Waktu dan Tempat Penelitian Obyek dan Alat Penelitian Batasan Masalah Penelitian Pengolahan Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada petak 456 dan 490 di PT. Diamond Raya Timber, Sei Senepis, Kabupaten Dumai, Provinsi Riau. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret sampai dengan April 2012.

3.2 Obyek dan Alat Penelitian

Obyek penelitian adalah kerusakan tegakan tinggal yang terjadi setelah dilakukan kegiatan penebangan dan penyaradan. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Phiband atau meteran jahit untuk mengukur diameter pohon. 2. Pita meteran untuk mengukur plot. 3. Kompas untuk pembuatan arah plot. 4. Cat dan kuas untuk mengecat patok batas petak dan penandaan pohon. 5. Kamera untuk dokumentasi. 6. Suunto Clinometer untuk mengukur ketinggian pohon. 7. Alat-alat bantu lainnya seperti tally sheet serta alat tulis.

3.3 Batasan Masalah Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah kerusakan pada pohon akibat kegiatan penebangan dan penyaradan. Pohon yang dimaksud adalah pohon yang berdiameter lebih besar dari 10 cm. 3.4 Metode Penelitian 3.4.1 Metode Kerja Langkah awal dalam melaksanakan penelitian ini adalah dengan cara menentukan secara purposive petak tebang yang akan dilakukan penebangan dan penyaradan. Petak yang terpilih dibuat plot berukuran 100 m x 100 m sebanyak 6 plot. Pengukuran kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan penebangan dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap vegetasi yang rusak disekitar pohon yang ditebang. Untuk kerusakan setelah penyaradan dilakukan dengan mengikuti jalur sarad, baik untuk penyaradan secara manual maupun mekanis.

3.4.2 Data Primer

Tahapan kerja yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah : 1. Menentukan plot contoh a. Observasi lokasi tebangan melihat peta kerja PT. Diamond Raya Timber yang masuk dalam RKT Rencana Kerja Tahunan yang akan dilakukan kegiatan penebangan dan penyaradan. b. Menetapkan plot contoh sebanyak 6 plot yaitu 3 plot di petak 456 dan 3 plot di petak 490. 2. Inventarisasi pohon pada plot contoh a. Inventarisasi pohon berdiameter lebih besar dari 10 cm pada plot tebangan sebelum dilakukan penebangan dan penyaradan. Mencatat namajenis pohon, tinggi bebas cabang, tinggi total pohon dan mengukur diameter setinggi dada 1,3 m di atas permukaan tanah. b. Inventarisasi ulang vegetasi berdiameter lebih besar dari 10 cm pada plot setelah dilakukan penebangan dan penyaradan untuk mengetahui kerusakan yang terjadi. Mencatat namajenis pohon, tinggi bebas cabang, tinggi total pohon dan mengukur diameter setinggi dada 1,3 m di atas permukaan tanah. 3. Penebangan a. Menghitung jumlah dan jenis pohon yang ditebang pada setiap plot. b. Menghitung jumlah dan jenis pohon yang rusak pada setiap plot akibat penebangan. c. Menghitung bentuk kerusakan pohon, berupa: 1. Jenis kerusakan rusak tajuk, rusak kulit, patah batang, pecah batang, roboh, miring, dan rusak banir. 2. Menghitung persen kerusakan dengan cara membandingkan data jumlah pohon sebelum penebangan dengan jumlah pohon setelah penebangan. 3. Mengkategorikan tingkat kerusakan pohon yaitu kerusakan ringan, sedang, atau berat. 4. Penyaradan a. Menghitung jumlah dan jenis pohon yang rusak pada setiap plot akibat penyaradan. b. Menghitung bentuk kerusakan pohon seperti pada kegiatan penebangan. c. Menghitung persentase kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan penyaradan.

3.4.3 Data Sekunder

Data sekunder yang diambil adalah data kondisi umum, data kondisi tegakan sebelum dilakukan kegiatan penebangan, peta kawasan pengusahaan hutan dan daftar namajenis pohon yang berada di kawasan IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber.

3.5 Pengolahan Data

Menurut Elias 2008, kerusakan tegakan tinggal ditetapkan dengan dua cara yaitu : 1. Berdasarkan populasi pohon dalam petak, yaitu pembagian antara jumlah pohon yang rusak setelah pemanenan kayu dengan jumlah pohon sebelum penebangan dikurangi dengan jumlah pohon yang ditebang. 2. Berdasarkan tingkat keparahan kerusakan tegakan tinggal dengan menggunakan kriteria yang terjadi pada individu pohon. Berdasarkan populasi pohon dalam petak, kerusakan tegakan tinggal dapat dikelompokan sebagai berikut: kerusakan ringan besarnya kerusakan tegakan tinggal 25 , kerusakan sedang 25-50 dan kerusakan berat 50 . Persentase kerusakan ditetapkan berdasarkan perbandingan antara jumlah pohon yang rusak akibat kegiatan pemanenan dengan jumlah pohon yang ada di dalam areal tersebut sebelum pemanenan dikurangi jumlah pohon yang dipanen. Beberapa kerusakan yang terjadi pada individu pohon Elias 2008 yaitu : 1. Tingkat kerusakan berat a. Patah batang. b. Pecah batang. c. Roboh, tumbang atau miring dengan sudut 45 dengan permukaan tanah d. Rusak tajuk 50 tajuk rusak, juga didasarkan atas banyaknya cabang permukaan tajuk yang patah. e. Luka batangrusak kulit ½ keliling pohon atau 300-600 cm kulit mengalami kerusakan. f. Rusak banirakar ½ banir atau perakaran rusakterpotong. 2. Tingkat kerusakan sedang a. Rusak tajuk 30-50 tajuk rusak atau 16 bagian tajuk mengalami kerusakan. b. Luka batangrusak kulit 1 4 - 1 2 keliling rusak atau 150-300 cm kulit rusak. c. Rusak banirakar 1 3 - 1 2 banirakar rusak atau terpotong. d. Condong atau miring pohon miring membentuk sudut 45 dengan permukaan tanah 3. Tingkat kerusakan ringan a. Rusak tajuk 30 tajuk rusak b. Luka batangrusak kulit 1 4 - 1 2 keliling pohon rusak dan panjang luka 1,5 m atau kerusakan sampai kambium dengan lebar 5 cm, lebih kurang sepanjang garis sejajar sumbu longitudinal dari batang. c. Rusak banirakar ¼ banir rusak atau perakaran terpotong. Kerusakan dihitung berdasarkan persentase jumlah pohon yang rusak terhadap jumlah pohon yang seharusnya tinggal dan sehat. Untuk menghitung kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan pemanenan dan penyaradan kayu, digunakan rumus Sukanda 1995 : K R P Q x Keterangan : K = Tingkat kerusakan tegakan tinggal R = Jumlah pohon berdiameter lebih besar dari 10 cm yang mengalami kerusakan pohonha P = Jumlah pohon berdiameter lebih besar dari 10 cm ke atas sebelum penebangan pohonha Q = Jumlah pohon yang ditebang pohonha BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Fisik dan Administrasi