11 basah berlebihan, bersifat tidak mampat dan tidak atau hanya sedikit mengalami
perombakan. Dalam pengertian ini tidak berarti bahwa setiap timbunan bahan organik yang basah adalah gambut. Sebagian petani menyebut tanah gambut
dengan istilah tanah hitam, karena warnanya hitam dan berbeda dengan jenis tanah lainnya. Tanah gambut yang telah mengalami perombakan secara sempurna
sehingga tumbuhan aslinya tidak dikenali lagi dan kandungan mineralnya tinggi disebut tanah bergambut muck, peat muck, mucky. Petani di Kalimantan Barat
menamakan tanah gambut dengan istilah sepuk. Akan tetapi istilah gambut dan sepuk sering diidentikkan dengan pengertian tanah gambut. Jadi, istilah tanah
gambut secara umum termasuk pula yang disebut sebagai sepuk Noor, 2001. Secara alamiah lahan gambut memiliki tingkat kesuburan rendah karena
kandungan unsur haranya rendah dan mengandung beragam asam-asam organik yang sebagian bersifat racun bagi tanaman. Namun demikian, asam-asam tersebut
merupakan bagian aktif dari tanah yang menentukan kemampuan gambut untuk menahan unsur hara. Karakteristik dari asam-asam organik ini akan menentukan
sifat kimia gambut Agus dan Subiksa, 2008. Untuk mengurangi pengaruh buruk asam-asam organik yang beracun dapat dilakukan dengan menambahkan bahan-
bahan yang banyak mengandung kation polivalen seperti Fe, Al, Cu dan Zn. Kation-kation tersebut membentuk ikatan koordinasi dengan ligan organik
membentuk senyawa kompleks. Oleh karenanya bahan-bahan yang mengandung kation polivalen tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan amelioran gambut.
Tanah gambut juga mengandung unsur mikro yang sangat rendah dan diikat cukup kuat khelat oleh bahan organik sehingga tidak tersedia bagi
tanaman. Selain itu adanya kondisi reduksi yang kuat menyebabkan unsur mikro direduksi ke bentuk yang tidak dapat diserap tanaman. Kandungan unsur mikro
pada tanah gambut dapat ditingkatkan dengan menambahkan tanah mineral atau menambahkan pupuk mikro.
2.3. Pengelolaan Kesuburan Tanah Gambut
Pemupukan sangat dibutuhkan karena kandungan hara gambut sangat rendah. Jenis pupuk yang diperlukan adalah yang mengandung N, P, K, Ca dan
12 Mg. Pada umumnya KTK gambut cukup rendah sehingga daya pegangnya rendah
terhadap kation yang dapat dipertukarkan. Oleh karena itu, pemupukan harus dilakukan beberapa kali split application dengan dosis rendah agar hara tidak
banyak tercuci. Penggunaan pupuk yang tersedianya lambat seperti fosfat alam akan lebih baik dibandingkan dengan SP-36, karena akan lebih efisien, harganya
murah dan dapat meningkatkan pH tanah Agus dan Subiksa, 2008. Penambahan kation polivalen seperti Fe dan Al akan menciptakan tapak
jerapan bagi ion fosfat sehingga bisa mengurangi kehilangan hara P melalui pencucian Rachim, 1995. Tanah gambut juga kahat unsur mikro karena dikhelat
diikat oleh bahan organik Rachim, 1995. Oleh karenanya diperlukan pemupukan unsur mikro seperti terusi, mangan sulfat dan seng sulfat. Pemberian
terak baja 2 – 5 tonhatahun dapat mengurangi fitotoksik asam organik dan meningkatkan efisiensi pupuk P.
2.4. Peranan Unsur Hara pada Tanaman Kelapa Sawit
Nitrogen N
Unsur hara ini berperan penting untuk pertumbuhan vegetatif tanaman, antara lain untuk pembentukan protein, sintesis klorofil dan untuk proses
metabolisme. Mangoensoekarjo 2007 menyebutkan kekahatan N akan mengurangi pemanfaatan sinar matahari dan ketidakseimbangan serapan unsur
hara lainnya. Tanda-tanda tanaman yang mengalami kekahatan N, yakni daun tua berwarna hijau pucat kekuning-kuningan, kecepatan produksi daun menurun, anak
daun sempit dan menggulung. Beberapa penyebab kekahatan N antara lain berkurangnya proses mineralisasi N terutama pada tanah tergenang atau pada pH
tanah asam di bawah 4, tidak cukup atau tidak efektifnya aplikasi nitrogen. Upaya mengatasi kekahatan N yakni melalui pemupukan N.
Fosfor P
Unsur hara ini berperan penting dalam pertumbuhan akar selama tahap awal pertumbuhan tanaman, proses transfer energi sebagai penyusun Adenosin Di
13 Phosphate ADP atau Adenosin Tri Phosphate ATP. Ketersediaan unsur fosfor
akan memperkuat pertumbuhan batang dan meningkatkan mutu buah yang dihasilkan. Pada tanaman kelapa sawit akibat kekahatan P, tanaman tumbuh kerdil
dengan pelepah pendek dan batang tumbuh meruncing. Beberapa penyebab kekahatan P antara lain erosi tanah-tanah bagian atas top soil, aplikasi pupuk P
yang tidak sebanding dengan yang terangkut tanaman sehingga produksi tetap rendah, pupuk P yang diberikan terikat oleh senyawa Al aluminium dan Fe
besi pada tanah dengan pH rendah, sehingga P tidak tersedia bagi akar tanaman. Untuk mengatasi kekahatan P yakni dengan meningkatkan dan mempertahankan
status P tanah dan tanaman dengan aplikasi pemupukan P yang tepat setiap tahun berdasarkan hasil analisis daun dan tanah Mangoensoekarjo, 2007.
Kalium K
Unsur hara ini dibutuhkan dalam proses membuka dan menutup stomata daun, oleh karena itu kekahatan hara K sering terjadi pada saat musim kemarau.
Berperan pada pengangkutan hasil-hasil fotosintesis, mengaktifkan enzim dan melakukan sintesa minyak. Pada tanaman kelapa sawit unsur hara K berpengaruh
terhadap jumlah dan ukuran tandan buah, dan berperan untuk ketahanan terhadap serangan penyakit. Kekahatan K dikenal sebagai Diffused Mid-Crown Yellowing
dan White Strip yang sering terjadi pada tanah masam berpasir dan tanah gambut Mangoensoekarjo, 2007.
Kalsium Ca
Kalsium Ca yang merupakan salah satu unsur hara esensial, mempunyai peranan penting dalam menjaga integritas sel dan permeabilitas
membran. Unsur hara ini juga berperan dalam penyerbukan dan pertumbuhan serta mengaktifkan enzim dalam proses mitosis sel, pembelahan dan pemanjangan
sel. Kalsium juga penting dalam sintesis protein dan transfer karbohidrat Jones Jr. et al., 1991. Pemberian kalsium tidak selalu dibutuhkan oleh tanaman.
Menurut Mutert et al. 1999, pemberian kalsium yang merupakan hasil
14 pembakaran dari kapur, dapat meningkatkan dekomposisi tanah gambut.
Penyerapan kalsium oleh tanaman juga dapat menekan penyerapan K dan Mg, sebaliknya penyerapan K atau Mg juga dapat menekan serapan terhadap Ca.
Magnesium Mg
Fungsi utama unsur Mg menentukan efisiensi fotosintesis, proses metabolisme fosfat, respirasi tanaman, dan mengaktifkan kegiatan enzim dalam
tanaman, karena Mg merupakan titik sentral atau menjadi elemen pusat klorofil daun. Gejala awal kekahatan defisiensi Mg ditandai dengan tanaman berwarna
hijau kekuningan pada ujungnya, dan pada daun tua khususnya yang terkena sinar matahari, sedangkan daun muda yang baru terbentuk berwarna normal. Kekahatan
Mg tidak terlihat adanya kenampakan klorosis pada bagian-bagian daun yang terlindung dari sinar matahari langsung. Kekahatan Mg dapat disebabkan karena
kurang tersedianya Mg atau tidak adanya keseimbangan antara Mg dan kationnya, yang sering dijumpai pada daerah dengan curah hujan tinggi 3500 mmtahun.
Beberapa upaya untuk mengatasi kekahatan Mg antara lain dengan memperbaiki rasio Ca dan Mg dapat ditukar atau dengan rasio Mg dan K dapat ditukar,
pemupukan yang rasional serta memperbaiki pH tanah pada area pertanaman Mangoensoekarjo, 2007.
Tembaga Cu
Unsur mikro Cu penting dalam pembentukan klorofil daun, dan sebagai katalisator berbagai proses fisiologis tanaman. Gejala kekahatan Cu sedikit terjadi
pada tanaman perkebunan di tanah mineral, namun sering terjadi pada tanaman kelapa sawit yang ditanam di tanah gambut. Cu merupakan unsur hara mikro yang
ketersediannya sangat rendah pada tanah gambut dalam Mutert et al., 1999. Pada tanaman yang kahat Cu, terlihat pada jaringan daun gejala klorosis berwarna
hijau pucat sampai kuning keputih-putihan di bagian tengah-tengah anak daun yang telah membuka. Pada stadium kekahatan Cu yang berat daun berwarna
kuning pucat, mengering kemudian mati. Beberapa penyebab kekahatan Cu antara
15 lain rendahnya Cu di dalam tanah, aplikasi pupuk N dan P dalam jumlah besar
tanpa diimbangi dengan pupuk K yang cukup dan rendahnya kalium dapat ditukar Mangoensoekarjo, 2007.
Zinc Zn
Unsur hara Zn berperan penting dalam aktivitas enzimatis, sintesa triptopan. Zn diserap tanaman dalam bentuk Zn
2+
. Kekahatan Zn banyak terjadi di tanah gambut. Gejala kekahatan Zn, yakni bentuk daun berukuran tidak normal
dan matinya jaringan tanaman Mangoensoekarjo, 2007. Gejala defisiensi Zn juga dilaporkan terjadi pada tanah gambut dangkal yang langsung berbatasan
dengan pasir Von Uexkull dan Fairhust, 1999.
2.5. Pupuk Majemuk Tablet Slow Release