penelitian ini. Rasio yang dipilh dalam penelitian ini disesuaikan dengan data dan informasi yang tersedia dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Rasio-rasio yang digunakan sebagai
variabel independen adalah seperti berikut ini.
a. Variabel Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah 1. Perfomance Government Wealth
Merupakan ukuran kinerja keuangan pemerintah yang dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah selisih total pendapatan dengan total biaya dengan total
pendapatan. Untuk penghitungan variabel ini menurut Plammer et al. 2007 rumus yang digunakan adalah seperti berikut ini.
PERF
GW
=
2. Performance Fund
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan pemerintah terutama dalam setahun pengeluaran yang menurut Plammer et al. 2007 dapat
diformulasikan seperti berikut ini.
PER
FUND
=
3. Return on Equity
Return on equity merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara jumlah surplus atau defisit anggaran dengan jumlah total dana yang dimilki oleh pemerintah
daerah. Angka rasio ini memberi penggambaran pada pemakai laporan keuangan pemerintah terkait kemampuan pemerintah daerah dalam memperoleh pendapatan dan
melakukan pengeluaran dalam anggaran pemerintah dengan jumlah fund atau ekuitas dana pemerintah. Menurut Cohen 2006 formula untuk menentukan angka rasio ini
adalah seperti berikut ini.
ROE = 4.
Return on Asset
Return on asset merupakan angka rasio yang menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam menghasilkan surplus atau defisit anggaran pemerintah
daerah dengan jumlah total asset yang dimilki oleh pemerintah daerah. Angka rasio ini merupakan proporsi antara jumlah surplus atau defisit anggaran dengan jumlah
asset dalam neraca pemerintah daerah. Untuk menghitung angka rasio ini, menurut Cohen 2006 formula yang digunakan adalah seperti berikut ini.
ROA = 5.
Profit Margin
Profit margin adalah rasio kinerja keuangan pemerintah daerah yang menggambarkan perbandingan antara jumlah surplus atau defisit anggaran dengan
total pendapatan asli daerah. Angka rasio ini menggambarkan kemampuan daerah dalam menutup jumlah belanja pemerintah daerah dengan pendapatan asli daerah
yang mampu diperoleh oleh pemerintah daerah. Semakin tinggi angka rasio ini memberi penggambaran pada pemakai laporan keuangan pemerintah daerah dalam
membiayai pengeluaran atau belanja daerah sehingga menghasilkan jumlah atau
surplus anggaran pemerintah daerah. Untuk menentukan angka rasio ini, penelitian ini menggunakan formula yang digunakan oleh Cohen 2006 seperti berikut ini.
PM = b.
Variabel Posisi Keuangan Pemerintah Daerah 1.
Position Goverment
Merupakan ukuran
untuk posisi
keuangan pemerintah daerah
yang menggambarkan perbandingan antara jumlah total bersih asset dengan jumlah
total pendapatan. Rasio ini menggambarkan kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatan dengan jumlah asset yang dimilki. Angka rasio ini
dihitung dari komponen laporan keuangan neraca dan laporan realisasi anggaran. Menurut Plammer et al. 2007 rasio ini dihitung dengan formula seperti berikut
ini.
POS
GW
= 2.
Position Fund
Merupakan ukuran yang digunakan untuk menilai posisi keuangan pemerintah yang menggambarkan perbandingan antara jumlah total ekuitas dana pemerintah
dengan total ekuitas dana yang diperoleh dari pendapatan asli daerah. Untuk penghitungan rasio ini, penelitian ini menggunakan formula seperti yang
digunakan oleh Plammer et al. 2007 berikut ini.
POS
FUND
=
c. Variabel Efisiensi Pemerintah Daerah 1.
Debt Service to Asset
Merupakan indikator keuangan yang mengggambarkan kemampuan pemerintah daerah untuk menjamin pokok pinjaman beserta bunga dan biaya lain terkait
pinjaman dengan total aktiva yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Untuk mengukur indikator ini digunakan formula sebagamana digunakan oleh Groves et
al. 2001 seperti berikut ini.
DSA =
2. Maintenance Effort
Maintenance effort merupakan indikator keuangan yang menggambarkan perbandingan antara total pengeluaran untuk perbaikan dan pemeliharaan asset
milik pemerintah daerah dengan total asset yang dimilki daerah. Untuk menentukan angka indikator keuangan ini digunakan rumus yang diambil dari
Groves et al. 2001 seperti berikut ini.
ME =
3. Level of Capital Outlay
Merupakan rasio yang menggambarkan tingkat pengeluaran modal yang didanai dari modal operasional dengan seluruh total pengeluaran. Angka indikator ini
menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam melakukan efisiensi pada
kegiatan operasionalnya. Untuk menentukan angka rasio ini digunakan formula sebagaimana digunakan oleh Groves et al. 2001 berikut ini.
LCO =
4. Total Expenditure to Total Revenue
Merupakan perbandingan antara jumlah total pengeluaran dengan jumlah total pendapatan yang diterima oleh pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu.
Angka rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah dalam menghasilkan pendapatan dengan pengeluaran yang dilakukan. Untuk menentukan angka rasio
ini digunakan rumus seperti yang digunakan oleh McGowen 1983 berikut ini.
ETR =
5. Fixed Expenditure to Operating Revenues
Merupakan perbandingan antara jumlah pengeluaran tetap yang harus dilakukan pemerintah dengan jumlah operating revenue dalam satu periode tertentu. Rasio
ini menggambarkan kemampuan daerah dalam menutup jumlah pengeluaran tetap dengan jumlah pendapatan dari kegiatan pemerintah daerah dalam kegiatan
operasionalnya. Menurut Groves et al. 2001 formula yang digunakan dalam menentukan rasio ini adalah seperti berikut ini.
FETOR =
d. Variabel Kewajiban Pemerintah Daerah
1. Current Liability Government Wealth
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan pemerintah dalam memenuhi kewajiban lancar dengan akiva lancar yang dimiliki yang menurut Plammer et al.
2007 dapat diformulasikan seperti berikut ini.
CL
GW
=
2. Current Liability Fund
Merupakan rasio yang menggambarkan likuiditas pemerintah dalam melunasi seluruh hutang-hutang lancarnya. Untuk menghitung rasio ini digunakan formula
seperti yang digunakan oleh Plammer et al. 2007 berikut ini.
CL
GW
=
3. Liquidity