Geologi dan Tanah Iklim dan Intensitas Hujan

16 Keadaan topografi areal IUPHHK PT. DRT terdiri dari dataran rendah pantai dan dataran dengan ketinggian 2 –8 m dpl yang pada umumnya merupakan daerah lahan basah tergenang air rawa. Tinggi genangan air bervariasi tergantung pada musim, tinggi pasang air laut dan curah hujan.

4.1.3 Geologi dan Tanah

Berdasarkan peta satuan lahan dan tanah PPT dan Agroklimat, Bogor 1990 lembar Dumai dan Bagan Siapiapi 0817 dan 0818 formasi geologi areal hutan IUPHHK PT. DRT terdiri dari sedimen aluvium tersier dan kuarter. Formasi tersier menempati daerah antiklinarium yang ditempati daerah telisa Tmt. Formasi telisa dicirikan oleh batu-batu lumpur kelabu bergamping dengan sedikit sisipan batu gamping dan busa gamping. Kandungan deposit bahan tambang di areal kerja IUPHHK PT. DRT sampai saat ini belum diketahui. Formasi kuarter ditempati formasi endapan permukaan muda Ph dan endapan permukaan tua Qp. Endapan permukaan tua merupakan daerah basah basin dan daerah kering 9. Endapan permukaan muda didominasi oleh bahan organik berupa kubah gambut dan hanya sebagian kecil terbentuk dari lempung yang membentuk aluvial sungai.

4.1.4 Iklim dan Intensitas Hujan

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson 1951 areal kerja IUPHHK PT. DRT termasuk ke dalam tipe A dengan nilai Q = 10,1. Curah hujan per tahun 2.358 mm, sedangkan curah hujan bulanan rata-rata berkisar 51,32 – 301,66 mmbln, curah hujan tertinggi jatuh pada bulan November 301,66 mm dan Desember 253,40 mm. Curah hujan terendah jatuh pada bulan Maret 51,33 mm dan Juli 73,80 mm. Rata-rata hari hujan adalah 12 haribulan, hari hujan tertinggi jatuh pada bulan November 14 haribulan dan terendah pada bulan Februari 3,3 haribulan. Suhu udara rata-rata di areal kerja IUPHHK PT. DRT hampir merata sepanjang tahun yaitu berkisar antara 25 o –27 o C. Demikian juga kelembaban nisbi 17 bulannya yaitu antara 79 –90. Rata-rata kecepatan angin berkisar antara 8–21 kmjam. Belum pernah dilaporkan adanya angin puting beliung. Arah angin yang umum yaitu timur laut Desember sampai dengan Maret, tenggara April, Mei, Juli, September, selatan Juni, Agustus, barat laut November dan barat daya Oktober. Pada umumnya, presipitasi mencukupi dan tersebar dengan baik guna mengurangi resiko kebakaran hutan. Namun demikian, iklim yang luar biasa dapat terjadi berkaitan dengan el nino yang menyebabkan musim kemarau panjang sehingga meningkatkan resiko kebakaran hutan dari aktifitas kerja masyarakat lokal sekitar batas hutan. PT. DRT telah memiliki prosedur pencegahan kebakaran dan pemadamannya yang terdapat dalam SOP-4PH-09.

4.1.5 Tipe Hutan dan Penutupan Vegetasi