Aspek Teknis dan Operasional Permasalahan

Buku Putih Kota Jepara III-44 2. Menjaga kuantitas air baku, sehingga kontinuitas pelayanan melalui peningkatan dan kapasitas produksi di masa yang akan datang dapat terpenuhi. 3. Meningkatkan profesionalisme karyawan sehingga kinerja manajemen yang berorientasi kepada pelanggan dapat berjalan baik. 4. Meningkatkan fasilitas pelayanan air bersih kepada masyarakat. 5. Meningkatkan image dan kinerja perusahaan.

3.5.4 Aspek Teknis dan Operasional

Langkah-langkah PDAM Kabupaten Jepara untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut adalah dengan membuat sumur dalam pengeboran air bawah tanah ± 150 m yang digerakkan oleh tenaga listrik dan genset. Unit produksi yang dimiliki oleh PDAM antara lain : 1. Unit Produksi Sumur Dalam Jepara Sumur Bor Dalam Jepara sejumlah 23 unit dengan kapasitas terpasang 138,8 literdetik 2. Unit Produksi Sumur Dalam Bangsri Sumur Bor Dalam Bangsri sejumlah 2 unit dengan kapasitas terpasang 20,5 literdetik. 3. Unit Produksi Sumur Dalam Mlonggo Sumur Bor Dalam Mlonggo sejumlah 3 unit dengan kapasitas terpasang 34,4 literdetik. 4. Unit Produksi Sumur Dalam Pecangaan Sumur Bor Dalam Pecangaan sejumlah 3 unit dengan kapasitas terpasang 8,1 literdetik. 5. Unit Produksi Sumur Dalam Tahunan Sumur Bor Dalam Tahunan sejumlah 5 unit dengan kapasitas terpasang 22 literdetik. 6. Unit Produksi Sumur Dalam Pakis Aji Sumur Bor Dalam Pakis Aji sejumlah 3 unit dengan kapasitas terpasang 23,1 literdetik. 7. Unit Produksi Sumur Dalam Kalinyamatan Sumur Bor Dalam Kalinyamatan sejumlah 2 unit dengan kapasitas terpasang 20,2 literdetik. 8. Unit Produksi Sumur Dalam Kedung I Buku Putih Kota Jepara III-45 Sumur Bor Dalam Kedung I sejumlah 2 unit dengan kapasitas terpasang 13,4 literdetik. 9. Unit Produksi Sumur Dalam Kedung II Sumur Bor Dalam Kedung II sejumlah 2 unit dengan kapasitas terpasang 17,1 literdetik. 10. Unit Produksi Sumur Dalam Batealit Sumur Bor Dalam Batealit sejumlah 1 unit dengan kapasitas terpasang 7,1 literdetik. Untuk lebih memperjelas seberapa besar cakupan layanan PDAM, dapat dilihat Peta Jaringan Air Bersih Kabupaten Jepara yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

3.5.5 Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi oleh PDAM Kabupaten Jepara sebagai unit usaha yang berkewajiban menyediakan sarana akses air bersih di Kabupaten Jepara dapat adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya monopoli dalam pengelolaan air minum, yang terlihat dengan banyaknya masyarakat yang lebih memilih untuk memanfaatkan sumur galisumur bor sebagai sarana akses mereka untuk pemenuhan kebutuhan air bersih. 2. Kurangnya manajemen PDAM 3. Kurang disiplinnya pelanggan dalam membayar tagihan rekening air minum. 4. Semakin banyaknya usaha air isi ulang di Kabupaten Jepara yang membuat semakin berkurangnya pelanggan air PDAM. 5. Tingkat kehilangan air yang relatif tinggi yaitu sebesar 21,64 pada tahun 2009 diharapkan dapat segera tertangani, sehingga pendistribusian air bersih menjadi lebih efisien. 6. Berkurangnya catchment area di Kabupaten Jepara mengakibatkan ketersediaan air baku untuk PDAM semakin menipis. Selain itu ketidaksediaan data jumlah sumur galisumur bor yang dimiliki rumah tangga di masing-masing kelurahan oleh pihak DKK Jepara berakibat pada sulitnya pengawasan dan pemantauan terhadap kualitas sumur galisumur bor yang dimiliki masyarakat rumah tangga di Kabupaten Jepara. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh DKK Jepara hanya terbatas pada pemeriksaan Buku Putih Kota Jepara III-46 sampling kualitas air bersih yang dilakukan di permukiman padat penduduk dan kumuh di wilayah Kabupaten Jepara. Hasil uji kualitas air sumur dangkal di wilayah pemukiman penduduk dapat dilihat pada Lampiran 3. Gambar 3.15 Sumber : PDAM Kabupaten Jepara Buku Putih Kota Jepara III-47

3.6 Komponen Sanitasi Lainnya