Adapun Kode Etik Guru Indonesia yang dikutip oleh Soetjipto 2004:34 adalah sebagai berikut :
1 Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. 2
Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional. 3
Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4 Guru mrnciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar mengajar. 5
Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. 6
Guru secar pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7 Guru memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan,
dan kesetiakawanan sosial. 8
Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9 Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
e. Peran Pemimpin Visioner Untuk Menghasilkan Calon Pendidik Yang
Berkarakter Kuat dan Cerdas
Kualitas guru di Indonesia dari waktu ke waktu semakin menurun. Hal ini terlihat dari tidak mampu bersaingnya lulusan dalam dunia kerja.
Selain itu juga terjadinya kemerosotan moral masyarakat yang disebabkan pembelajaran yang berkarakter kuat dan cerdas kurang optimal. Sehingga apa
yang diharapkan dari tujuan pembelajaran tidak bisa terwujud secara optimal pula.
Pemimpin instansi penghasil guru dituntut untuk menghasilkan tenaga pendidik yang bermutu sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam
hal ini yang dimaksud salah satunya adalah FKIP UNS sebagai Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan LPTK. Fungsi utama LPTK adalah
menghasilkan tenaga pendidik yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan perkembangan masyarakat yang dihadapi. Selain itu LPTK adalah sebagai
pengembang model pembelajaran yang memungkinkan tuntutan yang dapat dimiliki oleh calon guru. Untuk itu LPTK dituntut mampu melihat berbagai
persoalan yangada baik internal maupun eksternal, kekuatan maupun kelemahan, dan mampu melihat peluang maupun ancaman yang ada. Sejalan
dengan itu, LPTK dituntut mampu merumuskan kebijakan secara tepat dan sesuai dengan visi, misi dan tujuan. Sehingga secara otomatis dibutuhkan
seorang pemimpin yang mampu melihat segala faktor diatas yang terjadi karena perubahan, yaitu pemimpin denga gaya kepemimpinan visioner.
M. Furqon Hidayatullah 2007:77 menyatakan bahwa upaya peningkatan peran LPTK dalam rangka menghasilkan guru yang handal dapat
diarahkan pada penajaman:”1 kurikulum, 2 fasilitas dan prasarana, 3 sumber daya manusia khususnya tenaga pengajar dosen, 4 aspek penunjang
lainnya.” Selain itu M. Furqon Hidayatullah 2007:77 juga mengemukakan
upaya-upaya peningkatan peran LPTK untuk menghasilkan guru yang berkualitas antara lain dengan cara :
1 Perbaikan sistem seleksi calon mahasiswa baru
2 Kependidikan dibanding non kependidikan.
3 Optimalisasi pembentukan kemampuan mengajar
4 Adanya kendali mutu
5 Penguatan SDM sesuai yang dibutuhkan.
Agar tujuan dapat dicapai maka diperlukan adanya keteladanan dn komitmen kuat pemimpin fakultas, jurusan, dan program studi yang ada di
FKIP UNS dalam melaksanakan kegiatan akademik yang berkaulitas. Adapun strategi pencapaian tujuan tersebut tertuang dalam Rencana Strategi
Pengembangan FKIP UNS 2007-2011 2007:18-19 antara lain : 1
Mengembangkan learning faculty 2
Meningkatkan pemanfaatan sumber daya manusia 3
Menumbuhkan etos kegiatan yang dilakukan civitas akademika dalam setiap kegiatan di FKIP
4 Meningkatkan pembinaan mental spiritual civitas akademika untuk
mewujudkan insan yang beriman, bertaqwa, dan beramal shaleh 5
Meningkatkan fungsi dan peran jurusan, program studi, dan unit- unit di lingkungan FKIP UNS agar lebih berdaya dan mandiri
6 Membentuk unit penjaminan mutu untuk mewujudkan kegiatan
pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kegiatan pendukung memenuhi standar minimal yang ditentukan
7 Melaksanakan berbagai kegiatan kerjasama dan kemitraan dalam
rangka peningkatan kualitas serta untuk mendukung kegiatan akademik
8 Meningkatkan frekuensi dan kualitas kegiatan keilmuan yang
mengarah pada penguasaan ilmu, teknologi, dan seni 9
Meningkatkan penguasaan bahasa asing bagi dosen dan mahasiswa, terutama bahasa Inggris, sebagai sarana menguasai
ilmu, teknologi dan seni 10
Meningkatkan pemanfaatan sumber belajar 11
Meningkatkan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
12 Meningkatkan pengelolaan lembaga untuk mewujudkan lembaga
yang sehat, mandiri, dan memiliki daya saing yang tinggi 13
Menciptakan suasana kondusif di lembaga yang memungkinkan lahirnya suasana kerja yang nyaman, saling asah, asih, dan asuh
dan terhindarkan suasana kerja yang tidak sehat 14
Menciptakan situasi yang melahirkan perasaan ikut memiliki lembaga
15 Meningkatkan peran kehumasan untuk mensosialisasikan program
dan kegiatan lembaga kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait 16
Meningkatkan pengelolaan lembaga yang mengarah pada persaingan yang sehat antar civitas akademika
17 Melakukan berbagai upaya untuk mempercepat masa studi
mahasiswa 18
Melakukan inovasi-inovasi untuk mempertajam keunggulan internal dalam rangka menghadapi persaingan global
19 Menyelenggarakan pendidikan secara transparan dan akuntabel.
B. Kerangka Pemikiran
Peran pemimpin dalam sebuah organisasi tentu sangat penting artinya. Karena pemimpin adalah motor penggerak dari semua elemen yang
ada pada sebuah organisasi. Usaha untuk mencapai tujuan organisasi harus dicapai dengan adanya seorang pemimpin, akan tetapi sejalan dengan
pelaksanaan aktivitas organisasi tentu terjadi banyak perubahan baik dari dalam maupun luar organisasi, sehingga dibutuhkan seorang pemimpin yang
sejak awal mampu memprediksi perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kemudian prediksinya itu dituangkan dalam sebuah visi
organisasi yang
telah dirancang
bersama seluruh
anggota dan
diimplementasikan pada pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana. Pemimpin dituntut untuk mampu memberi arti terhadap kerja yang dilakukan