Latar Belakang Emisi Formaldehida Papan Komposit dari Limbah Kayu dan Karton Gelombang Menggunakan Perekat Campuran Melamine Formaldehyde (MF) dan Water Based Polymer Isocyanate (WBPI)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kayu merupakan bahan baku yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan manusia, ketergantungan manusia akan kayu sudah terjadi sejak dulu, seperti halnya pemakaian kayu sebagai bahan bakar. Sampai saat ini, salah satu penggunaan kayu yang paling besar adalah sebagai bahan baku pembuatan produk panel kayu. Produk panel kayu merupakan hasil rekayasa antara partikel-partikel kayu, vinir, dan limbah kayu dengan perekat tertentu yang diikuti dengan perlakuan kempa panas sehingga menghasilkan papan atau panel yang dapat digunakan sebagai bahan struktural ataupun non struktural. Jenis-jenis dari produk panel sendiri terdiri atas kayu lapis, papan partikel, papan serat, papan organik, Oriented Strands Board OSB, dan lain-lain Saptosari, 2006. Masalah yang dihadapi saat ini adalah kelangkaan sumber bahan baku kayu, luasan hutan alam produksi Indonesia dan produktifitas yang semakin menurun, sedangkan hutan tanaman industri belum terlalu berpengaruh terhadap penyediaan bahan baku kayu. Banyak solusi yang diterapkan untuk mengurangi pemakaian kayu, terkait dengan isu lingkungan, pemanasan global, serta alasan lainnya. Salah satu solusi yang inovatif dan kreatif serta terus dikembangkan adalah pemanfaatan berbagai macam bahan baku yang mengandung lignoselulosa dengan menggunakan teknologi biokomposit untuk memproduksi produk panel kayu serta produk lainnya. Sampai saat ini pemanfaatan bahan berlignoselulosa sebagai bahan baku produk panel kayu serta produk lainnya sudah banyak dilakukan, seperti pemanfaatan limbah kayu, sabut kelapa, bambu, dan lain-lain. Seiring dengan majunya teknologi, desakan isu lingkungan, tuntutan konsumen akan kualitas produk, dan faktor lainnya mendorong agar pemanfaatan bahan baku kayu serta bahan baku yang mengandung lignoselulosa sebagai bahan baku produk panel kayu serta produk lainnya lebih inovatif dan kreatif. Pemanfaatan limbah kayu dan karton merupakan salah satu alternatif bahan baku yang bisa dimanfaatkan dengan kualitas yang tinggi. Penelitian kreatif dan inovatif telah dilakukan tentang pemanfaatan limbah kayu dan karton menghasilkan papan komposit yang memiliki sifat fisis mekanis yang sangat baik Massijaya dan Yusuf, 2005, namun demikian emisi formaldehida yang dihasilkan tergolong tinggi, sehingga perlu penelitian lanjutan agar papan yang dihasilkan dari limbah kayu dan karton memiliki emisi formaldehida yang rendah. Industri papan komposit di Indonesia pada umumnya menggunakan perekat Urea Formaldehida UF sebagai perekat utama papan komposit untuk penggunaan interior. Untuk penggunaan eksterior perekat Melamin Formaldehida MF lebih banyak digunakan karena lebih tahan air dibandingkan dengan UF, serta memberikan warna cerah pada permukaan yang dilaburi perekat MF. Kelemahan utama penggunaan perekat berbasis formaldehida sebagai perekat papan komposit adalah menghasilkan emisi formaldehida yang membahayakan bagi kesehatan. Apabila kadar emisi formaldehida di udara lebih dari 0,1 mgkg, maka dapat menyebabkan keluar air mata, sakit kepala, tenggorokan serasa terbakar, kegerahan dan menurunkan daya penciuman Ali M et al. 1998, Vick CB 1999, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia 2007. Selain itu dampak yang ditimbulkan oleh emisi formaldehida antara lain gangguan terhadap kesehatan manusia dikarenakan zat tersebut bisa bereaksi dengan mukosa lendir dalam tubuh manusia, sehingga dapat menyebabkan iritasi, gangguan pernafasan, menurunkan penciuman, pemicu alergi, karsinogen atau pemicu kanker, serta modifikasi DNA yang berlanjut kepada perubahan peta genetika Cameron, 2001. Sehingga dalam pembuatan papan komposit, salah satu hal utama yang harus tetap diperhatikan adalah kadar emisi formaldehida yang dihasilkan oleh papan tersebut. Salah satu jenis perekat berkualitas tinggi yang tidak menggunakan formaldehida adalah Water Based Polymer Isocyanate WBPI, namun karena harganya yang jauh lebih mahal dari UF dan MF, menyebabkan WBPI belum banyak digunakan dalam proses pembuatan papan komposit di Indonesia. Diharapkan dengan pemakaian kombinasi perekat pada penelitian ini, papan yang dihasilkan mengandung emisi formaldehida yang lebih rendah, serta sifat fisis- mekanis tetap tinggi. Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya tentang pembuatan papan komposit dari limbah kayu dan karton gelombang yang memiliki hasil sifat fisis mekanis yang baik, dengan menggunakan pencampuran perekat WBPI-MF 0:1 dan 1:4, serta penambahan kadar parafin 0, 4 dan 8.

B. Tujuan