Pengertian Wisatawan Tipologi Wisatawan

commit to user e. Pariwisata Politik Political Tourism. Yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk menyaksikan suatu peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara. f. Pariwisata Agama Religiaon Tourism. Yaitu jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk menyaksikan atau menjalankan kegiatan keagamaan.

C. Pengertian Wisatawan

Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan yang dimaksud dengan wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Wisata itu sendiri adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Menurut International Union of office Travel Organization IUOTO, yang dimaksud wisatawan adalah setiap pengunjung yang tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 6 bulan ditempat yang dikunjunginya dengan maksud kunjungan antara lain : a. Berlibur, rekreasi, dan olahraga b. Bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, kunjungan dengan alas an kesehatan, atau kegiatan keagamaan. Sedangkan Yoeti 1982:130 menyimpulkan bahwa seseorang dikatakan wisatawan apabila : a. Perjalanan tersebut dilakkan lebih dari 24 jam b. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu saja commit to user c. Orang yang melakukan tidak untuk mencari nafkah di tempat atau Negara yang dikunjunginya

D. Tipologi Wisatawan

Wisatawan dapat diklasifikasikan dengan menggunakan berbagai dasar. Menurut Murphy 1985 dalam Diarta Pitana 2009 ,pada prinsipnya dasar – dasar klasifikasi tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu : 1 Berdasarkan interaksi Interactional Type Pada tipologi berdasarkan interaksi ini, penekannya pada sifat – sifat interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal. 2 Berdasarkan Kognitif – Normatif Cognitive- Normative model Pada tipologi berdasarkan kognitif normatif lebih ditekankan pada motivasi yang melatarbelakangi perjalanan. Cohen 1972 mengklasifikasikan wisatawan atas dasar tingkat familiarsi dari daerah yang akan dikunjungi, serta tingkat pengorganisasian perjalanan wisatanya Diarta Pinata 2009. Atas dasar ini, Cohen menggolongkan wisatawan ke dalam empat kelompok, yaitu : 1. Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali belum diketahuinya, yang berpergian dalam jumlah kecil. 2. Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur perjalananya sendiri tidak mau mengikuti jalan – jalan wisata yang sudah umum melainkan mencari hal yang tidak umum off the beaten track. Wisatawan seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standart lokal dan tingkat interaksinya dengan masyarakat lokal juga tinggi. commit to user 3. Individual Mass Tourism, yaitu wisatawan yang hanya mau menyerahkan pengaturan perjalananya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah terkenal 4. Organized Mass Tourism, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang sudah ditemuinya di tempat tinggalnya, dan perjalanannya selalu dipandu oleh pemandu wisata. Sedangkan Smith 1977 dalam Diarta Pitana 2009 mengklasifikasikan wisatawan menjadi tujuh, yaitu : 1. Explorer, yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan berinteraksi secara intensif dengan masyarakat lokal, bersedia menerima fasilitas seadanya. 2. Elite, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan yang belum di kenal, tetapi dengan pengaturan terlebih dahulu, dan bepergian dalam jumlah yang kecil. 3. Off-Beat, yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak ikut ke tempat – tempat sudah ramai dikunjungi. Biasanya wisatawan seperti ini siap menerima fasilitas seadanya di tempat lokal. 4. Unusual, yaitu wisatawan yang dalam perjalananya sekali waktu juga mengambil aktivitas tambahan, untuk mengunjungi tempat – tempat baru atau melakukan kativitas yang agak beresiko. Meskipun dalam aktivitas tambahanya bersedia menerima fasilitas apa adanya tetapi program pokoknya tetap harus memberikan fasilitas standar. commit to user 5. Incipient, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan secara individual atau dalam kelompok kecil, mencari daerah tujuan wisata yang mempunyai fasilitas standar tetapi masih menawarkan keaslian authenticity. 6. Mass, yaitu wisatawan yang berpergian ke daerah tujuan wisata dengan fasilitas yang sama seperti di daerahnya, atau bepergian ke daerah tujuan wisata dengan environmental bubble yang sama. Interaksi dengan masyarakat lokal sangat kecil, terkecuali dengan mereka yang langsung berhubungan dengan usaha pariwisata. 7. Charter, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata dengan lingkungan yang mirip dengan daerah asalnya, dan biasanya hanya untuk bersantaibersenang – senang. Mereka berpergian dalam jumlah besar dan meminta fasilitas berstandar internasional. Dalam pendekatan kognitif – normatif, Plog 1972 dalam Diarta Pitana 2009 mengembangkan tipologi wisatawan sebagai berikut : 1. Allocentric, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi tempat – tempat yang belum diketahui, bersifat petualangan adventure, memanfaatkan fasilitas yang disediakan masyarakat lokal. 2. Psychocentric, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan negaranya sendiri. Mereka melakukan perjalanan wisata dengan program yang pasti dan memanfaatkan fasilitas dengan standar internasional. commit to user 3. Mid-centric, terletak diantara allocentric dan psychocentric Berdasarkan perilaku wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata, Gray 1970 membedakan wisatawan menjadi dua, yaitu Diarta Pitana 2009 : 1. Sunlust tourist, adalah wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah dengan tujuan utama untuk beristirahat atau relaksasi. Wisatawan tipe ini mengharapkan keadaan iklim, fasilitas, makanan, dan lain – lain yang sesuai standar negara asalnya. 2. Wanderlust tourist, adalah wisatawan yang perjalanan wisatanya di dorong oleh motivasi untuk mendapatkan pengalaman baru, mengetahui kebudayaan baru, ataupunn mengagumi keindahan alam yang belum pernah dilihat. Wisatawan seperti ini lebih tertarik pada DTW yang mampu menawarkan keunikan budaya atau pemandangan alam yang mempunyai nilai pembelajaran tinggi.

E. Industri Dalam Pariwisata