Equity Ratio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
100 x
Ekuitas Total
Kewajiban Total
DER =
Debt to Equity Ratio untuk setiap perusahaan tentu berbeda-beda, tergantung karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya. Perusahaan dengan
arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio yang lebih tinggi dari rasio kas yang kurang stabil.
2.1.7 Efisiensi
Pada penelitian ini untuk mengukur efisiensi bank digunakan rasio keuangan Operation Cost Ratio.
- Operation Cost Ratio OCR
Menurut Dendawijaya 2005 Operation Cost Ratio digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya. Operation Cost Ratio atau rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan.
Operation Cost Ratio OCR adalah perbandingan antara biaya
operasional dengan pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah OCR berarti semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya,
dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
100 l
Operasiona Pendapatan
l Operasiona
Biaya OCR
× =
Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah
penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya.
2.1.8 Pertumbuhan Laba
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya- biayanya dalam jangka waktu periode tertentu. Laba sering digunakan sebagai
suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan dividen, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi. Laba merupakan elemen yang paling
menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar
saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat
diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih. Pengukuran laba bukan saja
penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena
itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi,
Universitas Sumatera Utara
pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.
Menurut Harahap 2005:263 laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam
perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi
perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam
penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Chariri dan Ghozali 2003:214 menyebutkan bahwa laba memiliki
beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: a.
laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, b.
laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,
c. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman
khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan, d.
laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan
e. laba didasarkan pada prinsip penandingan matching antara pendapatan dan
biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Berdasarkan kajian diatas sangat penting untuk dilakukan analisis terhadap
laba. Analisis terhadap laba dapat dilakukan dengan cara melihat seberapa besar laba berubah dalam dua atau lebih periode. Dengan melakukan analisis terhadap
Universitas Sumatera Utara
laba maka akan diketahui apakah laba tersebut bertumbuh atau berkurang. Pertumbuhan laba adalah salah satu hal yang diharapkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Pertumbuhan laba menandakan bahwa kinerja perusahaan membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pertumbuhan laba
menandakan bahwa manajemen perusahaan mampu memaksimalkan lebih sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan atau manajemen perusahaan mampu
meminimalkan biaya yang dikeluarkan dalam mengoperasikan sumber daya yang ada. Dengan mengindikasikan ’X’ sebagai laba satu tahun, dan ’n’ sebagai
periode dari suatu tahun, maka tingkat pertumbuhan laba dapat dihitung dengan rumus:
100
1
x X
X X
n n
n
−
+
Menurut Angkoso 2006 menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Besarnya perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan
pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi. 2.
Umur perusahaan. Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih
rendah. 3.
Tingkat leverage. Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat
mengurangi ketepatan pertumbuhan laba. 4.
Tingkat penjualan. Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga
pertumbuhan laba semakin tinggi. 5.
Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.
Menurut Angkoso 2006 ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis
Universitas Sumatera Utara
fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan
mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan
sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan risiko yang harus ditanggung. Analisis
fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data yang digunakan
adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat dianalisis. Dalam company analysis para
analis akan menganalisis laporan keuangan perusahaan, salah satunya dengan rasio keuangan. Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan
laba di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor fundamental yang mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan
kondisi keuangan yang tercermin melalui kinerja perusahaan. Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau
catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati
perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu