Strategi pengumpulan data dan sumber data adalah strategi arsip yaitu data yang dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Sumber data dari strategi ini adalah
data sekunder secondary data yaitu teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan data dari basis data Kuswadi dan Mutiara, 2004. Data sekunder tersebut
terdiri dari data berikut ini. 1. Laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2005, 2006 dan 2007 yang disusun
berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah PSAP Nomor: 1 Tentang Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah.
2. Perundang-undangan dan peraturan lain yang terkait dengan penyusunan, penyajian dan pelaporan keuangan pemerintah daerah.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut dikumpulkan dari catatan atau basis data baik berupa hardcopy maupun softcopy yang diperoleh dari hasil download pada website dan
dokumentasi arsip-arsip Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BPK RI yaitu
www.bpk.go.id
dan sumber lain yang terkait
D. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah probabilitas pemerintah daerah untuk non financial distress dan pemerintah daerah financial distress. Gilbert et al. 1990
mendefinisikan financial distress sebagai ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Kesulitan keuangan suatu perusahaan dapat digambarkan mulai dari ketidakmampuan bisnis
dalam membayar kewajiban jangka pendek sampai dengan ketidakmampuan perusahaan mengatasi semua kewajibannya. Sementara itu, Jones dan Walker 2007 mendefinisikan
financial distress pemerintah sebagai ketidakmampuan pemerintah untuk menyediakan pelayanan pada publik sesuai standar mutu pelayanan yang telah ditetapkan. Ketidakmampuan
pemerintah ini karena pemerintah tidak mempunyai ketersediaan dana untuk diinvestasikan pada infrastruktur yang digunakan dalam penyediaan pelayanan pada publik tersebut. Variabel
dependen dalam penelitian ini merupakan variabel dengan dua alternatif, yaitu pemerintah daerah yang tidak mengalami financial distress dan pemerintah daerah yang mengalami financial
distress. Penentuan kriteria dalam penelitian ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah No.
542005 Tentang Pinjaman Daerah. Ketentuan ini bertujuan memberikan pedoman kepada daerah agar dalam menentukan jumlah Pinjaman Jangka Panjang perlu memperhatikan
kemampuan Daerah untuk memenuhi semua kewajiban daerah atas pinjaman daerah. Penerimaan Umum APBD” adalah seluruh Penerimaan APBD tidak termasuk Dana Alokasi
Khusus, Dana Darurat, dana pinjaman lama, dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluaran tertentu yang dapat dirumuskan seperti berikut ini.
PU = PD – DAK + DD + DP + PL
Notasi: PU = Penerimaan Umum APBD.
PD = Jumlah Penerimaan Daerah. DAK = Dana Alokasi Khusus.
DD = Dana Darurat. DP = Dana Pinjaman.
PL = Penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluaran tertentu.
Debt Service Coverage Ratio DSCR adalah perbandingan antara penjumlahan Pendapatan Asli Daerah, Bagian Daerah dari Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan, dan Penerimaan Sumber Daya Alam, dan Bagian Daerah Lainnya seperti Pajak Penghasilan Perseorangan, serta Dana Alokasi Umum setelah dikurangi Belanja Wajib,
dengan penjumlahan angsuran pokok, bunga, dan biaya pinjaman lainnya yang jatuh tempo. Debt Service Coverage Ratio DSCR dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut ini.
DSCR =
Notasi: DSCR = Debt Service Coverage Ratio.
PA = Pendapatan Asli Daerah.
BD = Bagian Daerah dari Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, dan penerimaan sumber daya alam, serta bagian
Daerah lainnya seperti dari Pajak Penghasilan perseorangan. DAU
= Dana Alokasi Umum. BW = Belanja Wajib, yaitu belanja yang harus dipenuhitidak bisa dihindarkan
dalam tahun anggaran yang bersangkutan oleh Pemerintah Daerah seperti belanja pegawai.
P =Angsuran pokok pinjaman yang jatuh tempo pada tahun anggaran yang
bersangkutan.
B =Bunga pinjaman yang jatuh tempo pada tahun anggaran yang
bersangkutan. BL
=Biaya lain biaya komitmen, biaya bank, dan lain lain. Ketentuan kelayakan pemberian pinjaman jangka panjang adalah seperti berikut ini.
a. Jumlah kumulatif pokok Pinjaman Daerah yang wajib dibayar tidak melebihi 75 tujuh puluh lima persen dari jumlah penerimaan umum APBD tahun
sebelumnya. b. Debt Service Coverage Ratio DSCR paling sedikit 2,5 dua setengah.
c. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang berasal dari Pemerintah.
d. Mendapat persetujuan DPRD. Variabel independen dalam penelitian ini diukur dengan mengggunakan variabel dummy,
untuk pemerintah daerah yang tidak mampu memenuhi kriteria tersebut di atas, maka dinyatakan mengalami financial distress dan dilambangkan dengan angka 0, sementara untuk pemerintah
daerah yang memenuhi kriteria tersebut dinyatakan dalam kondisi non financial distress dan dilambangkan dengan angka 1.
2. Variabel Independen