Dampak Ekonomi Infrastruktur dan Kepemilikan

commit to user

a. Dampak Ekonomi

Segmen wisata ala backpacker, mempunyai banyak dampak positif terutama bagi perekonomian masyarakat lokal. Hampton 2009 memberikan beberapa dampak ekonomi yang ditimbukan dari backpacker seperti di bawah ini : a. Devisa dan Kebocoran Foreign Exchange and Leakages Meskipun jika dibandingkan dengan wisatawan konvensional backpacker menghasilkan devisa yang lebih kecil, akan tetapi backpacker lebih unggul dalam rata – rata lama tinggal Longer Average Length of Stay sehingga backpacker mempunyai pengeluaran yang lebih tinggi di sebuah negara per wisatawan. Wisatawan konvensional mengalami tingkat kebocoran hingga 70 sedangkan backpacker hanya sekitar 30 Hampton 2009. b. Hubungan dengan Ekonomi Lokal Lingkages with Local Economic Wisatawan konvensional lebih suka menggunakan barang – barang impor bermerk, akan tetapi backpacker menggunakan produk – produk lokal makanan,transportasi, dan sebagainyaHampton, 2009. Dengan kata lain, segmen backpacker mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan perkembangan ekonomi lokal dari pada wisatawan konvensional Hampton 2009 .

b. Infrastruktur dan Kepemilikan

Sering menjadi perdebatan, bahwa backpacker hanya membutuhkan infrastruktur yang “minimalis” yang berarti akan menjadikan investasi berkurang Ian dan Musa 2005. Riley 1998 dalam Ian dan Musa 2005 mengatakan : commit to user “Thus, this category of traveler is not so concerned about amenities e.g. plumbing, restaurants e.g. westernized food, and transportation e.g. air conditioning geared specifically to the tastes of the mass tourist. If a budget traveler place has an appeal to Western tastes e.g.banana pancakes, it requires minimal infrastructure ”Riley 1988 dalam Ian dan Musa 2005. Infrastruktur yang biasa digunakan wisatawan konvensional biasanya dibangun dengan investasi pihak asing. Sebaliknya, industri – industri kecil yang digunakan oleh para backpacker biasanya didirikandimiliki oleh masyarakat lokal dan memperkerjakan masyarakat lokalkeluarga mereka Ian dan Musa 2005. Itu berarti, ketika backpacker menggunakan fasilitas ini berarti para backpacker ini ikut berkontribusi secara langsung terhadap pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Lebih jauh Hampton 2009 mengatakan walaupaun infrastruktur yang digunakan wisatawan konvensinal lebih banyak menghasilkan lapangan kerja langsung, akan tetapi mana yang lebih baik menjadi cleaning service di Hotel berbintang atau memiliki sebuah guest house ? Industri Low capital needs seperti ini akan lebih banyak memunculkan kepemilikan – kepemilikan lokal. Biasanya penghasilan yang di dapat lenih tinggi dari pada pertanian, perikanan, atau sektor informal lainya Hampton, 2009. Regina Scheyvens 2002 mengelompokkan menjadi dua kriteria bagaimana backpacker dapat memfasilitasi pengembangan masyarakat lokal. Dua kriteria tersebut adalah : a Economic Development Criteria 1 Menghabiskan lebih banyak uang karena mempunyai waktu tinggal yang lebih lama. commit to user 2 Lebih banyak destinasi wisata yang dikunjungi sehingga uang yang dihabiskan menyebar ke area yang lebih luas, daerah yang lebih jauh, daerah dengan ekonomi yang kurang bagus, atau daerah yang terasing. 3 Lebih banyak menggunakan produk – produk lokal, misalnya makanan, hotel murah kepemilikan pada masyarakat lokal, transportasi, dan sebagainya. 4 Keuntungan ekonomi dapat lebih menyebar ke masyarakat bahkan individu dengan modal yang kecil dan pelatihan trainning yang sederhana akan tetapi akan menghasilkan produk barang dan jasa. 5 Pemanfaatan sumber daya lokal dapat meminimalsasi barang – barang impor, misalnya : penggunaan bambu untuk furniture hotel. 6 Significant Multlipier Effect sebagai gambaran dari kemampuan sumber daya lokal. b Non-Economic Development Criteria 1 Perusahaan yang berhubungan dengan backpacker biasanya usaha kecil sehingga dan kepemilikan dan kontrrol dapat dilakukan secara lokal. 2 Masyarakat lokal dapat meningkatkan perekonomianya dengan memiliki usaha mereka sendiri dan bukan hanya menjadi pekerja rendah ex : cleaning service di perusahaan orang lain. 3 Karena masyarakat lokal mengoperasikan usaha mereka sendiri, masyarakat lokal dapat membentuk organisasi yang dapat mepromosikan pariwisata lokal, memberikan masyarakat kekuatan commit to user dalam menegakan ketertarikan mereka dan juga untuk bernegoisasi dengan pihak luar. 4 Ketertarikan backpacker dalam berinteraksi dan belajar dari masyarakat lokal dapat mendorong ke arah revitalisasi kebudayaan tradisional, menghormati kepercayaan dari masyarakat, dan kebanggaan terhadap aspek tradisional yang dimiliki oleh seseorang. 5 Backpacker menggunakan lebih sedikit sumber daya , seperti lebih memilih menggunakan shower dan kipas angin dari pada bath tub dan AC, yang mana ini berarti lebih ramah lingkungan. 6 Pelayanan dari masyarakat lokal akan dapat bersing dengan dominasi perusahaan – perusahaan yang berhubungan dengan pariwisata oleh pihak asing.

c. Backpacker dan pembangunan kembali perkotaan urban redevelopment