Jenis Data Metode Pengumpulan Data Kesimpulan

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh banyaknya sampel yaitu 26 perusahaan perbankan yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini. Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian No Kode Nama Emiten Tanggal Listing 1 AGRO Bank Agroniaga Tbk. 08 Agustus 2003 2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk. 04 Oktober 2007 3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk. 08 Januari 2008 4 BBCA Bank Central Asia Tbk. 31 Mei 2000 5 BBKP Bank Bukopin Tbk. 10 Juli 2006 6 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 25 November 1996 7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10 Januari 2001 8 BBRI Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk 10 November 2003 9 BBTN Bank Tabungan Negara Persero Tbk 17 Desember 2009 10 BCIC Bank Mutiara Tbk 25 Juni 1997 11 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan 08 Juli 2009 12 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk Tbk 21 November 2002 13 BMRI Bank Mandiri Persero Tbk 14 Juli 2003 14 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 31 Desember 2009 15 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk Tbk 29 November 1989 16 BNLI Bank Permata Tbk 15 Januari 1990 17 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 01 Mei 2002 18 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12 Maret 2008 19 BVIC Bank Victoria International Tbk 30 Juni 1999 20 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 29 Agustus 1990 21 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 29 Agustus 1997 22 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 03 Juli 2007 23 MEGA Bank Mega Tbk 17 April 2000 24 NISP Bank OCBC NISP Tbk Tbk 20 Oktober 1994 25 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29 Desember 1982 26 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 15 Desember 2006

3.5 Jenis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Indriantoro dan Supomo 2002:147, “Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain”. Data sekunder umumnya berupa bukti, Universitas Sumatera Utara catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Penelitian ini menggunakan kombinasi antara data time series dan cross section atau sering disebut dengan pooling data. Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan.Sementara itu, data cross section atau sering disebut data satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari data–data yang ada dalam objek penelitian. Data penelitian ini diperoleh dari internet melalui situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id berupa laporan keuangan yang telah diaudit dan dipublikasikan per 31 Desember selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. 3.7 Teknik Analisis 3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik Peneliti menggunakan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk menentukan apakah distribusi data normal, sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian tersebut meliputi : Universitas Sumatera Utara a. Pengujian Normalitas Data Menurut Ghozali 2005:110, “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Jika nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Menurut Ghozali 2005:110, ”cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah : 1 jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, 2 jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. ”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S”, yang dijelaskan oleh Ghozali 2005:115. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis : Ho : data residual berdistribusi normal Ha : data residual tidak berdistribusi normal Signifikansi 0,05 dengan α = 5 berarti distribusi data normal dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti distribusi data tidak normal Universitas Sumatera Utara dan Ha diterima. Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto 2004:172, yaitu : 1 dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu : Logaritma Natural, akar kuadrat, atau Logaritma 10. 2 lakukan trimming, yaitu memangkas observasi yang bersifat outlier, 3 lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliers menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal. b. Uji Multikolinieritas Menurut Erlina dan Mulyani 2008:105, “Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen”. Salah satu cara untuk mendeteksi multikolonirietas menurut Ghozali 2005:91 dapat dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2 variance inflation factor VIF. Nilai cut off yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Jika nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10 maka mengindikasikan terjadi multikolinieritas. c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Erlina 2008:107, ”uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain”. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika varians berbeda disebut Universitas Sumatera Utara heterokedastisitas. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain : 1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, 2 jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali 2005:95, “Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya”. Pada penelitian ini, autokorelasi diuji dengan menggunakan uji Durbin–Watson DW test. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu : 1 angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2 angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Universitas Sumatera Utara

3.7.2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode analisis regresi linear berganda. Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Dimana: Y = Variable dependen Pertumbuhan Laba = Laba a = Konstanta X 1 = Variabel independen 1 LDR X 2 = Variabel independen 2 CAR X 3 = Variabel independen 3 DER X 4 = Variabel independen 4 OCR b 1, b 2, b 3, b 4 = Koefisien regresi LDR, CAR, DER, OCR e = Tingkat error a. Uji Parsial t-test Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : Ho : b 1 ,b 2 ,b 3 ,b 4 = 0, artinya Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Operation Cost Ratio secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Universitas Sumatera Utara Ha : b 1 ,b 2 ,b 3 ,b 4 ≠ 0 , artinya Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Operation Cost Ratio secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian pada α = 5. Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika t hitung t tabel Ha diterima jika t hitung t tabel b. Uji Simultan F-test Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel–variabel independen secara bersama–sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian simultan ini menggunakan uji F, yaitu dengan membandingkan antara nilai signifikansi F dengan nilai signifikansi yang digunakan yaitu 0,05. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : Ho : b 1 = b 2 = b 3 = b 45 = b 5 = 0, artinya Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Operation Cost Ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama–sama terhadap pertumbuhan laba Ha : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ b 5 ≠ 0, artinya Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Operation Cost Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama–sama terhadap pertumbuhan laba Universitas Sumatera Utara Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji – F dengan tingkat pengujian pada α = 5. Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika Fhitung Ftabel Ha diterima jika Fhitung Ftabel Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah data yang digunakan sudah memenuhi kriteria data yang baik.

4.1.1 Pengujian Normalitas Data

Data yang baik adalah data yang distribusinya normal. Dengan dilakukannya pengujian normalitas data, dapat diketahui apakah distribusi data- data yang digunakan sudah mengikuti atau mendekati distribusi normal. Gambar 4.1 Pengujian Normalitas dengan Histogram Sumber : Hasil olah data statistik oleh peneliti, 2012 Untuk mengetahui apakah data sudah berdistribusi normal, langkah pertama adalah dengan melihat grafik histogram. Dengan melihat grafik histogram diatas dapat kita katakan bahwa data terdistribusi dengan normal. Universitas Sumatera Utara Karena pada grafik diatas, garis distribusi datanya berada ditengah, tidak menceng ke kiri atau pun menceng ke kanan. Langkah kedua untuk melihat distribusi data adalah dengan menggunakan analisis grafik adalah dengan melihat grafik P-P plot. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan P-Plot Sumber : Hasil olah data statistik oleh peneliti, 2012 Berdasarkan grafik P-P plot diatas, dapat kembali dikatakan bahwa data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini memiliki distribusi data yang normal. Universitas Sumatera Utara Karena dapat dilihat pada grafik diatas data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka perlu juga di lakukan pengujian statistik. Pengujian statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis : H : data residual berdistribusi normal H a : data residual tidak berdistribusi normal Signifikansi 0,05 dengan α = 5 berarti distribusi data normal dan H diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan H a diterima. Tabel 4.1 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 52 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,82417224 Most Extreme Differences Absolute ,182 Positive ,182 Negative -,130 Kolmogorov-Smirnov Z 1,315 Asymp. Sig. 2-tailed ,063 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil olah data statistik oleh peneliti, 2012 Berdasarkan tabel diatas, diketahui besar nya residual Kolmogorov- Smirnov K-S pada α = 5 adalah 0,063 Asymp. Sig. – 2-tailed. Dengan demikian H diterima yaitu distribusi data adalah normal. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uji normalitas yang sudah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa data yang digunakan peneliti pada penelitian ini sudah memenuhi persyaratan berdasarkan pengujian normalitas data. Dengan demikian pengujian asumsi klasik selanjutnya dapat dilakukan.

4.1.2 Uji Multikolinieritas

Pengujian Multikolinieritas sebagai bagian dari pengujian asumsi klasik adalah juga untuk melihat apakah data yang digunakan adalah data yang baik. Data yang baik seharusnya tidak ditemukan korelasi antar variabel atau korelasi antar variabel tidak terjadi. Dalam uji ini ada atau tidak nya korelasi antar varibel dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya 2 variance inflation factor VIF. Nilai cut off yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Jika nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10 maka mengindikasikan terjadi multikolinieritas. Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF Constant -,323 1,529 -,211 ,834 LDR ,268 ,977 ,036 ,275 ,785 ,961 1,041 CAR -8,544 3,670 -,395 -2,328 ,024 ,569 1,759 DER -,172 ,060 -,506 -2,881 ,006 ,531 1,883 OCR 4,540 1,511 ,402 3,005 ,004 ,915 1,093 a. Dependent Variable: P.Laba Sumber : Hasil olah data statistik oleh peneliti, 2012 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa semua data variabel tidak terkena multikolinearitas. Dengan demikian peneliti simpulkan bahwa data yang yang digunakan menurut uji multikolinearitas adalah data yang baik.

4.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah di dalam model regresi yang digunakan terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lainnya. Jika varians dari satu residual pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain adalah berbeda maka dapat dikatakan bahwa model regresi mengalami heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk melihat apakah dalam suatu model regresi terjadi heteroskedastisitas adalah dengan memakai grafik scatterplot. Dengan melihat persebaran titik-titik dalam grafik scatterplot kita dapat menentukan apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain : jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Uji Normalitas dengan Scatterplot Sumber : Hasil olah data statistik oleh peneliti, 2012 Dengan melihat grafik scatterplot diatas dapat kita lihat bahwa titik- titiknya tidak membentuk suatu pola tertentu serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 baik pada sumbu Y maupun sumbu X, memperlihatkan bahwa model regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah homoskedastisitas. Dengan demikian data yang peneliti gunakan telah memenuhi syarat uji asumsi klasik karena terbebas dari kasus heteroskedastisitas.

4.1.4 Uji Autokorelasi

Hal terakhir untuk memenuhi syarat data yang baik adalah tidak terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk memenuhi syarat ini harus dilakukan uji autokorelasi yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Universitas Sumatera Utara Metode untuk mendeteksi autokorelasi ada beberapa cara. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji Durbin–Watson DW test. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu : 4 angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 5 angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 6 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.3 Uji Durbin–Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,480 a ,230 ,165 ,85853 1,463 a. Predictors: Constant, OCR, CAR, LDR, DER b. Dependent Variable: P.Laba Sumber : Hasil olah data statistik oleh peneliti, 2012 Dari tabel diatas peneliti mendapatkan nilai Durbin-Watson adalah 1,463. Nilai tersebut berada antara -2 sampai +2. Hal ini menyatakan bahwa data yang digunakan pada penelitian ini tidak mengalami autokorelasi. Berdasarkan semua uji diatas, data yang dipakai peneliti, telah memenuhi syarat uji asumsi klasik sebagai data yang baik. Syarat tersebut adalah distribusi data normal, tidak mengalami multikolinearitas, terbebas dari kasus heteroskedastisitas dan tidak ditemukan autokorelasi. Dengan demikian pengujian hipotesis dapat dilakukan. Universitas Sumatera Utara

4.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah: H 1 : Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba. H 2 : Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba. H 3 : Debt to Equity Ratio DER berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba. H 4 : Operation Cost Ratio OCR berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba. H 5 : Loan to Deposit Ratio LDR, Capital Adequacy Ratio CAR, Debt to Equity Ratio DER, dan Operation Cost Ratio OCR berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba. Untuk menguji hipotesis H 1 , H 2 , H 3 , H 4 dan H 5 metode yang digunakan adalah uji T dan uji F. Dari H 1 sampai dengan H 4 digunakan uji T, sedangkan untuk H 5 digunakan uji F.

4.2.1 Uji T Parsial

Dengan melakukan pengolahan data menggunakan IBM SPSS versi 19, peneliti mendapatkan hasil berupa tabel 4.4, yang dapat dilihat dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Uji T Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -,323 1,529 -,211 ,834 LDR ,268 ,977 ,036 ,275 ,785 CAR -8,544 3,670 -,395 -2,328 ,024 DER -,172 ,060 -,506 -2,881 ,006 OCR 4,540 1,511 ,402 3,005 ,004 a. Dependent Variable: P.Laba Sumber : Hasil olah data statistik oleh peneliti, 2012 Berdasarkan hasil output diatas maka rumus persamaan regresi pada penelitian ini adalah : Y = -0,323 + 0,268 LDR – 8,544 CAR – 1,72 DER + 4,54 OCR + ε Pengaruh Loan to Deposit Ratio LDR secara parsial terhadap Pertumbuhan Laba diuji dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: H : LDR = 0, artinya variabel Loan to Deposit Ratio LDR tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. H a : LDR ≠ 0, artinya variabel Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Kriteria: H diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0,05 H a diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0,05 Berdasarkan nilai signifikasinya 0,785 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H a ditolak. Artinya, variabel Loan to Deposit Ratio LDR secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. Universitas Sumatera Utara Pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR secara parsial terhadap Pertumbuhan Laba diuji dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: H : CAR = 0, artinya variabel Capital Adequacy Ratio CAR tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. H a : CAR ≠ 0, artinya variabel Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Kriteria : H diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0,05 H a diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0,05 Dari tabel diketahui nilai signifikansi dari variabel CAR adalah 0,024 dimana nilai variabel tersebut lebih kecil dari pada nilai signifikansi tabel sebesar 0,05 0,024 0,05. Dengan demikian H ditolak dan H a diterima, artinya variabel Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pertumbuhan Laba. Berdasarkan koefisien sebesar -8,544 dapat dikatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan dari variabel CAR maka pertumbuhan laba akan berkurang sebesar 8,544 satuan. Pengaruh Debt to Equity Ratio DER secara parsial terhadap Pertumbuhan Laba Laba diuji dengan menggunakan hipotesis berikut: H0 : DER = 0, artinya variabel Debt to Equity Ratio DER tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. Ha : DER ≠ 0, artinya variabel Debt to Equity Ratio DER berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Universitas Sumatera Utara Kriteria: H diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0,05 H a diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0,05 Diketahui signifikansi hitung adalah 0,006 lebih kecil dari pada signifikansi tabel sebesar 0,05 , oleh karena itu H a diterima. Dengan koefisien sebesar -0,172 dan H a diterima maka variabel Debt to Equity Ratio DER secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba dan setiap pertumbuhan variabel DER sebesar 1 satuan maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar 0,172 satuan. Pengaruh Operating Cost Ratio OCR secara parsial terhadap Pertumbuhan Laba diuji dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: H : OCR = 0, artinya variabel Operating Cost Ratio OCR tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. H a : OCR ≠ 0, artinya variabel Operating Cost Ratio OCR berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Kriteria : H diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0,05 H a diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0,05 Besarnya signifikansi hitung dari variabel OCR adalah sebesar 0,004 lebih kecil dari besarnya signifikansi tabel sebesar 0,05. Ini berarti H a diterima dan H ditolak. Dengan demikian variabel Operating Cost Ratio OCR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Besarnya koefisien OCR Universitas Sumatera Utara sebesar 4,54 menjelaskan bahwa setiap penambahan 1 satuan OCR maka pertumbuhan laba akan meningkat sebesar 4,54 satuan.

4.2.2 Uji F Simultan

Untuk melihat apakah variabel LDR, CAR, DER dan OCR berpengaruh secara serempak simultan terhadap pertumbuhan laba maka dilakukanlah uji F. Dengan mengunakan IBM SPSS versi 19 dalam pengolahan data, peneliti mendapatkan output data berupa tabel di bawah ini. Tabel 4.5 Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 10,352 4 2,588 3,511 ,014 a Residual 34,642 47 ,737 Total 44,994 51 a. Predictors: Constant, OCR, CAR, LDR, DER b. Dependent Variable: P.Laba Sumber : Hasil olah data statistik oleh peneliti, 2012 Hipotesis pengaruh yang digunakan dalam pengujian secara simultan adalah sebagai berikut: H : b 1 = b 2 = b 3 = b 45 = b 5 = 0, artinya Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Operation Cost Ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama–sama terhadap pertumbuhan laba H a : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ b 5 ≠ 0, artinya Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Operation Cost Ratio Universitas Sumatera Utara mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama–sama terhadap pertumbuhan laba Kriteria : H diterima jika f hitung f tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0,05 H a diterima jika f hitung f tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0,05 Tabel 4.5 mengungkapkan bahwa tingkat signifikansi itung pada α = 5 adalah sebesar 0,014 lebih kecil dari signifikansi tabel sebesar 0,05. Hal ini menyatakan bahwa H a diterima dan H ditolak. Dengan demikian variabel Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Operation Cost Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama–sama atau simultan terhadap variabel pertumbuhan laba. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Terhadap Pertumbuhan Laba” terhadap 26 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia, dengan variabel uji likuiditas adalah Loan to Deposit Ratio, variabel uji solvabiltas adalah Capital Adequacy Ratio dan Debt to Equity Ratio, variabel uji efisiensi adalah Operation Cost Ratio maka peneliti meyimpulkan bahwa: 1. Loan to Deposit Ratio LDR selama periode tahun 2009 sampai 2011 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Hal ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rikky 2009 dan Jefry 2009 yang juga menyatakan LDR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. 2. Capital Adequacy Ratio CAR selama periode tahun 2009 sampai 2011 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rikky 2009 dan Jefry 2009 yang menemukan bahwa CAR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. 3. Debt to Equity Ratio DER secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba selama periode tahun 2009 sampai 2011. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian terdahulu yang Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh Jefry 2009 yang mengatakan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 4. Operating Cost Ratio OCR selama periode tahun 2009 sampai 2011 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jefry 2009 yang menyimpulkan bahwa Operation Cost Ratio pada penelitianya tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dikarenakan Operation Cost Ratio lebih memprediksikan laba perusahaan dalam satu periode dan bukan pertumbuhan laba perusahaan. 5. Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Operation Cost Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama–sama atau simultan terhadap variabel pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia selama periode tahun 2009 sampai 2011. Hasil penelitian ini bertolakbelakang dengan hasil penelitian yang telah dikemukan terlebih dahulu oleh Jefry 2009 dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio CAR, Debt to Equity Ratio DER, Operation Cost Ratio OCR, dan Loan to Deposit Ratio LDR secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Universitas Sumatera Utara

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 45 84

Analisis Pengaruh Kinerja Bank dan Efisiensi Operasional terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 59 112

Pengaruh Tingkat Solvabilitas, Rentabilitas dan Likuiditas Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 37 90

Analisis Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas Dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Dalam LQ45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 34 114

Analisis Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur dalam LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 29 7

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Dan Profitabilitas) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Syariah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2015

0 3 83

Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11