Jenis dan Sumber Data Metode Pengambilan Sampel Metode Analisis data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive . Alasan pemilihan tempat yaitu didasarkan pada pertimbangan KKT Lisung Kiwari merupakan salah satu KKT yang terbentuk dari gabungan kelompok tani, menyandang prestasi dalam pengelolaan dana dari pemerintah dan tetap menjalankan Rapat Anggota Tahunan. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Agustus 2010.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dan kuisioner. Wawancara langsung terhadap perangkat organisasi pengurus dan pengawas koperasi dan anggota. Responden dalam penelitian difokuskan pada anggota koperasi yang sekaligus sebagai anggota Gapoktan. Data sekunder diperoleh dari dokumen yang dimiliki oleh koperasi yaitu laporan neraca dan laporan perhitungan SHU Sisa Hasil Usaha menggunakan data laporan keuangan dari tahun 2005-2009. Informasi serta data instansi terkait diperoleh dari Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, BPS Badan Pusat Statistik Pemerintah Daerah Bogor. Data sekunder dikumpulkan melalui kunjungan ke berbagai instansi, tinjauan dari penelitian sebelumnya, laporan, dokumen, dan website yang terkait dengan topik penelitian.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling sengaja. Responden sebagai sumber informasi dalam menganalisis kinerja organisasi. Menurut Iskandar 2009, ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah minimal 30 responden. Penelitian ini mengambil 30 responden dari 128 anggota koperasi. Tiga puluh Responden yaitu enam ketua kelompok tani, empat anggota Poktan Silih Asih I, empat anggota Poktan Silih Asih II, empat anggota Poktan Manunggal Jaya, empat anggota Poktan Saung 20 Kuring, empat anggota Poktan Tunas Inti, empat anggota Poktan Lisung Kiwari. Responden harus sebagai anggota koperasi dan Gapoktan.

4.4 Metode Analisis data

4.4.1 Kinerja Transformasi Organisasi

Untuk mengetahui adanya perbedaan terhadap kinerja organisasi Poktan, Gapoktan, maupun koperasi yaitu dengan menggunakan metode statistik nonparametrik. Statistik nonparametrik yang digunakan yaitu uji Friedman. Uji Friedman digunakan mengetahui perbedaan lebih dari dua kategori dengan kasus k sampel berpasangan dan mencapai pengukuran ordinal Pratisto 2009. Data diperoleh berdasarkan hasil perolehan kuisioner.

4.4.2. Rasio

Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan Jumingan 2005. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis sederhana. Pada dasarnya angka-angka rasio itu dapat dikelompokkan menjadi dua golongan. Golongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang didasarkan pada sumber data keuangan dan golongan kedua adalah angka-angka rasio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan. Berbagai angka rasio dapat juga dibuat berdasarkan tujuan pihak penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangannya.

4.4.3 Analisis Rasio Keuangan

Metode analisis kinerja keuangan yang digunakan adalah analisis rasio keuangan. Analisis ini membutuhkan data neraca dan penghitungan SHU. Analisis rasio keuangan digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan KKT Lisung Kiwari dilakukan dengan pendekatan akuntansi. Menurut Jumingan 2005, analisis rasio merupakan analisis eksternal yang dilakukan oleh penganalisis yang tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan. Bagi seorang penganalisis ekstern hanya tersedia laporan keuangan yang lazimnya diumumkan pada khayalak ramai, yaitu neraca dan laporan laba- 21 rugi, sehingga tentu tidak bisa secara mendalam dalam menyinggung masalah dalam perusahaan. Data akan dianalisis dalam bentuk grafik, deskriptif, dan kuantitatif. Proses menganalisis data dengan pendekatan akuntansi yaitu analisis rasio keuangan dan kondisi kesehatan keuangan koperasi dengan model Altman. Analisis kinerja keuangan koperasi menurut Rasmussen 1975 berupa analisis rasio terdiri dari Likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan efisensi. Kuswandi 2006 menjabarkan keempat analisis rasio tersebut dengan menjelaskan fungsi rasionya. 1. Likuiditas a. Rasio Lancar Current Ratio Harta Lancar = ... x Kewajiban Lancar Rasio lancar merupakan perbandingan antara harta lancar dan kewajiban jangka pendek dari kegiatan operasional Kuswadi 2006. Harta lancar adalah harta yang dianggap perusahaan dapat dicairkan segera atau dalam waktu setahun atau kurang. Kewajiban jangka pendek utang lancar adalah kewajiban yang jatuh temponya setahun atau kurang. Rasio lancar biasanya digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atas harta lancarnya. Walaupun tidak ada tolak ukur yang pasti tentang berapa rasio lancar minimal yang harus dimiliki suatu perusahaan, umumnya angka dua dibanding satu 2:1 atau harta lancar dua kali lipat kewajiban lancarnya dianggap cukup aman bagi perusahaan. Sebenarnya, pengertian aman ini sangat relatif karena hal tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bisnis dan produknya sehingga untuk lebih amannya dan demi kehati-hatian dapat menggunakan rasio cair. b. Rasio Cair Harta Lancar - persediaan + pembayaran di muka = ...x Kewajiban Lancar Angka rasio cair memberikan gambaran yang lebih baik tentang kemampuan harta lancar perusahaan untuk membayar kewajiban lancar karena 22 harta lancar yang diperhitungkan tidak termasuk dalam persediaan dan pembayaran di muka dikeluarkan dari kelompok harta lancar. Sehubungan dengan hal tersebut, rasio cair dapat memberikan gambaran yang lebih cermat tentang kondisi likuiditas perusahaan. Perhitungan rasio cair, nilai persediaan dan pembayaran muka tidak diikutsertakan. Standar untuk rasio cair adalah 1:1 mengandung arti bahwa perusahaan boleh merasa aman jika memiliki harta lancar diluar persediaan dan pembayaran di muka, minimal sebesar jangka pendeknya Kuswadi 2006. Untuk lebih menyempurnakan rasio likuiditas ini dapat digunakan rasio yang lebih baik yaitu rasio kas atau rasio tunai. c. Rasio Kas Uang Kas dan Bank = ... x Kewajiban Jangka Pendek Perusahaan masih merasa belum aman jika hanya melihat pada rasio lancar dan rasio cair sehingga kemudian menggunakan rasio kas. Dengan rasio kas, harta lancar yang digunakan untuk perbandingan hanyalah uang kas atau uang tunai, baik yang ada dalam perusahaan maupun yang di bank. Menurut Kuswadi 2006, uang kas dan bank adalah harta yang paling cair yang dimiliki perusahaan karena uang kas dan bank dapat segera dicairkan tanpa harus melalui proses untuk menghasilkan pendapatan atau penjualan terlebih dahulu. 2. Solvabilitas a. Rasio Kewajiban Jangka Panjang dan Harta Kewajiban jangka Panjang x 100 Harta Rasio ini merupakan gambaran tentang berapa persen dana perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dibandingkan dengan harta perusahaan. Angka rasio yang rendah mengidentifikasikan adanya perlindungan yang lebih banyak kepada kreditor jangka panjang. Oleh karena semua pinjaman mengandung resiko, semakin besar presentasinya, semakin besar pula risiko yang ditanggung perusahaan. Rasio ini menunjukkan besarnya utang jangka panjang dalam persen yang berasal dari kreditor dibandingkan dengan harta yang dimiliki perusahaan Kuswadi 2006. Apabila terlalu banyak berutang, perusahaan dapat 23 mengalami masalah dalam pembayaran angsuran utang beserta bunganya. Rasio ini menggambarkan persentase dana total yang berasal dari para kreditor. Jika angkanya terlalu besar, berarti perusahaan mempunyai banyak utang, yang tentunya akan menimbulkan resiko kesulitan membayar. b. Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Modal Kewajiban Jangka Panjang x 100 Modal Rasio kewajiban jangka panjang atas modal bertujuan untuk melihat berapa besarnya utang jangka panjang dibandingkan dengan modal perusahaan. Semakin kecil angka rasio semakin baik solvabilitas perusahaan Kuswadi 2006. Salah satu rasio yang paling banyak digunakan adalah rasio utang jangka panjang atas modal. Besarnya utang yang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami perimbangan antara resiko dan laba yang diperoleh. Koperasi tentunya sangat berbeda dengan perusahaan lainnya. Modal koperasi bukan dalam bentuk saham yang berfokus pada naik turunnya laba, tetapi modal dari anggota dan digunakan untuk kesejahteraan anggota dan usaha. c. Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas kapitalisasi Kewajiban Jangka Panjang x 100 Kapitalisasi Kapitalisasi solvabilitas adalah total sumber dana Jangka Panjang yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal Kuswadi 2006. Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam pengelolaan total sumber dana jangka panjang utang jangka panjang + modal. Semakin rendah angka rasio, berarti semakin baik solvabilitas usaha. 3. Profitabilitas a. Rasio laba Bersih atas Penjualan SHU x 100 Total Penjualan Bersih Total laba bersih adalah jumlah dari laba bersih operasi dan laba bersih non-operasi, sedangkan total penjualan adalah total pendapatan dari hasil 24 penjualan bersih baik dari kegiatan operasi maupun non-operasi Kuswadi 2006. Semakin besar angka rasio, semakin baik profitabilitasnya. rasio laba bersih atas penjualan dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan dari waktu ke waktu dalam profitabilitas. Perusahaan pada umumnya berorientasi kepada laba, sedangkan koperasi berorientasi pada pelayanan kepada anggota. Laba disebut sebagai sisa hasil usaha, perbedaannya SHU akan dibagikan kepada anggota sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota, maupun keperluan koperasi. Oleh karena itu koperasi juga harus tetap memperhatikan dan mengetahui kondisi profitabilitas koperasi. Penentuan profitabilitas antara usaha non koperasi sangatlah berbeda dengan koperasi. Hasil dari rasio ini dapat dilihat lebih jauh dalam mengintrepetasi rasio profitabilitas yang akan dianalisis. b. Return On Invesment ROI SHU x 100 Kapitalisasi Penjualan x SHU Kapitalisasi Penjualan Rasio SHU atas kapitalisasi profitabilitas berasal dari perkalian antara rasio penjualan atas kapitalisasi dikali SHU atas penjualan Rasmussen 1975. Perbandingan terhadap penjualan belum dapat menyimpulkan suatu koperasi dapat mengoperasikan dan menghasilkan SHU. Kapitalisasi merupakan jumlah kekayaan bersih yang bersumber dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, donasi, modal sumbangan, modal penyertaan, SHU tidak dibagi, dan SHU tahun berjalan. Investor didalam koperasi sangat berbeda dengan perusahaan. Investasi yang berada di koperasi merupakan modal yang berasal dari anggota dan pembagian SHU sesuai dengan keterlibatan anggota dengan persen pembagian yang telah disepakati. ROI merupakan rasio SHU atas modal sendiri yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih berdasarkan modal sendiri. Semakin tinggi nilai rasio berarti semakin produktif tingkat pemakaian modal dalam menyumbangkan SHU bagi anggota, sehingga semakin tinggi kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU. 25 4. Efektivitas a. Rasio Harga Pokok Penjualan atas Penjualan Harga Pokok Penjualan x 100 Penjualan Harga Pokok Penjualan disini adalah HPP Operasi, sedangkan penjulan bersih adalah hasil penjualan bersih operasi Kuswandi 2006. Walaupun tidak ada standar, semakin rendah persentase HPP terhadap penjualan maka semakin baik efektivitas perusahaan. b. Rasio Harga Pokok Penjualan dan Beban Operasi atas Penjualan Harga Pokok Penjualan + Beban Operasi x 100 Penjualan Semakin kecil rasio ini semakin baik efektivitas perusahaan. Selisih rasio tersebut dengan rasio HPP atas penjualan bersih menunjukkan persentase hasil penjualan yang telah dipergunakan oleh beban atau biaya operasi. Pengertian beban operasi adalah beban penjualan, beban administrasi, dan lain-lain. V GAMBARAN UMUM KKT LISUNG KIWARI 5.1 Sejarah KKT Lisung Kiwari Koperasi Kelompok Tani KKT Lisung Kiwari dengan izin badan usaha no: 51803 BHKPTS KANKOP 2006 merupakan salah satu koperasi yang tumbuh dari kelompok tani. KKT Lisung Kiwari telah memiliki kantor, dapat dilihat pada Lampiran 5. Koperasi ini berada di desa Ciburuy RT 02 RW 02 Kecamatan Cigombong berdiri pada tahun 2004 dimana anggotanya berasal dari anggota Gapoktan Silih Asih yang terdiri dari kelompok tani Silih Asih 1, kelompok tani Silih Asih 2, kelompok tani Manunggal Jaya, kelompok tani Tunas Inti, kelompok tani Harapan Maju, dan kelompok tani Saung kuring. Berdirinya KKT diprakarsai oleh H.A. Zakaria sebagai ketua Gapoktan Silih Asih, dan sampai sekarang beliau tetap menjadi pengawas dalam KKT Lisung Kiwari. Berdirinya koperasi yang berasal dari kelompok tani dilatarbelakangi oleh semakin sulitnya petani dalam memperoleh kredit sarana produksi pertanian, kebutuhan pangan rumah tangga, dengan keberadaan kelembagaan yang belum resmi sulit untuk menerima kepercayaan pengelolaan dana dari pemerintah serta kesulitan proses penjualan gabah dan beras. Prestasi yang telah diperoleh Gapoktan Silih Asih yaitu tahun 2006 peringkat I sebagai Pengelola Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan DPM LUEP tingkat Kabupaten Bogor, tahun 2007 peringkat I sebagai pemberdaya masyarakat petani padi tingkat provinsi, dan peringkat I nasional Sebagai pengelola DPM LUEP. Bidang usaha yang dijalankan di KKT Lisung Kiwari yaitu simpan pinjam, pengadaan dan penjualan sembako, Saprotansarana produksi pertanian serta konter. Pada akhir Februari 2006 KKT Lisung Kiwari mendapatkan bantuan dana bergulir konvensional dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bentuk P3KUM Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro pola konvensional. KKT Lisung Kiwari sudah melakukan Rapat Anggota Tahunan sebanyak lima kali, melalui rutinitas tersebut tentunya merupakan waktu pertanggungjawaban koperasi baik keadaan kinerja koperasi maupun kondisi keuangan. KKT Lisung Kiwari bisa tetap berkontribusi sebagai koperasi juga sangat dipengaruhi oleh dukungan penyuluh maupun departemen koperasi dalam 27 mempertahankan usahanya. Anggota dan pengurus merupakan bagian dari koperasi yang tetap menjadi pemilik dan pelanggan setia sehingga KKT Lisung Kiwari merupakan koperasi yang tetap aktif.

5.2 Struktur Organisasi KKT Lisung Kiwari