3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak Biji Karet
Minyak biji karet merupakan salah satu jenis minyak mengering drying oil, yaitu minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika terkena oksidasi dan akan berubah menjadi lapisan tebal,
bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka. Penggolongan minyak biji karet ke dalam kelompok minyak mengering berdasarkan bilangan iod yang dimiliki yaitu lebih
dari 130 gram I100 gram minyak Ketaren 1986. Kandungan minyak dalam daging biji karet atau inti biji karet 45-50 persen dengan komposisi 17-22 persen asam lemak jenuh yang terdiri atas asam
palmitat, stearat, arakhidat, serta asam lemak tidak jenuh sebesar 77-82 persen yang terdiri atas asam oleat, linoleat, dan linolenat Hardjosuwito dan Hoesnan 1976.
Minyak biji karet sangat potensial sebagai bahan penyamak untuk memproduksi kulit samak minyak. Hal ini disebabkan karena tingginya bilangan iod yang dimiliki minyak biji karet, yaitu 120
g110 g minyak. Bilangan iod merupakan parameter utama dari minyak untuk penyamakan kulit Suparno 2006. Perbandingan sifat fisiko minyak biji karet dengan minyak ikan dapat dilihat pada
Tabel 1, sedangkan komposisi asam lemak penyusun minyak biji karet dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Sifat Fisiko Minyak Biji Karet dan Minyak Ikan
No Sifat Fisiko Kimia
Minyak Biji Karet Minyak Ikan
1. Warna PtCo
4076 6106
2. Densitas gcm
3
0.92 0.92
3. Bilangan iod g I100 g minyak
146 148
4. Bilangan asam mg KOHg
minyak 2.08
0.19 5.
Kadar asam lemak bebas 1
0.095 6.
Bilangan peroksida meqkg 31.33
13.97 7.
Bilangan penyabunan mg KOHg minyak
185 168
Sumber : Suparno et al. 2009a Tabel 2. Komposisi asam-asam lemak di dalam minyak biji karet
Komponen Persentase
Asam Palmitat Asam Stearat
Asam Oleat Asam Linoleat
Asam Linolenat 10.2
8.7 24.6
39.6 16.3
Sumber : Ramadhas et al. 2005
2.2 Penyamakan
Penyamakan adalah suatu rangkaian pengerjaan terhadap kulit mentah dengan zat penyamak, sehingga kulit yang semula labil terhadap pengaruh kimia dan biologis menjadi stabil pada tingkat
4
tertentu Judoamidjojo 1974. Menurut Suparno et al. 2005, penyamakan merupakan proses memodifikasi struktur kolagen, komponen utama kulit dengan mereaksikannya dengan berbagai
bahan kimia tanin atau bahan penyamak yang pada umumnya meningkatkan stabilitas hidrotermal kulit tersebut dan kulit tersebut menjadi tahan terhadap mikroorganisme.
Ketika hewan hidup, kulitnya sangat lembut, fleksibel, dan sangat kuat. Kulit tersebut memiliki kemampuan untuk terjadinya penguapan air keluar kulit, sebaliknya air tidak dapat masuk ke
dalamnya. Ketika hewan mati, maka kulitnya akan kehilangan karakteristik tersebut. Ketika basah, kulit hewan akan busuk, sebaliknya ketika kering kulit tersebut akan mengeras dan rapuh. Tujuan dari
proses penyamakan adalah untuk mempertahankan karakteristik alami kulit, mempertahankan kestabilan dan juga mencegah terjadinya pembusukan Mann dan McMillan 2000.
Bahan penyamak yang ada di pasaran dan digunakan untuk menyamak asalnya beragam, yakni yang berasal dari tumbuhan, mineral aluminium, khromium, dan zirkonium, minyak, dan ada yang
dibuat oleh pabrik Syntan. Bahan penyamak ini bila bereaksi dengan serat kulit akan menghasilkan kulit yang beragam sifat fisik dan kimianya Purnomo 1992.
Selama proses penyamakan alat yang paling sering digunakan adalah drum putar. Drum berfungsi sebagai media pencucian, pencampuran bahan, dan juga media mereaksikan bahan kimia
dengan kulit yang akan disamak. Drum memiliki banyak ukuran. Setiap ukuran membutuhkan jumlah tenaga masing-masing Sucipto 1989. Ukuran, volume kerja maksimum dan tenaga yang dibutuhkan
setiap drum, serta kecepatan putar yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Volume kerja maksimum dan kebutuhan tenaga beberapa ukuran drum Sarkar 1995
Diameter m
Panjang m
Volume kerja maksimum m
3
Horse Power HP 0.7
0.35 0.067
0.5 1
0.5 0.196
1 1
0.6 0.235
1 1.13
0.5 0.247
1.5 1.2
0.5 0.282
1.5 Tabel 4. Daftar ukuran, isi, kapasistas, Horse Power HP dan Rotation per Minute RPM dari drum
penyamakan kulit Sucipto 1989 Diameter x
Lebar m Isi
Liter Perendaman
Pengapuran Penyamakan
Peminyakan dan Pengecatan Dasar
Kapasitas kg
HP RPM Kapasitas
kg HP RPM
Kapasitas kg
HP RPM
2 x 2 4600
1200 5.5
5 1000
15 14
600 15
18 2.5 x 1.7
6200 1800
5.5 4
1400 15
12 750
20 8-16
2.5 x 2 7500
2100 5.5
4 1600
15 12
900 20
8-16 2.7 x 2
8700 2500
7.5 4
1900 20
12 950
25 7-14
3 x 1.7 9100
2600 7.5
3-6 2000
25 11
1000 25
7-14
2.3 Penyamakan Aldehida