Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

5 2. Pihak KKT Lisung Kiwari mendapat gambaran mengenai kinerja keuangan dari laporan keuangan periode 2005-2009 dan keadaan organisasi. 3. Bagi pembaca, sebagai bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang Lingkup dari penelitian ini adalah membandingkan kinerja organisasi Poktan, Gapoktan Silih Asih dan KKT Lisung Kiwari. Analisis kinerja keuangan menggunakan analisis rasio laporan keuangan 2005-2009. Batasan penelitian memfokuskan atas perolehan kinerja organisasi dan keuangan koperasi. II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi sebagai Kelembagaan Sosial Ekonomi Agribisnis Kelembagaan sosial ekonomi dalam agribisnis adalah kelembagaan yang memperhatikan aspek sosial dan ekonomi dalam pengembangan pertanian. Bentuk kelembagaan sosial ekonomi yang umumnya dijumpai adalah koperasi 4 . Koperasi pertanian diharapkan mampu memainkan peranan sebagai sub sistem pendukung agribisnis karena para petani tidak mampu memainkan peranan tersebut jika berjalan sendiri 5 . Gambar 2 menjelaskan peranan koperasi pertanian dalam sistem agribisnis. Gambar 2. Peran Koperasi Sebagai Pendukung Sub-sistem Penunjang dalam Sistem Agribisnis yang Terintegrasi Sumber: Baga et al 2009 Pelaku yang berpengaruh dalan agribisnis adalah petani. Koperasi pertanian merupakan wadah petani dalam mengaktualisasi diri dan bersama- sama anggota dalam mencapai kebutuhan. Menurut Krisnamurthi 2010, Pembentukan kelompok tani Poktan maupun gabungan kelompok tani Gapoktan merupakan suatu unsur dalam menumbuhkembangkan kembali koperasi pertanian di Indonesia. Pengembangan kelembagaan petani dapat lebih berdaya guna dalam penyediaan sarana produksi 4 Baga et al.2009. Diktat Kuliah Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis. Hal 13-16 5 Loc.cit Pupuk Pestisida Peralatan Perlengkapan Benih, Pakan Transportasi Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan Perikanan Peternakan Kehutanan Pemanenan Penanganan Pengolahan Pengemasan Penyimpanan Periklanan Promosi Negoisasi Distribusi Sub Sistem Jasa Pendukung Riset dan pengembangan, infromasi, pendidikan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, asuransi, peraturan, dll 7 pertanian, permodalan, peningkatan, atau perluasan usaha tani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran serta kerjasama dalam peningkatan posisi tawar. Adapun paradigma pengembangan kelembagaan petani dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Pengembangan Kelembagaan Petani Sumber: Krisnamurthi 2010 Petani sebagai pelaku utama yang bergabung membentuk kelompok yang bergerak demi kepentingan bersama, berjuang memelihara kerjasama baik hubungan internal maupun eksternal untuk mengembangkan usahatani dalam pencapaian kesejahteraan petani. Penumbuhan kelompok tani dapat dimulai dari kelompok-kelompok atau organisasi sosial yang sudah ada di masyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan menuju bentuk kelompok tani yang semakin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi dan pendapatan produksi dan pendapatan dari usaha taninya. Penggabungan kelompok tani ke dalam Gapoktan dilakukan agar kelompok tani dapat lebih berdaya guna dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan, atau perluasan usaha tani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran serta kerjasama dalam peningkatan posisi tawar. Kelompok tani maupun gabungan kelompok tani diharapkan akan tergabung dalam suatu lembaga koperasi pertanian untuk dapat mengelola dana baik yang berasal dari bantuan pemerintah maupun hasil usaha anggota yang terkumpul. Peran Penyuluh Pertanian Dukungan dari Kem.Koperasi petani Kelompok Tani Gabungan Kelompok Tani Koperasi Pertanian Perbankan Kemitraan Usaha 8

2.2 Laporan Keuangan Koperasi