6. Tahap pengolahan data
Setelah skala terkumpul, maka data hasil penelitian dari skor skala semangat kerja dan skala persepsi terhadap rotasi kerja kemudian diolah dan dianalisis
dengan bantuan komputer program SPSS for windows 17.0 version.
H. METODE ANALISA DATA
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa statistik karena statistik dapat menunjukkan kesimpulan generalisasi penelitian.
Pertimbangan lain adalah statistik dapat bekerja dengan angka, bersifat objektif dan bersifat universal Hadi, 2000.
Sebelum melakukan analisa data, penulis terlebih dahulu melakukan uji asumsi penelitian, yaitu Hadi, 2000 :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip-prinsip distribusi normal
agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Data
dikatakan terdistribusi normal jika nilai p 0,05. 2.
Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data distribusi penelitian,
yaitu antara variabel bebas dan variabel tergantung memiliki hubungan linier. Asumsi ini menyatakan abhwa hubungan antara variabel yang akan dianalisis
itu mengikuti garis lurus. Dengan demikian, peningkatan atau penurunan
kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas variabel lainnya. Uji linieritas dilakukan dengan
menggunakan analisis statistik uji Anova. Data penelitian dikatakan berkorelasi secara linear apabila p 0.05 untuk linierity dan p 0,05 untuk
deviation from linierity.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi pearson product moment. Menurut Hadi 2000 korelasi pearson product moment
dipakai untuk melukiskan hubungan antara dua gejala dengan skala interval. Seluruh pengolahan data penelitian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan
komputer program SPSS for windows 17.0 version.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek
penelitian, hasil utama dan hasil tambahan.
A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di kantor pusat PT. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru dan telah mengalami rotasi kerja maksimal
dalam 3 tiga tahun terakhir. Jumlah subjek penelitian adalah 80 orang dan diperoleh gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin, dan usia.
1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian, maka penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Persentase Laki-Laki
60 75
Perempuan 20
25 Total
80 100
Berdasarkan tabel 7, diperoleh gambaran bahwa subjek berjenis kelamin laki-laki sebanyak 60 orang 75 sedangkan subjek berjenis kelamin perempuan
sebanyak 20 orang 25.
2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Pengelompokan subjek berdasarkan usia dilakukan berdasarkan teori Super 1984 tentang perkembangan karier manusia. Pengelompokkan subjek
berdasarkan usia ini terdiri atas 2 kategori, yaitu : fase pemantaban establishment, antara usia 25-44 tahun, dan fase kemandirian maintenance,
antara usia 45-64 tahun, dengan gambaran penyebaran subjek seperti yang terlihat pada tabel 8 berikut ini.
Tabel 8. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
Persentase 25 – 44 tahun
56 70
45 – 64 tahun 24
30 Total
80 100
Berdasarkan tabel 8, jumlah subjek yang berusia 25-44 tahun lebih banyak dibandingkan dengan subjek yang berusia 45–64 tahun. Subjek yang berusia 25-
44 tahun berjumlah 56 orang 70 sedangkan subjek yang berusia 45-64 tahun berjumlah 24 orang 30.
B. HASIL PENELITIAN
Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian meliputi uji asumsi normalitas, linearitas, dan hasil utama yang telah diolah menggunakan aplikasi
SPSS for windows 17.0 version.
1. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik statistik uji one sample kolmogorov-smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu jika p 0.05 maka
sebaran data normal, sedangkan jika p 0.05 maka sebaran tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas
Variabel Z
p Keterangan
Persepsi terhadap rotasi kerja 1.067
0.205 Normal
Semangat kerja 0.819
0.514 Normal
Sebaran untuk skala semangat kerja diperoleh Z = 0.819 dengan p = 0.514, menunjukkan sebaran normal. Sebaran untuk skala persepsi terhadap rotasi kerja
diperoleh Z = 1.067 dengan p = 0.205 menunjukkan sebaran normal.
2. Uji Linieritas Hubungan
Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan test for linearity, yang menunjukkan bahwa data variabel bebas persepsi terhadap rotasi kerja
berkorelasi secara linier terhadap data variabel tergantung semangat kerja. Data penelitian dikatakan berkorelasi secara linear apabila p 0.05 untuk linierity dan
p 0,05 untuk deviation from linearity. Hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel 10 berikut.
Tabel 10. Hasil uji linieritas
Variabel Linearity
Deviation from linearity
Keterangan Persepsi terhadap
rotasi kerja Semangat kerja
0.000 0.052
Hubungan linear
Berdasarkan tabel 10 diatas diperoleh bahwa nilai p = 0.000. Hasil ini menunjukkan nilai p 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang linear antara
persepsi terhadap rotasi kerja dengan semangat kerja. Sesuai dengan hasil diatas, diperoleh bahwa penelitian ini terdistribusi
normal dan linear, sehingga dapat dilakukan pengolahan data dengan menggunakan statistik parametrik. Metode analisis data yang digunakan untuk
pengujian hipotesa dalam penelitian ini akan menggunakan korelasi pearson product moment.
3. Hasil Utama Penelitian
a. Hasil Perhitungan Korelasi Persepsi terhadap Rotasi Kerja dengan
Semangat Kerja
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan persepsi terhadap rotasi kerja dengan semangat kerja, serta kajian teoritis yang telah
dilakukan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ”Ada hubungan positif antara persepsi terhadap rotasi kerja dengan semangat kerja karyawan”. Hasil
pengujian statistik yang telah dilakukan menggunakan uji pearson correlation dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows 17.0 version,
didapat koefisien korelasi r sebesar 0.649 dan p = 0.000 untuk korelasi antara
persepsi terhadap rotasi kerja dengan semangat kerja. Sesuai dengan formula interpretasi harga r yang digunakan menurut Hadi 2000, hal ini menunjukkan
bahwa persepsi terhadap rotasi kerja memiliki korelasi yang cukup dengan
semangat kerja. Perhitungan koefisien korelasi di atas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Korelasi Antara Persepsi terhadap Rotasi Kerja dengan Semangat Kerja pada Karyawan PT. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru
Persepsi terhadap rotasi kerja
Semangat kerja Persepsi terhadap
rotasi kerja Pearson Correlation
1 .649
Sig. 1-tailed .000
N 80
80 Semangat kerja
Pearson Correlation .649
1 Sig. 1-tailed
.000 N
80 80
. Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. Nilai r
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh model korelasi sesuai dengan data, dimana dari hasil penelitian diperoleh r
2
= 0.421. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan persepsi terhadap rotasi kerja dengan semangat
kerja adalah sebesar 42,1. Artinya, persepsi terhadap rotasi kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 42,1, sedangkan sisanya yang sebesar 57,9
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
b. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik
1 Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Persepsi terhadap Rotasi Kerja
Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi terhadap rotasi kerja dari subjek penelitian, untuk itu peneliti
menggunakan alat penelitian berupa skala persepsi terhadap rotasi kerja.
Setelah dilakukan uji reliabilitas didapat 20 item utama yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisa menjadi data penelitian dengan rentang 1-5
sehingga dihasilkan total skor minimum sebesar 20 dan skor maksimun sebesar 100.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh total skor maksimum 99 dan skor minimum 56. Hasil perhitungan rata-rata empirik dan rata-rata hipotetik persepsi
terhadap rotasi kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Persepsi terhadap Rotasi Kerja
Variabel Skor Empirik
Skor Hipotetik Min
Max Mean
SD Min
Max Mean
SD Persepsi
terhadap rotasi kerja
56 99
77.34 8.418
20 100
60 13.33
Berdasarkan tabel 12 diperoleh mean empirik untuk skala persepsi terhadap rotasi kerja sebesar 77.34 dengan SD empirik sebesar 8.418, sedangkan
untuk mean hipotetiknya sebesar 60 dengan SD hipotetiknya sebesar 13.33. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan
bahwa mean empirik lebih besar dari mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa persepsi terhadap rotasi kerja subjek penelitian lebih positif dibandingkan dengan
populasi yang diasumsikan.
2 Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Semangat Kerja
Salah satu tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai semangat kerja yang dimiliki oleh subjek penelitian, untuk itu
peneliti menggunakan alat penelitian berupa skala semangat kerja.
Setelah dilakukan uji reliabilitas didapat 30 item utama yang memenuhi persyaratan untuk dianalisa menjadi data penelitian dengan rentang 1-5 sehingga
dihasilkan total skor minimum sebesar 30 dan skor maksimun sebesar 150. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh total skor maksimum 144 dan skor
minimum 83. Hasil perhitungan rata-rata empirik dan rata-rata semangat kerja dapat dilihat pada tabel :
Tabel 13. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Semangat Kerja
Variabel Skor Empirik
Skor Hipotetik Min
Max Mean
SD Min
Max Mean
SD Semangat
kerja 83
144 119.84 11.254
30 150
90 20
Berdasarkan tabel 13 diatas, diperoleh mean empirik untuk skala semangat kerja sebesar 119.84 dengan SD empirik sebesar 11.254, sedangkan untuk mean
hipotetiknya sebesar 90 dengan SD hipotetiknya sebesar 20. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean
empirik lebih besar dari mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa semangat kerja subjek penelitian lebih tinggi dari populasi yang diasumsikan.
c. Kategorisasi Data Penelitian
1 Kategorisasi Persepsi terhadap Rotasi Kerja
Peneliti mengkategorisasikan persepsi terhadap rotasi kerja pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru dalam tingkatan-tingkatan yang disusun
menurut norma tertentu. Subjek dikategorikan menjadi dua kategori yaitu persepsi positif dan negatif dengan mempertimbangkan standart eror of measurement
untuk mengatasi risiko pembagian persepsi terhadap rotasi kerja. Standart eror of measurement Se akan memberikan kecermatan hasil pengukuran.
Rumusan standar eror dalam pengukuran persepsi terhadap rotasi kerja Azwar, 2007 yaitu:
Se = Sx √1-rxx
Se = standar eror dalam pengukuran Sx = standar deviasi skor
Rxx = koefisien korelasi Berdasarkan pengolahan data persepsi terhadap rotasi kerja karyawan PT.
Perkebunan Nusantara V Pekanbaru dengan bantuan SPSS for windows 17.0 version diperoleh rxx = 0.913 dan Sx = 13.643 sehingga standar eror dalam
pengukuran ini adalah: Se = 13.643
√1-0.913 = 13.643 x 0.295
= 4.02 Mengetahui besarnya Se akan dapat mengestimasi fluktuasi skor skala
persepsi terhadap rotasi kerja, yaitu: X ± Z
α2 . Se Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95 berarti sama dengan taraf
signifikansi 5 atau α = 0,05 sehingga α2 = 0,025, maka diperoleh nilai Z
berdasarkan tabel distribusi normal yaitu: X ± 1,96 4,02
X ± 7,9
Maka X + 7,9 = 60 + 7,9 = 67,9 X – 7,9 = 60 – 7,9 = 52,1
Dari perhitungan di atas maka kategorisasi pengelompokan persepsi terhadap rotasi kerja pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru
dapat dilihat pada tabel 14 berikut:
Tabel 14. Kategorisasi Data Persepsi terhadap Rotasi Kerja
Variabel Kategori
Rentang Nilai Frekuensi
Persentase Persepsi
terhadap Rotasi Kerja
Positif X
≥ 67,9 69
86,25 Negatif
X ≤ 52,1
Tidak tergolongkan 52,1 X 67,9
11 13,75
Berdasarkan tabel 14 diatas, dapat diketahui sebanyak 86,25 69 orang subjek penelitian mempunyai persepsi terhadap rotasi kerja yang positif,
sebanyak, 13,75 11 orang subjek penelitian memiliki persepsi terhadap rotasi kerja yang termasuk dalam kategori tidak tergolongkan, dan tidak terdapat subjek
penelitian memiliki persepsi terhadap rotasi kerja yang negatif. Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian memiliki persepsi terhadap rotasi kerja yang
positif.
2 Kategorisasi Semangat Kerja
Peneliti mengkategorisasikan semangat kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru dalam tingkatan-tingkatan yang disusun menurut norma
tertentu. Subjek dikategorikan menjadi tiga kelompok dengan rumus Azwar, 2000:
Tinggi
= X ≥ Mean + 1 SD
Sedang
= Mean – 1 SD ≤ X Mean + 1 SD
Rendah = X Mean – 1 SD
Untuk kriteria variabel semangat kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru dengan jumlah frekuensi dan persentase dapat dilihat
pada tabel 15 berikut:
Tabel 15. Kategorisasi Data Semangat Kerja
Variabel Rentang Nilai
Kategori Frekuensi
Persentase Semangat
Kerja X
≥ 110 Tinggi
68 85
70 ≤ X 110
Sedang 12
15 X 70
Rendah Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 15 menunjukkan bahwa 68
orang 85 subjek penelitian memiliki semangat kerja yang tinggi, 12 orang 15 subjek penelitian memiliki semangat kerja sedang, dan tidak terdapat
subjek penelitian yang memiliki semangat kerja yang rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki semangat kerja yang
tinggi.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hasil pengujian korelasi antara persepsi terhadap rotasi kerja dengan semangat kerja menunjukkan nilai korelasi positif r sebesar 0.649 dengan p =
0.000 p0.05. Hasil pengujian ini mendukung hipotesa penelitian yang menyatakan adanya hubungan positif antara persepsi terhadap rotasi kerja dengan
semangat kerja pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru, yang berarti bahwa semakin positif persepsi terhadap rotasi kerja, maka semangat kerja
karyawan akan semakin tinggi. Demikan pula sebaliknya, semakin negatif persepsi terhadap rotasi kerja, maka semangat kerja akan semakin rendah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Huang 1999 bahwa karyawan yang mempunyai persepsi yang positif terhadap rotasi kerja, cenderung memiliki
kepuasan dan motivasi kerja yang tinggi untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Menurut Campion dan Stevens 1994 rotasi kerja merupakan suatu mekanisme yang bertujuan untuk mengurangi kejenuhan para karyawan serta
menjaga para karyawan agar tetap tertarik terhadap pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ortega 2001 yang menunjukkan
bahwa rotasi kerja terbukti efektif dalam meningkatkan produktifitas karyawan dalam hal mengurangi kejenuhan dan meningkatkan motivasi karyawan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Cheraskin dan Champion 1996 juga menunjukkan bahwa dengan dilaksanakannya rotasi kerja maka kepuasan kerja
serta motivasi kerja para karyawan dapat meningkat. Hasil kategorisasi persepsi terhadap rotasi kerja pada karyawan PT.
Perkebunan Nusantara V Pekanbaru menunjukkan bahwa sebanyak 69 karyawan 86,25 mempersepsikan rotasi kerja yang dilaksanakan perusahaan positif, dan
tidak ada karyawan yang mempersepsikan rotasi kerja yang dilaksanakan perusahaan negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum
karyawan mempersepsikan secara positif rotasi kerja yang dilaksanakan oleh perusahaan. Keadaan ini disebabkan karena karyawan menilai rotasi kerja yang
dilaksanakan untuk semua karyawan dan level pekerjaan efektif dalam
mengembangkan keahlian serta pengalaman yang diperlukan karyawan untuk setiap penempatan kerja.
Cosgel dan Miceli 1999 menyatakan bahwa terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan rotasi kerja, antara lain : mengurangi kejenuhan,
memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi, membantu perusahaan untuk mengisi kekosongan karyawan, serta meningkatkan motivasi dan semangat
kerja karyawan. Menurut Crossley 2006 semangat mengacu pada evaluasi sikap yang
berkaitan dengan pekerjaan seperti komitmen organisasi, loyalitas karyawan, keterlibatan pekerjaan, keterlibatan karyawan dan kesejahteraan karyawan.
Hasil kategorisasi data semangat kerja menunjukkan bahwa sebanyak 68 karyawan 85 memiliki semangat kerja tinggi, 12 karyawan 15 memiliki
semangat kerja sedang, dan tidak terdapat karyawan yang memiliki semangat kerja yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan PT.
Perkebunan Nusantara V memiliki semangat kerja yang tinggi. Semangat kerja yang tinggi merupakan hal yang penting karena karyawan yang memiliki
semangat kerja yang tinggi akan melakukan pekerjaan dengan penuh energi, antusias dan kemauan yang tinggi Carlaw, Deming dan Friedman, 2003.
Berdasarkan kriteria interpretasi harga r menurut Hadi 2000, maka dapat dikatakan bahwa hubungan persepsi terhadap rotasi kerja dengan semangat kerja
dalam penelitian ini tergolong cukup, dengan nilai r
2
= 0.421. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan persepsi terhadap rotasi kerja dengan semangat
kerja adalah sebesar 42,1. Artinya, persepsi terhadap rotasi kerja memberikan
sumbangan efektif sebesar 42,1, sedangkan sisanya yang sebesar 57,9 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Halsey 2003 menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan, yaitu : karyawan memiliki kesempatan untuk
mengembangkan pribadinya, karyawan merasa bahwa usaha yang dilakukannya dihargai, merasa bahwa pekerjaan yang dilakukan memiliki manfaat bagi dirinya
dan organisasi, menaati aturan, memiliki jaminan keamanan dan kepastian dalam pekerjaan, memiliki kesempatan untuk maju, menghormati atasannya, dan
menemukan pengalaman kemasyarakatan. Keterbatasan peneliti dalam mempertimbangkan faktor-faktor tersebut bisa saja menjadi hal-hal yang turut
mempengaruhi hasil dari penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN