Pedangang batik dan Tukang Becak yang Kurang Bersahabat Informasi Seputar Pariwisata yang Kurang

commit to user “Very Lively and Friendly city.” Alexander Weber, 28 tahun, Jerman “Very nice city, better than Jakarta.” Maece, 28 tahun, Belanda

b. Hal – hal yang Menganggu kenyamanan Wisatawan

Dalam general opinion yang dituliskan para responden, ditulis pula mengenai hal – hal yang menganggu mereka selama kunjungan wisata di Yogyakarta. Ada pula beberapa saran yang coba mereka berikan menyangkut tourism industri di Yogyakarta.Setelah dirangkum, terdapar beberapa poin yang menganggu kenyamanan para wisatawan asing ini selama di Yogyakarta, yaitu :

1. Pedangang batik dan Tukang Becak yang Kurang Bersahabat

Meskipun para wisatawan menganggap bahwa penduduk lokal ramah dan menyenangkan, hal itu tidak berlaku pada tukang becak dan para pemilik toko batik. Seperti misalnya mereka tidak di antar ke tempat tujuan mereka , malah justru ke toko batik, dan di paksa membeli dengan harga yang mahal. Pra tukang becak ini nantinya akan mendapat komisi dari penjual batik tersebut. Hal – hal semacam inilah yang membuat wisatawan tidak nyaman. Berikut beberapa opini mengenai komplain mereka terhadap tukang becak dan pemilik toko batik : “Very nice here, traditional impressions but batik Art seller are not telling the truth .” Christine Munch, 24 tahun, Jerman “Too much liar and scams, sell lots of same same same, we can not trust in anyone But people are friendly and nice”. Marus Furrer, 28 tahun, Switzerland “Nice city, friendly peole, but some sellers want to cheat on the tourist .”Kristina, 24 tahun, Jerman commit to user “Very nice and interesting city, but to much people on the street who want to sell something to you, or to offer you transport. Sometimes really exhoosting for a western european to be spoken at every corner from people who want to talk to you or to sell you something. We are simply not used to that ”. Verena Scgaffer, 36 tahun, Austria “Only problem for travellers in Yogya is that it is hard to ask for direction, because the person you ask may take you to gallery or smething instead of where you want to go. But I like it here very much overall and will came back soon. ” Gwendalen Hare, 25 tahun, Amerika

2. Informasi Seputar Pariwisata yang Kurang

Hal lain yang membuat para wisatawan kurang nyaman adalah minimnya informasi wisata yang dapat mereka temukan ketika di destinasi wisata. Peran TIC di sini sangat besar sekali. Beberapa wisatawan mengeluhkan tidak dapat menemukan TIC ketika berada di Yogyakarta. Adapula yang mengeluhkan TIC tidak memberikan informasi yang berarti selain sama dengan apa yang mereka baca di guidebook. Selain hal di atas, beberapa wisatawan juga mengeluhkan kurang jelasnya direction dalam bahasa inggris. Wisatawan juga menginginkan informasi yang jelas mengenai rute dan jadwal bis berkut dengan tarif yang jelas, sehingga mereka tidak tertipu dengan para tukang becak. Berikut ini beberapa saran yang wisatawan tuliskan dalam opini mereka tentang informasi kepariwisataan di DIY : “Yogya is a culturally interesting city where you can easily spend a few nice days. I enjoyed my stay here. The tourist information could be improved though. They couldn’t tell us anything besides what we already knew from our guidebook Lonely Planet. Information like bus map and timetables would be very useful. Without it we have to use becak all the time ” Silke, 27 Tahun, Jerman “Easy to get arround Yogyakarta, but need more information for doing tourist activities without a travel agency. Example : take a becak to commit to user sultan palace for puppet show. Pay Rp. 10.000,00 for becak and Rp. 17.000,00 for puppet show and palace. Provide more daytime activity information. Very friendly people, enjoy our stay. ” Aarow Fargo, 33 tahun, Amerika “More english introduction is needed.” Celina, 30 tahun, Taiwan “Java people are friendly Sight interesting – lots of history + culture. Tourist info point not very visible on Jl. Malioboro. Double entrance to Kraton and lack of info on shows not great, but gamelan and puppet lovely ” Claudia, 23 tahun, Inggris Walaupun terdapat banyak keluhan, secara keseluruhan para wisatawan ini relatif dapat menikmati ketika berada di DIY. Akan tetapi, keluhan – keluhan di atas dapat dijadikan bahan introspeksi bagi pelayanan pariwisata di DIY. Hingga akhirnya wisatawan yang datang akanmerasa nyaman, dan akan mempromosikan DIY. commit to user

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari analisis data dan pembahasan pada BAB IV sebelumnya, kesimpulan yang di dapat adalah sebagai berikut : 1 Wisatawan asing backpacker di Yogyakarta di dominasi oleh wanita yaitu sebanyak 56 dengan range umur antara 20 -30 tahun 69. Latar belakang pekerjaan di dominasi oleh pelajarmahasiswa 22,5 dan tingkat pendidikan paling banyak adalah S1 45,5. Para wisatawan backpacker ini didominasi dari wisatawan Eropa yaitu Belanda 29, Jerman 14, dan Prancis 10,5. 2 Para wisatawan sebagian besar melakukan perjalanan wisata dengan temanpatner 65. Kunjungan ke Yogyakarta sebagian besar merupakan kunjungan yang pertama 91,5. 3 Selama berada di Yogyakarta, jenis transportasi yang paling banyak digunakan adalah Trans Jogja 28, becak 18,5, dan taxi 18,5. Para wisatawan backpacker ini sebagian besar sedang melakukan rangkaian wisata mengunjungi Indonesia 56,5. 4 Sumber informasi para responden untuk mengetahui tentang Yogyakarta sebagian besar dari guidebook 23,5, guidebook rekomendasi temankeluarga 19,5, dan internet, guidebook, dan rekomendasi temankeluarga 14,5.