Pembuatan Lubang Resapan Biopori Pengambilan Sampel Tanah Pengukuran Hantaran Hidrolik Tanah

III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Konservasi Tanah, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor serta pengamatan lapang di tiga Kecamatan di Kota Depok pada bulan September 2008 hingga Juni 2009. Lokasi pengamatan dipilih berdasarkan persamaan karakteristik tanah di wilayah pemukiman penduduk di Kota Depok, dimana penutupan dan pengerasan lahan sangat dominan. Ketiga Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Limo dan Kecamatan Cinere.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah, air dan sampah organik. Alat yang digunakan untuk pengambilan contoh tanah utuh adalah ring sampel dengan garis tengah ring stailess steel 4,7 cm dan tinggi 5 cm, pisau, cangkul atau sekop, palu, dan kayu balok untuk memasukan ring ke dalam tanah secara seimbang. Untuk mengukur hantaran hidrolik digunakan peralatan seperti permeameter sederhana, tissue, stopwatch, ember, gayung, palu dan bambu untuk penyangga kaki penahan permeameter.

3.3. Metodologi Penelitian

3.3.1. Pembuatan Lubang Resapan Biopori

Percobaan dilakukan dengan pembuatan lubang resapan biopori di lokasi pengamatan dengan melakukan tiga kali pengulangan serta sebuah kontrol pada masing–masing lokasi pengamatan dan dilakukan tiga kali pengukuran dengan jarak pengukuran yang telah ditentukan dari masing-masing lubang, sehingga total pengamatan berjumlah 12 lubang resapan biopori di tiga lokasi berbeda dan 36 hasil pengukuran dan pengamatan sifat fisik tanah, sehingga masing–masing lokasi memiliki empat lubang resapan biopori dan 12 hasil pengamatan dan pengukuran dengan 3 jarak berbeda yang telah ditentukan dari lubang resapan biopori, yaitu 30 cm, 50 cm dan 100 cm. Satu lubang resapan biopori pada masing–masing lokasi digunakan untuk pengukuran kontrol sebagai pembanding hasil analisis.

3.3.2. Pengambilan Sampel Tanah

Pengamatan sifat fisik tanah dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah dengan agregat utuh. Pengambilan contoh tanah utuh menggunakan ring sample dengan garis tengah ring stailess steel 4,7 cm dan tinggi 5 cm pada kedalaman tanah 0-20 cm. Sampel yang diambil memiliki jarak 30 cm, 50 cm dan 100 cm dari lubang resapan biopori.

3.3.3. Pengukuran Hantaran Hidrolik Tanah

Pengamatan hantaran hidrolik tanah dilakukan di lokasi pengamatan dengan menggunakan metode permeameter. Lubang untuk pengukuran dibuat dengan jarak 30 cm, 50 cm dan 100 cm dari lubang resapan biopori dengan kedalaman 20 cm. Pertama, bersihkan lokasi dari serasah dan rumput yang akan mengganggu kegiatan pengukuran. Bor tanah sampai kedalaman 20 cm. Atur kerangka statif hingga dapat menopang permeameter dengan baik, kemudian tutup inlet udara pada tabung permeameter bagian atas. Isi tabung dengan air sampai penuh tabung dalam dan luar sehingga tidak ada gelembung udara dalam tabung permeameter. Hindari penyumbatan lubang inlet udara dengan memberikan alas yang relatif tebal di atas permukaan tanah. Tutup permukaan permeameter menggunakan tissue secara perlahan, dan pastikan benar-benar sudah melekat. Masukan tabung ke dalam lubang yang telah di buat, kemudian pasang kaki statifnya, tinggi genangan air di dalam lubang adalah 15 cm. Buka inlet udara di atas tabung hinga air dalam tabung masuk ke dalam lubang dan meresap ke dalam tanah secara vertikal dan horizontal. Catat laju penurunannya setiap interval waktu yang telah ditentukan hingga penurunan menjadi konstan. Hitung dengan rumus : K = {[ ln {hr+hr 2 +1 0,5 }-1]Q}2πh 2 K = Hantaran Hidrolik cmjam h = Ketinggian Muka Air cm r = Jari – jari Lubang π = 3,14 Q = Debit Air cm 3 jam

3.3.4. Analisis Laboratorium