17
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Pupuk Kujang Jl. A. Yani no. 39, Cikampek- 41373, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian selama dua 2 bulan,
terhitung mulai tanggal 30 April 2011 sampai 31 Juli 2011.
3.3. Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder Tabel 2. Data primer diperoleh dari wawancara dengan
pihak manajemen perusahaan. Data sekunder berupa data gambaran umum perusahaan, data divisi produksi, data standar mutu, data hasil pengukuran
yang berkaitan dengan standar mutu dan literatur-literatur perusahaan lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian.
Tabel 2. Proses pengumpulan data
No Tujuan penelitian
Sumber data
Data yang dibutuhkan
Metode pengumpulan
data Metode
analisis Arah analisis
output 1
Mengetahui proses produksi pada
pengemasan pupuk organik dan pelaksanaan
manajemen pengendalian mutu di
PT. Pupuk Kujang. Bagian
produksi dan bagian
quality control QC
1. Proses produksi
2. Sistem pengendalian
mutu 1. Pengamatan
2. Wawancara 3. Data sekunder
1.Studi literatur
perusahaan 2. Analisis
deskriptif 1.Mengetahui
langkah produksi
2.Mengetahui pelaksanaan
manajemen pengendalian
mutu
2 Mengidentifikasi
permasalahan produksi dan penyebab dari
permasalahan tersebut dalam proses
pengemasan pupuk organik PT. Pupuk
Kujang. Bagian
QC 1.Jenis-jenis
permasalahan 2.Penyebab
timbulnya permasalahan
1. Wawancara 2. Data sekunder
1.Analisis Pareto
2.Analisis sebab akibat
1.Mengetahui masalah yang
sering terjadi dalam proses
produksi 2.Mengetahui
akar penyebab masalah
3 Menganalisis
keterkendalian proses produksi dalam
pengemasan pupuk organik PT. Pupuk
Kujang. Bagian
QC Data hasil
pengukuran yang berkaitan dengan
standar mutu Data sekunder
Analisis bagan
kendali · Mengetahui
keterkendalian proses produksi,
apakah in control atau out control
3.4. Pengolahan dan Analisis Data 1. Grafik Kendali
Suatu proses dikatakan terkendali, apabila dalam proses tersebut hanya terdapat variasi penyebab umum dan proses dikatakan tidak
terkendali, apabila terdapat penyebab khusus yang terjadi dalam proses tersebut.
18
Untuk menganalisis keterkendalian proses digunakan grafik kendali X dan R. Grafik ini digunakan untuk menentukan apakah suatu proses
berada dalam keadaan in control atau out control. Batas pengendalian yang meliputi batas atas UCL upper control limit dan batas bawah LCL
lower control limit dapat membantu untuk menggambarkan performansi yang diharapkan dari suatu proses, yang menunjukkan bahwa proses
tersebut konsisten. Peta kendali standar deviasi digunakan untuk mengukur tingkat
keakurasian suatu proses X dan S. Langkah-langkah pembuatan peta kendali X dan S adalah sebagai berikut:
1. Tentukan ukuran contohsubgrup n 10 2. Kumpulkan banyaknya subgrup k sedikitnya 20–25 sub-grup
3. Hitung nilai rataan dari setiap subgrup, yaitu x 4. Hitung nilai rataan dari seluruh x, yaitu x yang merupakan garis tengah
center line dari Grafik Kendali x 5. Hitung simpangan baku dari setiap subgrup yaitu S
S =
1
2
- -
-
å
n X
X
i
................................................... 1 6. Hitung nilai rataan dari seluruh s, yaitu S yang merupakan garis tengah
dari Grafik Kendali S 7. Hitung batas kendali dari Grafik Kendali x :
UCL = x + n
C S
4 .
3 …………………………………. 2
LCL = x – n
C S
4 .
3 …………………………………... 3
dimana n
C 4
3 = A3 …………………………………. 4
Sehingga : UCL = x + A3 S ……………………………………. 5
LCL = x – A3 S ……………………………………. 6
19
8. Hitung batas kendali untuk peta kendali S : UCL =
4 4
1 3
C C
S S
- +
……………………………… 7 dimana
4 4
1 .
3 1
C C
- +
= B4 …………………………….. 8
LCL = 4
4 1
3 C
C S
S -
- …………………………….. 9
dimana 4
4 1
. 3
1 C
C -
- = B3 …………………………….. 10
Sehingga : UCL = B4 S ………………………………………….. 11
LCL = B3 S ………………………………………….. 12 9. Petakan data X dan S pada Grafik Kendali x dan S serta amati apakah
data tersebut berada dalam pengendalian atau diluar pengendalian Suatu pola dikatakan tidak terkendali menurut Montgomery 1996 jika
data terdapat beberapa faktor Tabel 3 seperti berikut ini : 1. Satu atau beberapa titik diluar batas pengendali.
2. Suatu giliran dengan paling sedikit tujuh 7 atau delapan 8, dengan macam giliran dapat berbentuk giliran naik atau turun, giliran di atas
atau di bawah garis tengah atau giliran di atas atau dibawah median. 3. Dua 2 atau tiga 3 titik yang berturutan di luar batas peringatan 2-
sigma, tetapi masih dalam batas pengendali. 4. Empat 4 atau lima 5 titik yang berturutan di luar batas 1-sigma.
5. Pola tidak biasa atau tidak acak dalam data. 6. Satu 1 atau beberapa titik dekat satu batas peringatan.
Tabel 3. Intepretasi pola data sistematik
No Pola
Keterangan
1 Perubahan mendadak
Satu titik berada diluar kontrol secara mendadak.
2 Siklis
atau periodisitas
Adanya titik-titik yang menunjukan pola perubahan
yang sama sepanjang interval sama.
20
Lanjutan Tabel 3.
No Pola
Keterangan
3 Campuran atau merangkul batas kendali
Adanya titik-titik yang mendekati garis batas kendali.
4 Stratifikasi atau merangkul garis pusat
Adanya titik-titik yang mendekati garis pusat.
5 Pergeseran dalam tingkat proses
Adanya titik-titik yang cenderung bergeser dari garis
pusat..
6 Tren Adanya kenaikan atau
penurunan secara kontinu, tepatnya 6 enam titik
menurun atau meningkat
7 Pelarian Adanya titik yang cendrung
terletak pada satu sisi saja dari garis median, bila
pergeseran atau pelarian mempunyai 7 tujuh titik
atau 8 delapan titik atau bila 10 keluar dari 11 titik.
Sumber : Trisyulianti, dkk 2003
2. Diagram Sebab-Akibat
Diagram sebab akibat digunakan untuk menganalisis persoalan dan faktor-faktor yang menimbulkan persoalan. Dalam penelitian ini diagram
sebab akibat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi mutu produksi pupuk urea dapat dilihat dari faktor “9M”.
a. Dapatkan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan ungkapkan
masalah itu sebagai suatu pertanyaan masalah. b.
Temukan sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan teknik brainstorming atau membentuk anggota tim
yang memiliki ide- ide yang berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi.
c. Gambarkan diagram dengan pertanyaan mengenai masalah untuk
ditempatkan pada sisi kanan membentuk kepala ikan dan kategori utama, seperti bahan baku, metode, manusia, mesin, pengukuran dan
lingkungan ditempatkan pada cabang utama membentuk tulang-
21
tulang besar dari ikan. Kategori utama dapat diubah sesuai kebutuhan.
d. Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai dengan
menempatkannya pada cabang yang sesuai. e.
Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan “mengapa” untuk menemukan akar penyebab, kemudian tulislah akar-akar penyebab itu
pada cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utama membentuk tulang-tulang kecil dari ikan. Untuk menemukan akar penyebab, kita
dapat menggunakan teknik bertanya “mengapa” sampai lima 5 kali. f.
Interpretasi atas diagram sebab akibat itu adalah dengan melihat penyebab-penyebab yang muncul secara berulang kemudian dapatkan
kesepakatan melalui konsensus tentang penyebab tersebut. Selanjutnya, fokuskan perhatian pada penyebab yang dipilih melalui
konsensus. g.
Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab akibat dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan
korektif, serta memonitor hasil- hasil.
3. Diagram Pareto Pareto Diagram
Diagram Pareto sebagai alat yang digunakan untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian yang disusun menurut
ukurannya atau sebab-sebab yang akan dianalisis, sehingga dapat memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak terbesar
terhadap kejadian tersebut Ariani, 2002. Rincian pelaksanaan sebagai berikut:
a. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya
berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
b. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan
karakteristik-karakteristik tersebut. c.
Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
22
d. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari
terbesar hingga terkecil. e. Menghitung frekuensi atau persentase kumulatif yang digunakan.
f. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan
relatif masing-masing masalah, dengan cara mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian
Perhitungan dan pengurutan kesalahan dapat menggunakan grafik histogram terlebih dulu, sehingga dapat dilihat faktor manakah yang paling
dominan dalam kesalahan suatu produksi.
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN