Penentuan distribusi asam laurat pada posisi sn-2

heksan ditambahkan 500 mg Na 2 SO 4 Analisis sampel dilakukan sebanyak tiga kali lalu penentuan asam lemak secara kualitatif dilihat dari waktu tambatnya retention time yang dibandingkan dengan penginjeksian baku standar asam lemak pada kondisi yang sama dengan sampel sedangkan penentuan kuantitatif dihitung peak area dari salah satu asam lemak tersebut dibagi total peak area dikali 100 sehingga dapat diperoleh komposisi asam lemak pada sampel American Oil Chemists’ Society AOCS, 1997. anhidrat dan biarkan selama 15 menit. Fase cair bebas air diinjeksikan sebanyak 1 µL untuk dianalisis dengan menggunakan alat kromatografi gas. Bagan alir pembuatan metil ester asam lemak dan kondisi alat kromatografi gas dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2, halaman 30 dan 31.

3.4.3 Evaluasi Nilai Gizi

Rum us mencari nilai penyimpangan adalah jumlah nilai mutlak Δ dari selisih antara persentase setiap golongan asam lemak dengan nilai ideal 33,33. Δ = │33,33 - SFA│+│33,33 - MUFA │+│33,33 - PUFA│ Jika nilai Δ adalah 0 maka minyak tersebut bernilai gizi baik, makin besar penyimpangan makin jelek nilai gizinya Silalahi, dkk., 2011.

3.4.4 Penentuan distribusi asam laurat pada posisi sn-2

Dilakukan hidrolisis terhadap VCO dan PKO yaitu dengan cara 6 gram minyak ditimbang dalam erlenmeyer 125 ml. Tambahkan 10 ml aquades, 2,5 ml CaCl 2 0,063 M, 5ml larutan buffer tris-HCl, 100 mg lipase, lalu di inkubasi pada suhu 37 ± 0,5°C dengan variasi waktu inkubasi 8 jam dengan pengocokan yang dilakukan tiap selang 1 jam, selama 10 menit. Lalu diinaktifkan dengan etanol sebanyak 50 ml. Kemudian campuran dipindahkan ke corong pisah, dikocok dan diidamkan sampai terbentuk dua lapisan. Lapisan atas asam lemak diambil dan ditambahkan dengan etanol sebanyak 50 ml dan diambil lapisan atas. Lalu diuapkan diatas penagas air dalam cawan penguap yang sudah diketahui beratnya Satiawihardja, 2001. Bagan alir proses hidrolisis dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 32. Lapisan asam lemak hasil hidrolisis minyak dengan enzim lipase dilakukan preparasi yaitu ditimbang sebanyak 250 mg. Ditambahkan 6 ml BF 3 dan tutup rapat kembali tabung, lalu dipanaskan di dalam penangas air 100°C selama 5 menit.Kemudian didnginkan hingga suhu 30-40°C lalu ditambahkan 10 ml n-heksan dan dikocok kuat selama 30 detik. Ditambahkan 15 ml larutan NaCl jenuh sehingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan air dan lapisan n-heksan. Lapisan n-heksan yang terbentuk dipisahkan sehingga yang tersisa hanya lapisan air. Lapisan air diekstraksi kembali dengan 5 ml n-heksan. Lapisan n-heksan yang terbentuk diambil dan disatukandengan lapisan n-heksan yang pertama. Ekstrak n- heksan ditambahkan 500 mg Na 2 SO 4 Bobot asam Laurat pada sampel dapat ditentukan dengan rumus : anhidrat dan biarkan selama 15 menit. Fase cair bebas air diinjeksikan sebanyak 1 µL untuk dianalis dengan menggunakan alat kromatografi gas. Bagan alir pembuatan metil ester asam lemak dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 33. Hasil analisis Kromatografi Gas pada asam Laurat sebelum dan sesudah hidrolisis kemudian dikonversikan dalam satuan berat. Bobot pengurangan sebelum dan sesudah hidrolisis adalah bobot asam laurat pada posisi sn-2 American Oil Chemists’ Society AOCS, 1997. Bobot asam laurat mgmg sampel = Faktor koreksi × Luas area asam laurat Keterangan: Faktor koreksi : Hasil bagi berat asam laurat standar dengan luas area asam laurat standar.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sampel

VCO yang digunakan dalam penelitian ini adalah VCO yang di produksi oleh Noery ViCO Lhokseumawe dan PKO oleh PT.Multimas Nabati Asahan. VCO berwarna bening dan PKO berwarna kuning jernih.

4.2 Komposisi Asam Lemak pada VCO dan PKO

Metil ester asam lemak yang diperoleh dari esterifikasi minyak nabati kemudian dianalisis dengan alat Kromatografi Gas. Analisis metil ester asam lemak adalah berdasarkan waktu retensi metil ester asam lemak yang tertahan di dalam kolom. Waktu retensi metil ester asam lemak kromatogram standar dan sampel relatif sama, sehingga detektor dapat menganalisis puncak-puncak asam lemak pada sampel. Metil ester asam lemak jenuh yang lebih pendek dan asam lemak tak jenuh trans akan lebih mudah menguap dibandingkan metil ester asam lemak jenuh yang lebih panjang dan asam lemak tak jenuh cis lalu masuk ke detektor untuk dideteksi tinggi puncak asam lemaknya. Komposisi asam lemak dari VCO dan PKO dapat dilihat pada Tabel 4.1. Kromatogram metil ester asam lemak standar dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 34. Kromatogram metil ester asam lemak VCO dan PKO sebelum dihidrolisis dapat dilihat pada Lampiran 6-11, halaman 35-40. Pada VCO dan PKO, kandungan SFA tinggi yaitu asam laurat dengan kandungan SFA sehingga memadat dan memutih pada suhu 26°C dan kembali