Peningkatan pelayanan sosial kepada anggota
perusahaan. Hal tersebut diperlukan sebagai tuntunan dalam melakukan analisis tahap selanjutnya mengacu pada tujuan akhir yaitu mencapai visi koperasi.
Formulasi strategi dimulai dengan tahap input stage untuk meringkas input informasi dasar dalam merumuskan strategi yaitu identifikasi dan analisis faktor
lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Output dari input stage adalah kondisi internal dan eksternal PRIMKOPTI yang dianalisis menggunakan
alat analisis Matriks EFE dan Matriks IFE. Selanjutnya hasil analisis matriks EFE dan matriks IFE dicocokkan menggunakan analisis matriks SWOT pada tahap
pencocokan lalu dijabarkan ke dalam arsitektur strategi.
Hasil identifikasi faktor internal dan analisis matriks IFE menunjukkan kekuatan yang dimiliki oleh PRIMKOPTI Kota Bogor yang terbesar yakni bahwa
PRIMKOPTI Kota Bogor sebagai satu-satunya distributor kedelai berbentuk koperasi di Kota Bogor. Sedangkan kelemahan yang paling utama ialah
PRIMKOPETI Kota Bogor belum menggunakan sistem informasi secara terpadu. Hasil identifikasi faktor eksternal dan analisis matriks EFE menunjukkan peluang
terbesar yang dimiliki PRIMKOPTI Kota Bogor ialah pembeli utama yan memiliki identitas ganda dapat mendorong untuk membesarkan usaha koperasi.
Sedangkan ancaman terbesar yang dimiliki PRIMKOPTI Kota Bogor ialah persaingan harga kedelai.
Posisi PRIMKOPTI berada pada sel V dalam matriks IE. Hasil tersebut menunjukkan bahwa PRIMKOPTI Kota Bogor berada pada kondisi jaga dan
pertahankan. Pada sel ini maka strategi yang umum dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Aplikasi strategi tersebut ialah melalui
penerapan strategi yang dibuat melalui analisis Matriks SWOT yaitu 1 mengembangkan strategi promosi yang dapat meningkatkan penjualan, 2
mengembangkan sistem pelayanan kepada anggota, 3 mengembangkan kemampuan karyawan, 4 meningkatkan manajemen pengendalian persediaan
untuk menghindari persaingan harga, dan 5 menerapakan budaya analisis data dan informasi serta sistem informasi manajemen yang terpadu.
Berdasarkan penjelasan Dharmanthi 2009 tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam merumuskan strategi pengembangan usaha harus
melalui beberapa tahap dalam proses manajemen strategi. Salah satu tahapan dalam proses manajemen strategi tersebut yang juga merupakan batasan
penelitiannya ialah formulasi strategi. Diperlukan analisis deskriptif terkait visi, misi, dan tujuan perusahaan untuk dapat sampai ke tahap formulasi strategi.
Dalam formulasi strategi itu sendiri terdiri atas tiga tahapan. Tahap pertama tahap input, menggunakan alat analisis IFE untuk mengaudit lingkungan internal dan
analisis EFE untuk mengaudit lingkungan eksternal. Tahap kedua tahap pencocokan, mencocokkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal guna
menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif dengan menggunakan alat analisis matriks IE dan matriks SWOT. Dan ketiga tahap pengambilan
keputusan dengan menggunakan rancangan arsitektur strategi untuk periode jangka panjang. Pemilihan strategi menggunakan rancangan arsitektur strategi
harus disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan serta tantangan organisasi.
Achmad Firdiansyah Romadhona 2010 melakukan penelitian dengan judul skripsi yaitu Strategi Pengembangan Usaha Emping Melinjo pada Koperasi Serba
Usaha Sari Sono di Kabupaten Lebak, Banten. Salah satu tujuan penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi