dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang
dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini terkait resiko apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat
mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena hilangnya
kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80 dan maksimum 110.
Loan to deposit ratio merupakan perbandingan antara besarnya kredit yang diberikan oleh bank terhadap besarnya jumlah simpanan atau dana pihak
ketiga yang diperoleh suatu bank. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
100 x
Equity Deposit
Total Loans
Total LDR
+ =
2.1.6 Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan kewajiban. Artinya seberapa besar
beban kewajiban yang dapat ditangggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dapat dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.
Dengan melakukan analisis rasio solvabilitas perusahaan akan mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Setelah mengetahui rasio
Universitas Sumatera Utara
solvabilitas, manajer keuangan dapat mengambil tindakan atau kebijakan yang dianggap perlu guna menyeimbangkan penggunaan modal. Dari rasio solvabilitas
ini, kinerja manajemen selama ini akan terlihat apakah sesuai dengan tujuan perusahaan atau tidak. Kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka
panjang sebuah perusahaan yang dilikuidasi dapat ditutupi dengan penumpukan laba ditahan yang diperoleh perusahaan tersebut dari laba setiap tahunnya. Tingkat
solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio dan Debt to Equity Ratio.
- Capital Adequacy Ratio CAR
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia menetapkan
CAR yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari aktiva
tertimbang menurut resiko ATMR. ATMR adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot resiko aktiva tersebut.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No 1015PBI2008, kewajiban penyediaan modal minimum ini adalah sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
ATMR. Angka rasio CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah minimal 8, jika rasio CAR sebuah bank berada dibawah 8 berarti bank tersebut tidak
mampu menyerap kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan usaha bank, kemudian jika rasio CAR diatas 8 menunjukkan bahwa bank tersebut semakin
solvable. Dengan semakin meningkatnya tingkat solvabilitas bank, maka secara tidak langsung akan berpengaruh pada meningkatnya kinerja bank, karena
Universitas Sumatera Utara
kerugian-kerugian yang ditanggung bank dapat diserap oleh modal yang dimiliki bank tersebut.
Capital Adequacy Ratio CAR merupakan salah satu rasio perbankan yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan suatu bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan menghadapi kemungkinan resiko yang terjadi di dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.
Modal bukan saja sebagai salah satu sumber penting dalam memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal akan mempengaruhi keputusan-keputusan
manajemen dalam pencapaian laba dan kemungkinan timbulnya resiko. Kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka
pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian. Semakin tinggi nilai CAR suatu bank maka semakin besar daya tahan bank dalam menghadapi aset-aset
bank yang bermasalah. Secara sistematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut :
100 x
ATMR Pelengkap
Modal Inti
Modal CAR
+ =
Komponen modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti yang harus dipertahankan oleh bank terdiri dari modal disetor, agio
saham, modal sumbangan, cadangan umum, cadangan tujuan, saldo laba, laba tahun lalu, dan laba tahun berjalan. Sedangkan modal pelengkap yang dimaksud
terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman, serta pinjaman subordinasi. Fungsi dari modal
tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. sebagai ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian
yang tidak dapat terhindarkan 2.
sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan-kegiatan usahanya sampai batas-batas tertentu, karena sumber-sumber dana tertentu
dapat juga berasal dari penjualan aset-aset yang tidak terpakai, dan lain-lain 3.
sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh pemegang sahamnya
4. dengan modal yang mencukupi memungkinkan bagi manajemen bank yang
bersangkutan untuk bekerja dengan tingkat efisiensi yang tinggi seperti yang dikehendaki oleh pemilik modal pada bank tersebut.
- Debt to Equity Ratio DER
“
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai dari kewajiban”. Kasmir 2008:157. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan.
Dengan kata lain, rasio Debt to Equity Rasio berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Bagi bank, semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin
terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat
pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Debt to
Universitas Sumatera Utara
Equity Ratio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
100 x
Ekuitas Total
Kewajiban Total
DER =
Debt to Equity Ratio untuk setiap perusahaan tentu berbeda-beda, tergantung karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya. Perusahaan dengan
arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio yang lebih tinggi dari rasio kas yang kurang stabil.
2.1.7 Efisiensi