Buku Putih Kota Jepara III-8
9.500 10.000
10.500 11.000
11.500
Ju m
lah K
asu s
Jepara Tahunan
Kecam atan
Kasus ISPA di Kec. Jepara dan Kec. Tahunan
ISPA
Gambar 3.2
Sumber : Puskesmas Jepara dan Puskesmas Tahunan, 2008
Dari gambar diatas terlihat bahwa penemuan kasus ISPA di Kecamatan Tahunan 11.452 kasus kejadiannya lebih banyak dari Kecamatan Jepara
10.625 kasus.
3.1.3 Kuantitas dan Kualitas Air
Dilihat dari segi kuantitas, maka untuk kebutuhan air bersih Kabupaten Jepara masih sangat kurang. Hal ini terlihat dari jumlah sumur bor atau mata air
yang telah dikelola oleh PDAM hingga tahun 2008 hanya baru sejumlah 44 lokasi titik yang berupa sumur bor dan cakupan pelayanan tingkat kabupaten baru
mencapai 11,13 , sedangkan untuk daerah perkotaan mencapai 84,8, sehingga sebagian besar masyarakat menggunakan sumur gali sebagai sumber
air untuk kebutuhan air minum. Hal tersebut juga didukung oleh studi EHRA
Jepara yang menyatakan bahwa untuk kasus kelangkaan air, studi menemukan sekitar 3,4 rumah tangga yang mengalami kelangkaan air dari sumber air
utama dalam dua minggu terakhir selama 1 hari 1 malam atau lebih, sedangkan jika rentang waktu kelangkaan diperpanjang menjadi satu tahun maka kasus
kelangkaan yang dijumpai meningkat hampir tiga kalinya menjadi sebesar 9,26 EHRA Jepara, Juli 2010.
Sedangkan secara kualitas air bersih yang digunakan oleh PDAM sebagai sumber air baku di Kabupaten Jepara relatif aman atau memenuhi baku
mutu standar kualitas air minum dari Departemen Kesehatan, khususnya Permenkes RI Nomor 416MenkesPerIX90. Secara umum, sumur bor yang
dimiliki oleh PDAM tergolong dalam kategori sumur dalam dimana kedalaman pengeboran mencapai ± 150 m di bawah permukaan tanah. Hasil pemeriksaan
Buku Putih Kota Jepara III-9
laboratorium kualitas air bersih dari beberapa sumber sampel air seperti : sumur Bor PDAM, pelanggan PDAM, Sumur Gali masyarakat, Air Permukaan yang
dilakukan oleh DKK Kabupaten Jepara dan pemeriksaan kimia terhadap beberapa sungai yang ada di Jepara yang dilakukan oleh BLH Kabupaten
Jepara, hasil laboratorium pemeriksaan air PDAM, sumur gali maupun air sungai secara detail dapat dilihat pada Lampiran 5.
3.1.4 Limbah Cair Rumah Tangga
Sebagian besar pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga di lingkungan masyarakat Kabupaten Jepara dengan sistem septic tank dan sebagian lainnya
dibuang ke drainase SPAL baik saluran terbukatertutup maupun langsung dibuang di area terbukasungai. Dalam jangka menengah kedepan terutama
untuk daerah perkotaan, perlu adanya pemikiran Limbah Cair Rumah Tangga diolah secara khusus melalui suatu sistem komunal maupun terpusat untuk skala
kota off site system. Hal ini mengingat permukaan air tanah di Jepara cukup rendahdangkal, sehingga sangat mudah tercemar oleh septic tank yang
dibangun tidak kedap air.
3.1.5 Limbah Padat Sampah