keterangan lebih lanjut, misalnya laporan perubahan modal kerja, laporan arus kas serta daftar lainnya.
Laporan keuangan bank dapat menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan diketahui bagaimana kondisi bank yang
sesungguhnya, kondisi yang dimaksud dapat berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama
periode tertentu, sehingga pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimiliki. Laporan keuangan bank
memuat informasi jumlah kekayaan dan jenis-jenis kekayaan oleh bank. Didalam laporan keuangan juga tergambar kewajiban jangkan pendek maupun jangka
panjang serta ekuitas yang dimilikinya, informasi ini dimuat dalam laporan keuangan yang disebut neraca. Laporan keuangan juga memberikan informasi
tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh bank dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut.
Informasi ini akan termuat dalam laporan laba rugi. Laporan keuangan bank juga memberikan gambaran tentang arus kas suatu bank yang tergambar dalam laporan
arus kas Kasmir, 2004:239.
2.1.3 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank melalui
Penilaian Kuantitatif dan atau Penilaian Kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas
terhadap risiko pasar. Sebagaimana layaknya manusia, di mana kesehatan
Universitas Sumatera Utara
merupakan hal yang paling penting di dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan kemampuan kerja dan kemampuan lainnya. Begitu pula
dengan perbankan harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank
tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat
memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Bank Indonesia Nomor 6102004 Tahun 2004 mengenai tingkat kesehatan perbankan adalah hasil penilai kuantitatif dan
atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar
CAMELS. Sementara untuk Kantor Cabang Bank Asing penilaian hanya dilakukan pada faktor Kualitas aset dan manajemen. Menurut Siamat 2005:208
Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. Sedangkan penilaian kualitatif berkaitan
dengan penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil penelitian kuantitatif, penerapan manajemen resiko, dan kepatuhan bank.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor : 610PBI2004 pasal 3, Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Permodalan capital
Penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai berikut : a.
kecukupan, komposisi, dan proyeksi trend ke depan permodalan serta kemampuan permodalan bank dalam mengcover aset
bermasalah b.
kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan bank untuk
mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan
permodalan bank.
2. Kualitas aset asset quality
Penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai berikut : a.
kualitas aset produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit, perkembangan aktiva produktif bermasalah, dan kecukupan
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP b.
kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang review internal, sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva
produktif bermasalah. 3.
Manajemen management Penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai berikut :
a. kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen resiko
b. kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen
kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. 4.
Rentabilitas earning Penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai berikut :
a. pencapaian Return On Assets ROA, Return On Equity ROE,
Net Interest Margin NIM, dan tingkat efisiensi bank b.
perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan
biaya, dan prospek laba operasional. 5.
Likuiditas liquidity Penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai berikut :
a. rasio aktivapasiva likuid, potensi maturity mismatch, kondisi Loan
to Deposit Ratio LDR, proyeksi cash flow, dan konsentrasi pendanaan
b. kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas assets and
liabilities ManagementALMA, akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas pendanaan.
6. Sensitivitas terhadap risiko pasar sensitivity to market risk
Penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah sebagai berikut : a.
kemampuan modal bank dalam mengcover potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi adverse movement suku bunga dan nilai
tukar b.
kecukupan penerapan manajemen risiko pasar.
Universitas Sumatera Utara
Hasil dari perhitungan faktor-faktor CAMELS tersebut ditetapkan dalam takaran peringkat komposit. Peringkat komposit adalah peringkat akhir hasil
penilaian tingkat kesehatan bank.peringkat komposit tingkat kesehatan bank ditetapkan berdasarkan analisis secara komprehensif dan terstruktur terhadap
peringkat setiap faktor dengan memperhatikan materialitas dan signifikansi masing-masing faktor. Menurut Siamat 2005:217, “peringkat komposit adalah
peringkat akhir hasil penilaian tingkat kesehatan bank. Penentuan peringkat komposit ini dilakukan dengan menetapkan peringkat setiap komponen
berdasarkan perhitungan dan analisis”. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 131Pbi2011 Tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum pasal 9, peringkat komposit di bagi ke dalam lima kategori:
1. Peringkat Komposit 1 PK-1, mencerminkan kondisi Bank yang secara
umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal
lainnya.
2. Peringkat Komposit 2 PK-2, mencerminkan kondisi Bank yang secara
umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.
3. Peringkat Komposit 3 PK-3, mencerminkan kondisi Bank yang secara
umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal
lainnya.
4. Peringkat Komposit 4 PK-4, mencerminkan kondisi Bank yang secara
umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal
lainnya.
5. Peringkat Komposit 5 PK-5, mencerminkan kondisi Bank yang secara
umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal
lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Pengertian Rasio Keuangan