekat isocyanate dibandingkan perekat
berbahan dasar resin adalah dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk memproduksi papan dengan kekuatan yang sama, dapat menggunakan suhu kempa yang lebih
rendah, memungkinkan penggunaan kempa yang lebih cepat, lebih toleran pada partikel berkadar air tinggi, energi untuk pengeringan lebih sedikit dibutuhkan,
stabilitas dimensi papan yang dihasilkan lebih stabil, dan tidak ada emisi formaldehida Marra 1992. Perekat berbasis isosianat memiliki viskositas dan
polaritas yang rendah sehingga mudah terjadinya penetrasi perekat kedalam kayu, selain itu juga dapat membentuk ikatan yang kuat dengan bahan lain seperti pelat
logam, tetapi kelemahan perekat ini adalah biaya yang tinggi dalam penggunaanya Frazier, 2003.
D. Parafin