Tabel 3 menunjukkan, semakin besarnya nilai emisi seiring dengan penambahan kadar parafin. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama
penelitian hal tersebut disebabkan parafin yang digunakan dalam penelitian ini disebar dalam bentuk serbuk pada partikel kayu yang merupakan bagian inti
core dari papan komposit sehingga menghalangi formaldehida bebas terikat dengan kayu yang telah terlapisi dengan parafin sehingga terlepas ke udara. Selain
itu berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama penelitian, ikatan kimia yang bisa terjadi adalah antara selulosa dengan formladehida karena sama-sama
senyawa polar, sedangkan parafin merupakan senyawa nonpolar, sehingga ikatan kimia antara parafin dengan selulosa maupun dengan formaldehida tidak bisa
terjadi. Oleh karena itu dengan adanya parafin dapat menghambat terjadinya ikatan antara selulosa dengan formaldehida yang menyebabkan formaldehida
bebas banyak yang terlepas, sehingga menyebabkan terjadinya emisi formaldehida yang lebih tinggi.
Hasil uji statistik tentang pengaruh pemberian kadar parafin pada campuran perekat WBPI:MF terhadap nilai emisi yang tertera pada tabel lampiran
anova, menyatakan bahwa pemberian kadar parafin pada campuran perekat WBPI:MF memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai emisi formaldehida,
ditunjukkan dengan nilai F-tabel sebesar 0,0480. Dilanjutkan dengan uji Duncan, yang menyatakan bahwa pemberian parafin kadar 0 memberikan nilai emisi
yang sama dengan pemberian kadar parafin 4, begitu juga dengan pemberian kadar parafin 4 memberikann hasil yang sama dengan kadar parafin 8, tetapi
pemberian kadar parafin 8 memberikan hasil yang berbeda dengan 0. Semakin tingginya nilai emisi formaldehida seiring dengan penambahan kadar parafin
diduga karena karakteristik kimia bahan yang berbeda, hal ini sesuai dengan pernyataan Santoso 2009 dalam Syarini R 2009, parafin dan formaldehida
memiliki karakteristik kimia bahan yang berbeda sehingga semakin besar kadar parafin maka nilai emisi formaldehida akan semakin tinggi.
C. Kualitas Papan Komposit
Setelah mengetahui besar nilai emisi formaldehida pada papan komposit maka selanjutnya dianalisa kesesuaian nilai emisi papan komposit dari limbah
kayu dan karton dengan klasifikasi standar yang dijadikan acuan dalam penelitian
ini. Standar yang digunakan pada penelitian ini adalah JAS 2003 dan SNI 01- 6050-1999 seperti yang dapat di lihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4 Syarat mutu produk-produk papan partikel menurut JAS 2003 Kelas
Nilai rata-rata Nilai Maksimum
F 0,3 mgL
0,4 mgL F
0,5 mgL 0,7 mgL
F 1,5 mgL
2,1 mgL FS
5,0 mgL 7,0 mgL
Tabel 5 Syarat mutu emisi formaldehida untuk papan partikel menurut SNI 01- 6050-1999
Klasifikasi Nilai rata-rata mgL
E0 0,5
E1 1,5
E2 5,0
Nilai emisi formaldehida dari masing-masing papan komposit serta kualitasnya dengan perbedaan komposisi perekat dan kadar parafin, dapat di lihat
pada Tabel 6. Tabel 6 Nilai emisi dan kualitas papan komposit
No Komposisi Perekat
Kadar Parafin
Nilai Emisi mgL
JAS SNI
1 WBPI:MF 0:1
2,92 FS
E2 2
WBPI:MF 0:1 4
3,32 FS
E2 3
WBPI:MF 0:1 8
3,51 FS
E2 4
WBPI:MF 1:4 1,66
F E1
5 WBPI:MF 1:4
4 1,77
F E1
6 WBPI:MF 1:4
8 2,11
F E1
Pada Tabel 6, dapat dilihat nilai terbesar dan terkecil hasil emisi formaldehida dari papan komposit serta kualitas papan berdasarkan dua standar
yang berbeda. Papan komposit dengan campuran perekat WBPI:MF1:4 dengan kadar parafin 0 merupakan papan penghasil emisi formaldehida terkecil sebesar
1,66 mgL, berdasarkan standar JAS 2003 dan SNI 01-6050-1999, papan tersebut termasuk dalam klasifikasi F dan E1. Sedangkan papan komposit dengan
campuran perekat WBPI:MF 1:4 dengan kadar parafin 4, dan 8 menghasilkan emisi yang lebih besar, yakni 1,77 dan 2,11 mgL. Kualitas standar
berdasarkan JAS 2003 dan SNI 01-6050-1999, kedua jenis papan komposit tersebut masih masuk dalam klasifikasi standar F dan E1, hanya saja nilai emisi
yang dihasilkan lebih besar dari pemberian kadar parafin 0. Semakin meningkatnya nilai emisi diakibatkan oleh penambahan parafin.
Papan komposit dengan campuran perekat WBPI:MF 0:1 dengan kadar parafin 8 merupakan papan komposit penghasil emisi terbesar, yakni 3,51 mgL.
Berdasarkan standar JAS 2003 dan SNI 01-6050-1999 papan komposit ini masuk dalam klasifikasi FS dan E2, sedangkan papan komposit dengan campuran
perekat WBPI:MF 0:1 dengan kadar perekat 0 dan 4 dengan nilai 2,92 dan 3,32 masih tergolong dalam klasifikasi FS dan E2. Tingginya nilai emisi yang
dihasilkan papan komposit WBPI:MF 0:1 dengan kadar parafin 8 diakibatkan oleh penambahan parafin serta peningkatan kadar parafin, yang sesuai juga
dengan pernyataan di atas.
KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian emisi formaldehida dengan metode botol WKI-Wilhelm Klaunitz Institute pada contoh uji papan komposit dari limbah kayu
dan karton dapat disimpulkan bahwa: 1.
Papan komposit yang dihasilkan memenuhi standar JAS 2003 dan SNI 01-6050-1999. Papan komposit dengan campuran perekat WBPI:MF 1:4
dengan kadar parafin 0, 4, dan 8 termasuk dalam klasifikasi F dan E1. Sedangkan papan komposit komposit dengan campuran perekat
WBPI:MF 0:1 dengan kadar parafin 0, 4, dan 8 termasuk dalam klasifikasi FS dan E2.
2. Pencampuran perekat WBPI dengan MF, atau rekayasa perekat antara
WBPI dengan MF berpengaruh nyata terhadap nilai emisi formaldehida, yakni terlihat dengan menurunnya nilai emisi formaldehida yang
dihasilkan oleh papan komposit. 3.
Sedangkan pemberian parafin pada inti core dengan cara ditaburkan ternyata memberikan pengaruh nyata terhadap emisi formaldehida, yakni
semakin tinggi kadar parafin yang ditambahkan nilai emisi yang dihasilkan semakin tinggi.
B. Saran