29 gplphpokok. Hal ini diduga disebabkan oleh penggunaan pupuk konvensional
pada perlakuan standar yang cenderung lebih cepat terlarut sehingga lebih cepat diserap oleh tanaman kelapa sawit. Berbeda halnya dengan penggunaan pupuk
slow release, dimana serapan hara N, P dan K cenderung lebih rendah, yang
diduga karena sifat slow release yang terdapat pada pupuk tablet tersebut menyebabkan kelarutannya yang rendah, namun dapat menyediakan hara secara
berkelanjutan continuous dalam waktu yang lebih lama. Pengaruh perlakuan terak baja juga tidak berbeda dengan pupuk slow
release dalam hal serapan hara N, P dan K. Dari hasil percobaan yang tertera pada
Tabel 7, dapat dilihat bahwa rata-rata serapan hara sedikit lebih tinggi pada perlakuan T0 tanpa terak baja dibanding dengan perlakuan T1 1.25 kg terak
baja per pokoksemester walaupun perbedaan rata-rata serapan pada kedua perlakuan tersebut sangat kecil sekali. Hal ini disebabkan karena terak baja bukan
merupakan sumber hara N dan K sedangkan di dalam terak baja masih terkandung P
2
O
5
tetapi dengan kadar yang sangat rendah yaitu sekitar 0.37 Tabel 5. Ng dan Tamboo 1967 menunjukkan bahwa serapan hara pada tanaman
kelapa sawit dewasa sangat beragam terutama sekali bergantung pada potensi produksi dan faktor iklim. Dalam penelitian yang dilakukan di Malaysia, total
serapan hara tanaman kelapa sawitpokoktahun yaitu 1.29 kg N, 0.18 kg P dan 1.79 kg K. Merujuk pada serapan hara tersebut di atas, rata-rata serapan hara hasil
penelitian yang tertera pada Tabel 7 tergolong masih rendah.
4.3. Pengaruh Pupuk Slow Release dan Terak Baja Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kelapa Sawit
Pertumbuhan tanaman kelapa sawit merupakan salah satu variabel pengamatan yang langsung dapat diamati secara visual di lapangan. Variabel
pertumbuhan tanaman kelapa sawit yang diamati meliputi panjang pelepah dan luas daun. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa panjang pelepah
dan luas daun kelapa sawit cukup bervariasi. Hasil uji sidik ragam Tabel Lampiran 8 menunjukkan bahwa perlakuan tunggal pupuk slow release nyata
30 α=0.05 mempengaruhi luas daun semester I. Hasil uji lanjut luas daun semester I
serta rata-rata panjang pelepah dan luas daun semester II tertera pada Tabel 8.
Tabel 8. Panjang Pelepah dan Luas Daun Kelapa Sawit
PERLAKUAN Pertumbuhan Kelapa Sawit
panjang pelepah semester I
panjang pelepah semester II
LD semester I
LD semester II
- - - - - - - - - cm - - - - - - - - - - - - - - - - m
2
- - - - - - - Standar
P0 363 371
3.69a 4.13
Pupuk Slow Release P1 334
348 2.82b
3.31 P2 338
356 3.05ab
3.56 P3 356
375 3.48a
3.95 P4 347
354 3.37ab
3.59 P5 357
373 3.66a
4.04 Terak Baja T
T0 343 360
3.19 3.66
T1 354 365
3.46 3.81
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5.
Secara umum pertumbuhan tanaman kelapa sawit pada percobaan yang dilakukan cukup baik, terlihat dari pertambahan panjang pelepah dan luas daun
yang cukup signifikan seperti tertera pada Gambar 4.
Gambar 4. Luas Daun Kelapa Sawit Semester I Akibat Perlakuan Pupuk Slow Release
3.69 2.82
3.05 3.48
3.37 3.66
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
P0 P1
P2 P3
P4 P5
Luas Daun m
2
Perlakuan
31 Hal ini juga menunjukkan bahwa pemberian pupuk slow release dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan tidak berbeda dengan penggunaan pupuk standar kecuali pada perlakuan P1 sedangkan dosis pupuk
slow release lebih rendah dari pada pupuk standar Tabel 8 dan Gambar 4.
Panjang pelepah tanaman kelapa sawit pada umur tanam yang sama sangat beragam dan juga dipengaruhi oleh faktor genetik dari kelapa sawit itu sendiri.
Luas daun kelapa sawit juga sangat dipengaruhi oleh panjang pelepah, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Pengamatan kedua parameter pertumbuhan
tersebut secara umum hanya bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan tanaman kelapa sawit evaluasi pemupukan yang dilakukan setiap satu semester.
4.4. Pengaruh Pupuk Slow Release dan Terak Baja Terhadap Produksi