Arthropoda adalah salah satu jenis organisme heterotrof yang memiliki sendi pada kakinya, yang termasuk ke dalam keluarga arthropoda adalah seperti
serangga, laba-laba, mites dan millipedes. Keluarga arthropoda banyak ditemukan di tanah, terutama tanah yang terdapat banyak kandungan bahan organik.
Walaupun beberapa dari organisme ini banyak menyebabkan kerusakan dan penyakit pada akar tanaman, tetapi tidak sebanyak hama tanaman. Kegiatan yang
dilakukan oleh organisme ini sangat mempengaruhi nilai porositas terhadap kemampuannya mengikat air, drainase dan aerasi. Bersama dengan cacing tanah,
organisme ini sangat berperan dalam pengolahan bahan organik di tanah, kotoran yang dihasilkannya bersama cacing tanah merupakan bagian yang sangat penting
dalam proses pembentukan humus. Peran utama Arthropoda adalah pada saat memarut, meremahkan sisa tanaman hingga menjadi bentuk yang lebih kecil dan
mencapurkannya ke dalam tanah. Proses demikian merangsang mikroorganisme lain untuk melakukan dekomposisi dari sisa tanaman tersebut. Proses inilah yang
menyebabkan nilai bobot isi tanah menjadi lebih rendah serta mempengaruhi sifat-sifat fisik tanah lainnya.
4.3. Porositas Tanah
Persentase ruang pori total atau porositas total secara harfiah diartikan sebagai perbandingan antara volume pori tanah dengan volume total tanah.
Berbeda dengan bobot jenis partikel yang tetap untuk suatu tanah tertentu, porositas dan bobot isi tanah dapat berubah dan beragam tergantung pada keadaan
struktur tanah, khususnya dalam hubungan dengan proses pemadatan tanah. Porositas tanah sangat dipengaruhi oleh tekstur tanah, struktur tanah, stabilitas
agregat tanah dan kadar agregat tanah, semakin stabil agregat suatu tanah, maka porositasnya akan semakin besar, sehingga kemampuan memegang airnya pun
semakin besar. Pengukuran porositas tanah dilakukan di laboratorium dengan melakukan
penetapan nilai bobot isi tanah terlebih dahulu, setelah itu baru menetapkan nilai porositas tanahnya yang dinyatakan dalam dengan menggunakan rumus yang
terdapat pada bab metodologi.
Gambar 3 menunjukkan sebaran nilai porositas tanah di sekitar lubang resapan. Nilai porositas tanah di sekitar lubang resapan cenderung memiliki nilai
yang tinggi dibandingkan dengan kontrol, nilai rata-ratanya yaitu 64,20 sedangkan nilai porositas rata-rata pada kontrol adalah 63,55 . Porositas
merupakan sifat fisik tanah yang nilainya sangat dipengaruhi oleh nilai agregat, struktur dan tekstur tanah. Pengaplikasian lubang resapan biopori disertai
penambahan bahan organik ke dalam lubang resapan beberapa waktu sebelum dilakukannya pengambilan sampel tanah berdampak pada perbaikan sifat-sifat
fisik tanah terutama struktur, tekstur dan agregat tanah yang tentunya memberikan pengaruh langsung terhadap nilai porositas tanah, sehingga memiliki nilai yang
lebih besar jika dibandingkan dengan nilai pada kontrol. Hasil pengamatan seperti ditunjukkan pada Gambar 3 juga menunjukkan
bahwa semakin mendekati lubang resapan nilai porositas tanah cenderung meningkat. Pada jarak 30cm, 50 cm dan 100 cm berturut-turut adalah 64,51,
64,18 dan 63,90. Bahan organik di dalam lubang resapan membuat organisme tanah lebih aktif. Menghasilkan perekat yang mampu mengeratkan partikel tanah
menjadi satu kesatuan yang lebih besar merupakan sebuah hasil luar biasa dari aktifitas bakteri dan fungi. Eksudat dari akar tanaman juga merupakan sesuatu
yang bermanfaat. Perekat atau mucilage yang dihasilkan oleh bakteri, jamur dan actinomycetes membantu merekatkan partikel tanah yang terpisah menjadi sebuah
granul hingga terbentuk makro-agregat. Pembentukan agregat yang stabil inilah yang juga memberikan pengaruh terhadap nilai porositas pada tanah, sehingga
nilai porositas tanah menjadi lebih besar serta mampu memegang air hasil infiltrasi dalam jumlah yang lebih banyak. Tanpa makro-agregat yang cukup,
sangat sulit bagi tanah untuk mampu menahan air infiltrasi atau drainase dan udara yang cukup untuk mengurangi CO
2
dan memperkirakan kebutuhan O
2
yang cukup untuk kebutuhan tanaman dan pertumbuhan mikroba.
Gambar 3. Hubungan Porositas Tanah dengan Jarak dari Lubang Resapan Biopori
Salah satu hal penting yang perlu dilakukan untuk memperbaiki dan menjaga porositas tanah adalah dengan menggunakan bahan organik secara
bijaksana atau sesuai aturan, meskipun porositas bisa diperbaiki, walaupun hanya sementara, dengan pengolahan secara tepat, penambahan kalsium atau
menggunakan molekul polyelectrolytes. Umumnya, pengolahan bisa memperbaiki pori yang diisi udara secara sementara, tetapi ini biasanya awal terbentuknya pori
mikro secara lebih luas ke pori makro dengan memberikan efek negatif pada infiltrasi, drainese dan pergerakan udara dalam tanah.
4.4. Permeabilitas Tanah