Tujuan dan Manfaat Penelitian Metodologi Penelitian

pengumpulan terhadap data-data tersebut adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Dalam melakukan pengumpulan terhadap data-data yang dibutuhkan, terlebih dahulu mengidentifikasi sumber data yang dapat dijadikan sebagai objek tela’ah dalam penelitian, kemudian dilanjutkan dengan upaya pengumpulan data-data dari berbagai sumber yang telah ditentukan baik sumber primer maupun sumber sekunder dengan cara menghimpun hadis-hadis yang sesuai dengan tema sentral yang sedang diteliti melalui kamus hadis al- Mu‟jam al-Mufahras. Selain penelusuran terhadap kamus tersebut, digunakan juga program al-Maktabah al- Syâmilah. 5. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan atas data-data tersebut. Dalam proses penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif 20 analitik. 21 Metode deskriptif penulis gunakan untuk memaparkan data dan memberikan penjelasan secara mendalam mengenai sebuah data dan juga untuk menyelidiki dengan menuturkan, menganalisa data- data kemudian menjelaskannya. 22 Dalam hal ini penulis mengambil penjelasan dari para ulama melalui kitab-kitab syarah, serta mengungkapkan beberapa pandangan fuqaha dan juga pendapat mufasir. Sedangkan metode analitik yang 20 Metode deskriptif adalah menguraikan secara teratur seluruh konsep yang akan dikaji. Lihat Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair. Metode Penulisan Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1994, h.65. 21 Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk pemeriksaan secara konseptual atas data-data yang ada, kemudian diklasifikasikan sesuai permasalahan, dengan maksud untuk memperoleh kejelasan atas data yang sebenarnya. Lois O Katsoff. Pengantar Filsafat. Penerjemah Suyono Sumargono. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992 h. 18. 22 Bakker dan Zubair, Metode Penelitian Filsafat, h. 70. dimaksud adalah menjelaskan hadis-hadis tentang pembacaan basmalah dalam salat. Selain itu, penulis juga menggunakan metode deduktif deduksi 23 dan induksi. Metode deduktif digunakan untuk menguraikan data dari suatu pendapat yang bersifat umum kemudian diuraikan menjadi hal-hal yang bersifat khusus. Sedangkan metode induksi merupakan alur pembahasan yang berangkat dari realita-realita yang bersifat khusus atau peristiwa konkrit, kemudian ditarik secara general sehingga bersifat umum. Setelah mengelola data-data tersebut, maka diharapkan penelitian ini dapat terlaksana secara rasional, sistematis dan terarah. Sementara, terkait dengan teknik penulisan, skripsi ini merujuk pada pedoman penulisan skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012-2013. 24

F. Sistematika Penulisan

Mengacu pada penelitian di atas, maka pembahasan dalam penelitian ini akan disistematisasikan sebagai berikut: Pembahasan diawali dengan pendahuluan yang menguraikan argumentasi seputar signifikasi studi ini, bagian ini merupakan bab pertama yang berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tinjauan pustaka, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. 23 Deduktif atau deduksi merupakan alur pembahasan yang berangkat dari realitas yang bersifat umum kepada sebuah pemaknaan yang bersifat khusus. Sutrisno Hadi. Metode Research 1. Yogyakarta: Andi Offset, 1987, h. 42. 24 Tim AAK UIN Jakarta. Pedoman Akademik: Program Strata 1 2012-2013. Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Jakarta, 2012. Selanjutnya, bab kedua diisi dengan pembahasan mengenai tinjauan umum tentang basmalah yaitu meliputi makna basmalah, keutamaan basmalah, penafsiran ulama tafsir terhadap basmalah. Pada bab ketiga penulis akan menguraikan hadis-hadis tentang pembacaan basmalah dalam salat, pada bab ini diisi dengan teks dan terjemahan, asbâb al- wurûd hadis, syarah dan komentar ulama hadis, pandangan fuqaha terhadap basmalah dan pendapat mufasir tentang maslah pembacaan basmalah dalam salat. Akhirnya studi skripsi ini akan ditutup dengan kesimpulan dan saran-saran yang mengisi bab keempat. 15

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG

BASMALAH A. Makna Basmalah Kata basmalah ةلمسبلا adalah ma ṣdar dari kata basmala لمسب yang artinya mengucapkan bismillâh atau membaca basmalah. 1 Dalam penggunaan kebahasaan terdengar pemakaian kata basmalah tersebut seperti basmala ar- rajulu لج لا لمسب artinya orang itu mengucapkan atau menulis ِنَمْحه لا ِ هَ ِمْسِب ِميِحه لا . Selain disebut basmalah juga disebut tasmiyah ةيمست . Kalimat itu disebut tasmiyah karena orang yang mengucapkannya menyebut nama Allâh dengan sifat- sifat-Nya yang mulia. 2 Imam al-Qurthubi berkata: basmalah adalah sumpah Tuhan kita yang Dia turunkan di awal setiap surat. Dia bersumpah kepada hamba-hamba- Nya: ‘Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya lafazh yang Aku letakan untuk kalian di surat ini adalah suatu kebenaran, dan Aku akan memenuhi semua yang Aku jamin dalam surat ini, yaitu janji, kelembutan-Ku dan kebaikan-Ku. Selanjutnya beliau menambahkan, bahwa basmalah adalah sesuatu yang Allâh turunkan di dalam 1 Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir; Kamus arab-Indonesia Surabaya: Pustaka Progressif, 1997 cet. Ke-2, h. 85; lihat juga di Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, 1996 h. 327; dan lihat juga di Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa Dzurriyyah, 2010 h. 65 2 H. Ahmad Annuri, Panduan Tahsin Tilawah Al- Qur‟an Ilmu Tajwid Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010 cet. Ke-1, h. 36 kitab kita, dan diberikan kepada umat ini, khususnya setelah diberikan kepada Sulaiman. 3 Di dalam kalimat basmalah terdapat beberapa kata kunci, yaitu: 1. Allâh merupakan lambang untuk Rabb, yakni nama untuk Rabb Yang Mahasuci lagi Mahatinggi. 4 2. Ar-Rahmân yaitu nama atau sifat dari Allâh yang diambil dari kata ar- Rahmah, yang berarti Maha Pengasih. Yang mempunyai kasih sayang yang mencakup dan meliputi untuk semua makhluk yang ada di dunia ini. 5 3. Ar-Rahîm yaitu nama Allâh yang diambil dari kata ar-Rahmah yang berarti Maha Penyayang, hanyalah diperuntukkan kepada orang-orang yang beriman di akhirat kelak. Artinya bahwa Allâh mempunyai sifat kasih sayang bagi orang-orang yang beriman kelak di hari kiamat. Basmalah merupakan pembuka kitab Ilâhi. Basmalah bukan hanya terdapat dalam permulaan al- Qur’an, namun dalam seluruh kitab samawi. 6 Basmalah adalah kunci pembuka perbuatan dan pekerjaan seluruh nabi. Ketika perahu Nabi Nuh as. berhadapan dengan gelombang angin topan, beliau berkata kepada para pengikutnya, sebagaimana yang diceritakan dalam al- Qur’an:              3 Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farh al-Ansari al-Khazraji al- Andalusi al-Qurthubi, Al- Jâmi‟ li Ahkâmil Qur‟ân Mesir: Dâr al-Kutub al-Misriyah, tth jilid 1, h. 237 4 Isma’il bin ‘Amr al-Qurasyi bin Kasir al-Basri ad-Dimasyqi ‘Imâduddîn Abul Fidâ’ al- Hâfiz al-Muhaddis asy- Syafi’i Ibn Katsîr, Tafsîrul Qur‟ânil „Azîm Kairo: Matba’ah al- Istiqâmah, 1958 jilid 1, h. 57 5 H. Darwis Abu Ubaidah, Tafsir Al-Asas; tafsir lengkap dan menyentuh ayat-ayat seputar Islam, Iman dan Ihsan Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012 cet. Ke-1, h. 38 6 Muhammad Al-Caff, Tafsir Populer al- Fātiḥah, h. 90